Tertatih-Tatih, IHSG Disebut Masih Bisa Tembus 7.600 hingga Akhir 2024
Jum'at, 19 April 2024 - 08:25 WIB
JAKARTA - Sempat diterpa sejumlah sentimen geopolitik, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) dinilai masih berada dalam fase uptrend. Kendati harus tertatih-tatih menahan tekanan jual investor asing, indeks dipandang dapat menembus level barunya tahun ini.
Optimisme ini didasari sejumlah hal mulai dari ekspektasi ke depan seperti penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (the Fed) hingga tensi regional, termasuk Timur Tengah yang mereda.
“Memang dari MNC Sekuritas target di akhir tahun itu berada di sekitar 7.600-an. Kami memperkirakan ada potensi cut-rate The Fed ,” kata Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana kepada IDX Channel, Kamis (18/4/2024).
The Fed belakangan ini diragukan akan memangkas bunga acuan menyusul komentar hawkish sejumlah pejabat bank sentral, sekaligus data ekonomi AS yang kuat, seperti inflasi dan penjualan ritel.
Gubernur Fed Jerome Powell sebelumnya menegaskan, pihaknya membutuhkan lebih banyak waktu untuk segera memotong ongkos pinjaman.
Ini juga didukung oleh tingkat inflasi AS yang mencapai 3,5 year-on-year (yoy) pada Maret 2024. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebesar 3,4% yoy, sekaligus memanas dari periode sebelumnya sebesar 3,2% yoy.
Inflasi inti (Core Inflation) yang tidak termasuk komponen pangan dan energi juga meningkat 3,8%, dari estimasi 3,7% yoy. “Kami percaya ada potensi cut rate The Fed di bulan September dan Oktober 2024. Ini akan diikuti oleh Bank Indonesia,” papar Didit.
Dari sisi sektoral, industri perbankan masih menjadi harapan bagi indeks menemui level terbarunya. Apabila biaya pinjaman dipangkas, terang Didit, berpeluang menjadi booster bagi sektor utliitas dan properti.
Sepanjang 2024, mengakses RTI Business Kamis (18/4), transaksi investor domestik masih mendominasi sebesar 58,08%, sementara asing atau non-residen menyerap 41,92%. Meskipun telah terjadi aksi jual dari investor mancanegara mencapai Rp9,31 triliun dalam sepekan terakhir, tetapi secara year-to-date masih mencatatkan inflow sebanyak Rp13,6 triliun.
Geopolitik masih menjadi pemberat bagi psikologis pasar baik di Timur Tengah maupun regional Eropa terlebih Rusia dan Ukraina. “Diharapkan tensi Timur Tengah dan Rusia-Ukraina mereda ke depan,” tandasnya.
Hingga Kamis (18/4), IHSG masih menguat 0,23% di 7.147. Satu jam pertama, transaksi menembus Rp3 triliun, dengan volume 5,7 miliar saham.
Baca Juga
Optimisme ini didasari sejumlah hal mulai dari ekspektasi ke depan seperti penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (the Fed) hingga tensi regional, termasuk Timur Tengah yang mereda.
“Memang dari MNC Sekuritas target di akhir tahun itu berada di sekitar 7.600-an. Kami memperkirakan ada potensi cut-rate The Fed ,” kata Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana kepada IDX Channel, Kamis (18/4/2024).
The Fed belakangan ini diragukan akan memangkas bunga acuan menyusul komentar hawkish sejumlah pejabat bank sentral, sekaligus data ekonomi AS yang kuat, seperti inflasi dan penjualan ritel.
Gubernur Fed Jerome Powell sebelumnya menegaskan, pihaknya membutuhkan lebih banyak waktu untuk segera memotong ongkos pinjaman.
Ini juga didukung oleh tingkat inflasi AS yang mencapai 3,5 year-on-year (yoy) pada Maret 2024. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebesar 3,4% yoy, sekaligus memanas dari periode sebelumnya sebesar 3,2% yoy.
Inflasi inti (Core Inflation) yang tidak termasuk komponen pangan dan energi juga meningkat 3,8%, dari estimasi 3,7% yoy. “Kami percaya ada potensi cut rate The Fed di bulan September dan Oktober 2024. Ini akan diikuti oleh Bank Indonesia,” papar Didit.
Dari sisi sektoral, industri perbankan masih menjadi harapan bagi indeks menemui level terbarunya. Apabila biaya pinjaman dipangkas, terang Didit, berpeluang menjadi booster bagi sektor utliitas dan properti.
Sepanjang 2024, mengakses RTI Business Kamis (18/4), transaksi investor domestik masih mendominasi sebesar 58,08%, sementara asing atau non-residen menyerap 41,92%. Meskipun telah terjadi aksi jual dari investor mancanegara mencapai Rp9,31 triliun dalam sepekan terakhir, tetapi secara year-to-date masih mencatatkan inflow sebanyak Rp13,6 triliun.
Geopolitik masih menjadi pemberat bagi psikologis pasar baik di Timur Tengah maupun regional Eropa terlebih Rusia dan Ukraina. “Diharapkan tensi Timur Tengah dan Rusia-Ukraina mereda ke depan,” tandasnya.
Hingga Kamis (18/4), IHSG masih menguat 0,23% di 7.147. Satu jam pertama, transaksi menembus Rp3 triliun, dengan volume 5,7 miliar saham.
(akr)
tulis komentar anda