Nilai Tukar Rupiah Masih Kurang Bertenaga, Hari Ini Tertahan di Rp16.046/USD
Rabu, 08 Mei 2024 - 15:57 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini, Rabu (8/5/2024) terpantau masih tidak bertenaga. Kurs rupiah terpantau stagnan pada Rp16.046 per dolar AS dibandingkan perdagangan sebelumnya. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.090 per dolar AS.
Sementara menurut data JISDOR BI, kurs rupiah masih tertekan hingga menyentuh level Rp16.081 per USD. Posisi mata uang Garuda jauh lebih lemah dari sesi hari Selasa kemarin di peringkat Rp16.054/USD.
Pengamat pasar uang , Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi oleh Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari yang mengatakan, pada konferensi Milken Institute bahwa terhentinya inflasi, yang sebagian besar disebabkan oleh kekuatan pasar perumahan, berarti bank sentral perlu mempertahankan biaya pinjaman tetap stabil untuk "jangka panjang" dan mungkin sepanjang tahun.
Namun Kashkari juga mengatakan, bahwa masih ada kemungkinan The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga jika inflasi kembali mereda. Komentar tersebut muncul setelah pernyataan pejabat Fed pada hari Senin yang tampaknya cenderung mengindikasikan langkah bank sentral selanjutnya adalah menurunkan suku bunga.
"Dengan informasi tersebut, ekspektasi pasar terhadap dua kali penurunan suku bunga tahun ini telah meningkat, dengan ekspektasi penurunan setidaknya 25 basis poin pada bulan September saat ini sebesar 64,5%, menurut FedWatch Tool CME," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (8/5/2024).
Dengan kalender ekonomi yang sepi pada minggu ini, yang disorot oleh pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan pada hari Jumat, sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini.
Selain itu, diplomat mata uang utama Jepang Masato Kanda mengatakan, negaranya mungkin harus mengambil tindakan terhadap pergerakan valuta asing yang tidak teratur dan didorong oleh spekulatif, menandakan Bank of Japan tetap siap untuk melakukan intervensi di pasar setelah dua dugaan intervensi senilai hampir USD60 miliar pada minggu lalu.
Sementara menurut data JISDOR BI, kurs rupiah masih tertekan hingga menyentuh level Rp16.081 per USD. Posisi mata uang Garuda jauh lebih lemah dari sesi hari Selasa kemarin di peringkat Rp16.054/USD.
Pengamat pasar uang , Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi oleh Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari yang mengatakan, pada konferensi Milken Institute bahwa terhentinya inflasi, yang sebagian besar disebabkan oleh kekuatan pasar perumahan, berarti bank sentral perlu mempertahankan biaya pinjaman tetap stabil untuk "jangka panjang" dan mungkin sepanjang tahun.
Namun Kashkari juga mengatakan, bahwa masih ada kemungkinan The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga jika inflasi kembali mereda. Komentar tersebut muncul setelah pernyataan pejabat Fed pada hari Senin yang tampaknya cenderung mengindikasikan langkah bank sentral selanjutnya adalah menurunkan suku bunga.
"Dengan informasi tersebut, ekspektasi pasar terhadap dua kali penurunan suku bunga tahun ini telah meningkat, dengan ekspektasi penurunan setidaknya 25 basis poin pada bulan September saat ini sebesar 64,5%, menurut FedWatch Tool CME," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (8/5/2024).
Dengan kalender ekonomi yang sepi pada minggu ini, yang disorot oleh pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan pada hari Jumat, sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini.
Selain itu, diplomat mata uang utama Jepang Masato Kanda mengatakan, negaranya mungkin harus mengambil tindakan terhadap pergerakan valuta asing yang tidak teratur dan didorong oleh spekulatif, menandakan Bank of Japan tetap siap untuk melakukan intervensi di pasar setelah dua dugaan intervensi senilai hampir USD60 miliar pada minggu lalu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda