Wacana Penghapusan Pertalite, Pengamat: Secara Teknis Tak Masalah, Tapi...
Sabtu, 04 Mei 2024 - 19:05 WIB
JAKARTA - Wacana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan menggantikannya dengan BBM dengan campuran bioetanol dipastikan akan berimplikasi pada munculnya tambahan beban subsidi. Karena itu, pemerintah diminta melakukan betul-betul melakukan kajian secara matang.
Pengamat energi Komaidi Notonegoro menilai, wacana mengganti Pertalite dengan produk baru, BBM dengan campuran bioetanol 7% Pertamax Green 92 yang dikembangkan Pertamina, tidak ada masalah secara teknis. Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional menurutnya sudah sangat mampu untuk memproduksi BBM tersebut.
"Hanya saja problemnya mungkin di masalah keekonomian. Keekonomian ini hubungannya banyak, ke cashflow perusahaan dan juga ke arus kas APBN," ujarnya ketika dihubungi MNC Portal, Sabtu (4/5/2024).
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute ini, penggantian Pertalite ke BBM bioetanol ini dipastikan akan berpengaruh terhadap besaran anggaran kompensasi atau subsidi energi. Pasalnya, biaya produksi BBM dengan campuran bioetanol ini dipastikan lebih tinggi dibandingkan BBM konvensional.
"Nanti akan ada tambahan subsidi, karena kan yang namanya bahan bakar nabati ini kan untuk saat ini (harganya) masih lebih tinggi dibandingkan yang produk konvensional dari minyak mentah," tuturnya.
Hal itu berarti akan ada tambahan subsidi yang harus ditanggung dibandingkan dengan kondisi saat ini. Karena itu, Komaidi berpendapat, hal ini tidak sederhana karena tentunya melibatkan dana APBN dan juga arus kas Pertamina.
"Itukan beban yang harus ditanggung, nah umumnya nanti akan digeser ke APBN atau menjadi beban perusahaan (Pertamina). Kalau jadi beban perusahaan mungkin ya Pertamina maju-mundur karena selama ini sudah banyak penugasan di segmen-segmen yang lain," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa pemerintah tengah mengkaji penghapusan Pertalite untuk digantikan dengan BBM bioetanol. Wacana ini dinilai penting di tengah upaya pemerintah untuk mengurangi polusi.
Luhut menambahkan, pemerintah tengah mengkaji pengalihan subsidi yang selama ini digelontorkan untuk Pertalite ke BBM bioetanol tersebut. "(Bioetanol) tetap subsidi, lagi kita hitung supaya nanti kita ini targetnya yang kita subsidi orang yang pantas di subsidi," jelasnya.
Pengamat energi Komaidi Notonegoro menilai, wacana mengganti Pertalite dengan produk baru, BBM dengan campuran bioetanol 7% Pertamax Green 92 yang dikembangkan Pertamina, tidak ada masalah secara teknis. Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional menurutnya sudah sangat mampu untuk memproduksi BBM tersebut.
"Hanya saja problemnya mungkin di masalah keekonomian. Keekonomian ini hubungannya banyak, ke cashflow perusahaan dan juga ke arus kas APBN," ujarnya ketika dihubungi MNC Portal, Sabtu (4/5/2024).
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute ini, penggantian Pertalite ke BBM bioetanol ini dipastikan akan berpengaruh terhadap besaran anggaran kompensasi atau subsidi energi. Pasalnya, biaya produksi BBM dengan campuran bioetanol ini dipastikan lebih tinggi dibandingkan BBM konvensional.
"Nanti akan ada tambahan subsidi, karena kan yang namanya bahan bakar nabati ini kan untuk saat ini (harganya) masih lebih tinggi dibandingkan yang produk konvensional dari minyak mentah," tuturnya.
Hal itu berarti akan ada tambahan subsidi yang harus ditanggung dibandingkan dengan kondisi saat ini. Karena itu, Komaidi berpendapat, hal ini tidak sederhana karena tentunya melibatkan dana APBN dan juga arus kas Pertamina.
"Itukan beban yang harus ditanggung, nah umumnya nanti akan digeser ke APBN atau menjadi beban perusahaan (Pertamina). Kalau jadi beban perusahaan mungkin ya Pertamina maju-mundur karena selama ini sudah banyak penugasan di segmen-segmen yang lain," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa pemerintah tengah mengkaji penghapusan Pertalite untuk digantikan dengan BBM bioetanol. Wacana ini dinilai penting di tengah upaya pemerintah untuk mengurangi polusi.
Luhut menambahkan, pemerintah tengah mengkaji pengalihan subsidi yang selama ini digelontorkan untuk Pertalite ke BBM bioetanol tersebut. "(Bioetanol) tetap subsidi, lagi kita hitung supaya nanti kita ini targetnya yang kita subsidi orang yang pantas di subsidi," jelasnya.
(fjo)
tulis komentar anda