Penjualan Starbucks, KFC dan McD Ambruk Berjamaah, Terdampak Aksi Boikot?
Jum'at, 03 Mei 2024 - 16:02 WIB
JAKARTA - Starbucks mengumumkan penurunan penjualan secara mengejutkan pada kuartal I-2024 membuat saham turun hingga 17% pada Rabu (1/5) lalu. McDonald's, Pizza Hut dan KFC juga bernasib sama.
Selama berbulan-bulan, para ekonom telah memprediksi bahwa konsumen akan mengurangi pengeluaran mereka sebagai respons terhadap kenaikan harga dan suku bunga. Namun, butuh beberapa waktu bagi jaringan restoran cepat saji untuk melihat penjualan mereka benar-benar menyusut meskipun ada beberapa peringatan kepada para investor bahwa konsumen berpenghasilan rendah sedang melemah dan pengunjung lain mengurangi pilihan makanan yang lebih mahal.
Banyak perusahaan restoran juga memberikan alasan-alasan lain untuk hasil yang lemah pada kuartal ini. Starbucks menyalahkan cuaca buruk yang membuat penjualan di gerai-gerainya turun. Perusahaan induk Pizza Hut, KFC dan Taco Bell, menyalahkan badai salju di bulan Januari dan perbandingan yang sulit pada kuartal I-2023 sebagai penyebab buruknya kinerja.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan harga-harga di restoran cepat saji naik 5% di bulan Maret dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara harga-harga bahan makanan meningkat lebih lambat. "Semua orang berjuang untuk mendapatkan konsumen dan kita harus memastikan bahwa kita memiliki mentalitas petarung untuk menang," kata CFO McDonald's Ian Borden dikutip CNBC International, Jumat (3/5/2024).
Namun kondisi berbeda dengan restoran lain seperti Outlier, yang menunjukkan bahwa pelanggan tetap memesan makanan favorit mereka, meskipun harganya lebih mahal daripada setahun yang lalu. Begitu juga dengan Wingstop, jaringan restoran favorit di Wall Street, melaporkan penjualan di Amerika Serikat (AS) melonjak 21,6% pada kuartal pertama. Chipotle Mexican Grill yang basis pelanggannya sebagian besar adalah masyarakat berpenghasilan tinggi, mengalami peningkatan trafik sebesar 5,4% di kuartal pertama. Dan Restaurant Brands International's
Popeyes melaporkan pertumbuhan penjualan di toko yang sama sebesar 5,7%.
"Apa yang kami lihat dari konsumen adalah, jika mereka merasa tertekan, mereka cenderung mengurangi frekuensi kunjungan ke restoran cepat saji," kata CEO Wingstop Michael Skipworth.
Ia menambahkan bahwa rata-rata pelanggan Wingstop berkunjung hanya sekali dalam sebulan menggunakan sandwich ayam dan sayap sebagai kesempatan untuk memanjakan diri mereka sendiri, bukan sebagai rutinitas yang dapat dengan mudah dipotong karena masalah anggaran. Skipworth juga mengatakan bahwa konsumen Wingstop yang berpenghasilan rendah justru lebih sering kembali lagi akhir-akhir ini.
Selama berbulan-bulan, para ekonom telah memprediksi bahwa konsumen akan mengurangi pengeluaran mereka sebagai respons terhadap kenaikan harga dan suku bunga. Namun, butuh beberapa waktu bagi jaringan restoran cepat saji untuk melihat penjualan mereka benar-benar menyusut meskipun ada beberapa peringatan kepada para investor bahwa konsumen berpenghasilan rendah sedang melemah dan pengunjung lain mengurangi pilihan makanan yang lebih mahal.
Banyak perusahaan restoran juga memberikan alasan-alasan lain untuk hasil yang lemah pada kuartal ini. Starbucks menyalahkan cuaca buruk yang membuat penjualan di gerai-gerainya turun. Perusahaan induk Pizza Hut, KFC dan Taco Bell, menyalahkan badai salju di bulan Januari dan perbandingan yang sulit pada kuartal I-2023 sebagai penyebab buruknya kinerja.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan harga-harga di restoran cepat saji naik 5% di bulan Maret dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara harga-harga bahan makanan meningkat lebih lambat. "Semua orang berjuang untuk mendapatkan konsumen dan kita harus memastikan bahwa kita memiliki mentalitas petarung untuk menang," kata CFO McDonald's Ian Borden dikutip CNBC International, Jumat (3/5/2024).
Namun kondisi berbeda dengan restoran lain seperti Outlier, yang menunjukkan bahwa pelanggan tetap memesan makanan favorit mereka, meskipun harganya lebih mahal daripada setahun yang lalu. Begitu juga dengan Wingstop, jaringan restoran favorit di Wall Street, melaporkan penjualan di Amerika Serikat (AS) melonjak 21,6% pada kuartal pertama. Chipotle Mexican Grill yang basis pelanggannya sebagian besar adalah masyarakat berpenghasilan tinggi, mengalami peningkatan trafik sebesar 5,4% di kuartal pertama. Dan Restaurant Brands International's
Popeyes melaporkan pertumbuhan penjualan di toko yang sama sebesar 5,7%.
"Apa yang kami lihat dari konsumen adalah, jika mereka merasa tertekan, mereka cenderung mengurangi frekuensi kunjungan ke restoran cepat saji," kata CEO Wingstop Michael Skipworth.
Ia menambahkan bahwa rata-rata pelanggan Wingstop berkunjung hanya sekali dalam sebulan menggunakan sandwich ayam dan sayap sebagai kesempatan untuk memanjakan diri mereka sendiri, bukan sebagai rutinitas yang dapat dengan mudah dipotong karena masalah anggaran. Skipworth juga mengatakan bahwa konsumen Wingstop yang berpenghasilan rendah justru lebih sering kembali lagi akhir-akhir ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda