Ngeri! Inflasi Turki Bulan April Nyaris Sentuh 70%
Jum'at, 03 Mei 2024 - 16:52 WIB
JAKARTA - Institut Statistik Turki melaporkan, inflasi negara tersebut meningkat menjadi 69,8% per tahun pada bulan April. Kenaikan harga konsumen tertinggi tercatat terjadi pada sektor pendidikan dengan kenaikan 103,86%, serta hotel, kafe, dan restoran dengan peningkatan sebesar 95,82%.
Secara bulanan, inflasi Turki meningkat 3,18%, dipimpin oleh kenaikan harga minuman beralkohol dan tembakau, serta hotel, kafe, dan restoran. Tingkat inflasi di bulan April menandai kenaikan tahunan tertinggi sejak November 2022, ketika inflasi berada di kisaran 85%.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada bulan April 2024 tercatat sebesar 0,25% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3,00% (yoy).
Meskipun sangat tinggi, angka Indeks Harga Konsumen (IHK) Turki pada bulan April yang hampir mencapai 70% tersebut ternyata masih lebih rendah dari perkiraan banyak analis. Kendati demikian, harapan penurunan suku bunga di negara itu dinilai masih jauh.
Tercatat, bank sentral Turki telah menaikkan suku bunga utamanya menjadi 50%, dengan alasan masih adanya kebutuhan untuk melawan kenaikan inflasi di negara tersebut. Bank sentral Turki pada Maret lalu menyatakan bahwa sikap moneter yang ketat akan dipertahankan sampai terjadi penurunan signifikan dan berkelanjutan dalam tren inflasi bulanan.
"Kenaikan inflasi Turki yang sedikit lebih kecil dari perkiraan pada bulan April menjadi 69,8% y/y (konsensus 70,3%) memberikan tanda-tanda menggembirakan bahwa tekanan harga telah mereda lagi," kata Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics yang berbasis di London, dalam catatannya yang dikutip CNBC, Jumat (3/5/2024).
Dia memperkirakan inflasi akan turun pada paruh kedua tahun ini. Namun demikian, pihaknya tidak begitu optimistis terhadap laju disinflasi. "Dengan latar belakang ini, kami masih tidak memperkirakan bank sentral akan melakukan pemotongan hingga tahun depan," ujarnya.
Secara bulanan, inflasi Turki meningkat 3,18%, dipimpin oleh kenaikan harga minuman beralkohol dan tembakau, serta hotel, kafe, dan restoran. Tingkat inflasi di bulan April menandai kenaikan tahunan tertinggi sejak November 2022, ketika inflasi berada di kisaran 85%.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada bulan April 2024 tercatat sebesar 0,25% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3,00% (yoy).
Meskipun sangat tinggi, angka Indeks Harga Konsumen (IHK) Turki pada bulan April yang hampir mencapai 70% tersebut ternyata masih lebih rendah dari perkiraan banyak analis. Kendati demikian, harapan penurunan suku bunga di negara itu dinilai masih jauh.
Tercatat, bank sentral Turki telah menaikkan suku bunga utamanya menjadi 50%, dengan alasan masih adanya kebutuhan untuk melawan kenaikan inflasi di negara tersebut. Bank sentral Turki pada Maret lalu menyatakan bahwa sikap moneter yang ketat akan dipertahankan sampai terjadi penurunan signifikan dan berkelanjutan dalam tren inflasi bulanan.
"Kenaikan inflasi Turki yang sedikit lebih kecil dari perkiraan pada bulan April menjadi 69,8% y/y (konsensus 70,3%) memberikan tanda-tanda menggembirakan bahwa tekanan harga telah mereda lagi," kata Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics yang berbasis di London, dalam catatannya yang dikutip CNBC, Jumat (3/5/2024).
Dia memperkirakan inflasi akan turun pada paruh kedua tahun ini. Namun demikian, pihaknya tidak begitu optimistis terhadap laju disinflasi. "Dengan latar belakang ini, kami masih tidak memperkirakan bank sentral akan melakukan pemotongan hingga tahun depan," ujarnya.
(fjo)
tulis komentar anda