Jelang Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Lesu ke Rp15.955

Jum'at, 17 Mei 2024 - 16:05 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah pada perdagangan Jumat (17/5/2024). FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 31 poin ke level Rp15.955 setelah sebelumnya menguat di level Rp15.923 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp15.973 per USD.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pemulihan dolar AS terjadi ketika beberapa pejabat Fed, khususnya anggota komite penetapan suku bunga bank, mengatakan bahwa mereka memerlukan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi akan turun, selain beberapa pelonggaran inflasi pada bulan April.

Hal ini membuat para pedagang mengurangi taruhannya pada penurunan suku bunga di bulan September, meskipun sedikit, menurut alat CME Fedwatch.



"Namun, dolar diperkirakan melemah sekitar 0,7% minggu ini, menyusul beberapa data indeks harga konsumen yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan April," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (17/5/2024).



Angka tersebut, ditambah dengan data penjualan ritel yang lemah, meningkatkan harapan bahwa inflasi akan mereda dalam beberapa bulan mendatang. Di Asia, data produksi industri tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada bulan April. Namun data lain menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel melambat tajam, sementara penurunan harga rumah di Tiongkok meningkat pesat pada bulan lalu.

Investasi aset tetap Tiongkok juga tumbuh kurang dari perkiraan pada bulan April, sementara pengangguran turun dari level tertinggi dalam tujuh bulan, namun masih relatif tinggi. Data tersebut menyajikan prospek yang beragam bagi negara dengan ekonomi terbesar di Asia.

Hal ini juga terjadi setelah AS memberlakukan tarif yang lebih tinggi terhadap industri-industri utama Tiongkok, sehingga memicu kekhawatiran akan kembali terjadinya perang dagang antara Beijing dan Washington.

Dari sentimen domestik, Ekspor RI terus dalam tren melambat dalam beberapa tahun terakhir. Di bulan April 2024 misalnya, turun 12,97% secara bulanan ke USD19,62 miliar. Perlambatan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan pertumbuhan ekonomi di negara-negara mitra dagang dan penurunan harga komoditas.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More