GMF Aero Asia Bukukan Kenaikan Laba Bersih Jadi Rp321 M di 2023
Selasa, 02 April 2024 - 10:59 WIB
JAKARTA - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF Aero Asia (GMFI), anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang perawatan pesawat udara, mencatatkan pertumbuhan laba bersih menjadi USD 20,2 juta atau sekitar Rp 321 miliar di 2023. Angka ini melesat sekitar 461 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 3,6 juta.
Sementara, pendapatan perseroan selama 2023 mencapai USD 373,2 juta, tumbuh sebesar 56,9 persen dari tahun sebelumnya.
"Kami bersyukur atas capaian laba bersih yang baik ini, yang merupakan hasil dari upaya restrukturisasi yang kami terapkan. Hal ini menunjukkan keberhasilan kami dalam membawa Perseroan menuju perbaikan yang mendekati kondisi sebelum pandemi global," ujar Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi dalam keterangannya, Selasa (2/4/2024).
Baca Juga: Lebaran 2024, Garuda dan Citilink Ajukan 570 Penerbangan Tambahan
Dari segi arus kas, aktivitas operasi menjadi kontributor utama, dengan pekerjaan operasional yang terus menunjukkan peningkatan melalui berbagai proyek yang saat ini masih berjalan. Pada tahun 2023, segmen bisnis perawatan mesin pesawat menjadi kontributor terbesar pada pendapatan operasional, dengan total pendapatan sebesar USD 102 juta, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya senilai USD 24,3 juta.
Peningkatan ini sejalan dengan aktivitas reaktivasi engine Garuda Indonesia. Disusul dengan segmen pemeliharaan airframe yang mencatatkan pendapatan sebesar USD 83,7 juta, dan layanan komponen dengan total pendapatan USD 82,2 juta. Peningkatan ini sejalan dengan aktivitas reaktivasi engine Garuda Indonesia. Disusul dengan segmen pemeliharaan airframe yang mencatatkan pendapatan sebesar USD 83,7 juta, dan layanan komponen dengan total pendapatan USD 82,2 juta.
GMFI juga mengimplementasikan restrukturisasi utang dengan bank yang telah dilakukan sejak 2022 dan dilanjutkan hingga 2023. Beberapa bentuk restrukturisasi yang GMFI lakukan dengan bank di antaranya perpanjangan jangka waktu pembayaran, penyesuaian tata cara pembayaran pokok pinjaman, dan penurunan tingkat suku bunga.
Sedangkan restrukturisasi utang usaha dilakukan dengan skema negosiasi one on one dan pemenuhan komitmen terhadap rencana pembayaran (payment plan) yang telah disepakati dengan pemasok. Hasil negosiasi yang dilakukan salah satunya membawa kesepakatan antara GMFI dengan pemasok berupa potongan jumlah pokok (haircut) atas utang dan perubahan skema pembelian demi menjaga keberlanjutan kerja sama bisnis.
Baca Juga: Garuda Indonesia Lunasi Utang 50%, Masih Punya Tanggungan Rp76 T
Sementara, pendapatan perseroan selama 2023 mencapai USD 373,2 juta, tumbuh sebesar 56,9 persen dari tahun sebelumnya.
"Kami bersyukur atas capaian laba bersih yang baik ini, yang merupakan hasil dari upaya restrukturisasi yang kami terapkan. Hal ini menunjukkan keberhasilan kami dalam membawa Perseroan menuju perbaikan yang mendekati kondisi sebelum pandemi global," ujar Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi dalam keterangannya, Selasa (2/4/2024).
Baca Juga: Lebaran 2024, Garuda dan Citilink Ajukan 570 Penerbangan Tambahan
Dari segi arus kas, aktivitas operasi menjadi kontributor utama, dengan pekerjaan operasional yang terus menunjukkan peningkatan melalui berbagai proyek yang saat ini masih berjalan. Pada tahun 2023, segmen bisnis perawatan mesin pesawat menjadi kontributor terbesar pada pendapatan operasional, dengan total pendapatan sebesar USD 102 juta, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya senilai USD 24,3 juta.
Peningkatan ini sejalan dengan aktivitas reaktivasi engine Garuda Indonesia. Disusul dengan segmen pemeliharaan airframe yang mencatatkan pendapatan sebesar USD 83,7 juta, dan layanan komponen dengan total pendapatan USD 82,2 juta. Peningkatan ini sejalan dengan aktivitas reaktivasi engine Garuda Indonesia. Disusul dengan segmen pemeliharaan airframe yang mencatatkan pendapatan sebesar USD 83,7 juta, dan layanan komponen dengan total pendapatan USD 82,2 juta.
GMFI juga mengimplementasikan restrukturisasi utang dengan bank yang telah dilakukan sejak 2022 dan dilanjutkan hingga 2023. Beberapa bentuk restrukturisasi yang GMFI lakukan dengan bank di antaranya perpanjangan jangka waktu pembayaran, penyesuaian tata cara pembayaran pokok pinjaman, dan penurunan tingkat suku bunga.
Sedangkan restrukturisasi utang usaha dilakukan dengan skema negosiasi one on one dan pemenuhan komitmen terhadap rencana pembayaran (payment plan) yang telah disepakati dengan pemasok. Hasil negosiasi yang dilakukan salah satunya membawa kesepakatan antara GMFI dengan pemasok berupa potongan jumlah pokok (haircut) atas utang dan perubahan skema pembelian demi menjaga keberlanjutan kerja sama bisnis.
Baca Juga: Garuda Indonesia Lunasi Utang 50%, Masih Punya Tanggungan Rp76 T
tulis komentar anda