Ajak Karyawan Ubah Sampah Menjadi Peluang Bisnis Melalui Maggot

Jum'at, 05 April 2024 - 10:59 WIB
Garudafood menyelenggarakan pelatihan kepada karyawan untuk mengelola sampah rumah tangga organik menjadi hal yang bernilai ekonomis. Foto/Dok
JAKARTA - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk ( Garudafood ) menggandeng Biomagg menyelenggarakan edukasi dan pelatihan kepada karyawan Garudafood untuk mengelola sampah rumah tangga organik secara mandiri dengan memanfaatkan metode biokonversi maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF).

"Kemitraan kami dengan Biomagg merupakan sebuah langkah yang kreatif dan solutif untuk optimalisasi pengelolaan sampah organik dengan metode Biokonversi maggot, menciptakan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru, dan yang terpenting mengajak masyarakat dan karyawan untuk peduli terhadap lingkungan. Selain itu, langkah positif ini juga selaras dengan komitmen perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Direktur Garudafood, Basuki Nur Rohman.





Hal itu sebagai upayamendukung target pemerintah dalam pengurangan dan penanganan sampah organik.Pemerintah menargetkan Indonesia Bersih Sampah 2025 melalui 30% pengurangan sampah dan penanganan sampah dengan benar sebesar 70% dari total timbulan sampah pada tahun 2025.



Dilansir dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2023 Indonesia menghasilkan 19 juta ton sampah dengan komposisi sampah terbesar berasal dari sampah sisa makanan yakni sebesar 41%.

Dalam kesempatan yang sama, karyawan Garudafood juga mendapatkan produk-produk turunan dari hasil budidaya maggot seperti pupuk kasgot, planter kit, sayuran organik (yang diberi pupuk kasgot), lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias. Produk turunan ini merupakan hasil dari program kemitraan antara PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), PT Sinarniaga Sejahtera (SNS), dan Biomagg.

”Hingga tahun 2024, kami telah menjalankan sejumlah program pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan maggot BSF. Di antaranya adalah dalam hal pengelolaan produk bad stock dari divisi distribusi PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) area Bogor yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi," ujar Direktur Utama PT Sinarniaga Sejahtera (SNS), Ruli Setiawan Tobing.

"Selain itu, Garudafood juga menggandeng Biomagg untuk program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya maggot BSF di Kelurahan Jatijajar, Depok, Jawa Barat melalui pelatihan dan bimbingan teknis yang intensif dengan melibatkan 30 Kepala Keluarga (KK) dan Kepala Kelurahan Jatijajar,” lanjutnya.

Sebelumnya, Garudafood telah menginisiasi program Kampung Wirausaha Maggot sejak 2021 di Pati, Jawa Tengah bekerja sama dengan pemuda karang taruna setempat. Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) berukuran antara 0,3 cm sampai 1,5 cm. Maggot tidak membawa patogen dan tidak memiliki gigi, sehingga tidak menularkan penyakit.

Sumber makanan Maggot adalah sampah dapur, sampah pasar berupa sayur dan buah, hingga sampah organik pabrik. Menurut Biomagg, 10.000 ekor maggot mampu mengurai habis sampah organik sebanyak 1 kg dalam sehari. Hal ini membuat budidaya maggot sangat efektif untuk mengurai sampah organik rumah tangga.

Hingga Maret 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbulan sampah organik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sebesar 20,20-ton sampah, menghasilkan lebih dari 6-ton maggot BSF yang bernilai ekonomis, mengedukasi 30 Kepala Keluarga serta berhasil mencegah terbentuknya emisi karbon setara dengan 67,14-ton ekuivalen karbondioksida.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More