Jos Gandos! Ekspor Kopi Kerinci Tembus Pasar Eropa

Rabu, 19 Agustus 2020 - 13:28 WIB
Ekspor kopi tetap wangi di tengah pandemi. FOTO/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya agar komoditas pertanian termasuk perkebunan tetap tersedia. Mentan Syahrul Yasin Limpo pun mengapresiasi segala upaya yang telah dilakukan baik dari petani, pelaku usaha, maupun pihak terkait lainnya. Utamanya, ekspor komoditas pertanian pada masa pandemi Covid-19 harus bisa lebih berjaya atau meningkat dibanding sebelum pandemi. Adapun, ekspor komoditas pertanian saat ini tidak mengenal pantangan apapun dan harus tetap tersedia.

"Kita buktikan lagi yang tidak terganggu oleh pandemi COVID-19, yang ekspor nya juga tetap jalan adalah pertanian," kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengapresiasi langkah-langkah yang ditunjukkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten Kerinci dalam mendukung akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan. Kopi asal Kabupaten Kerinci ini jadi prioritas komoditas ekspor.

"Melalui strategi peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing atau Grasida, Ditjen Perkebunan mengharapkan target ekspor komoditas perkebunan, seperti kopi bisa tercapai, yaitu meningkat 3 kali lipat hingga tahun 2024 sebagimana main policy Kementerian Pertanian pada program Gratieks," ucap Kasdi.

Saat ini, tambah Kasdi, kondisi eksisting nilai ekspor kopi tahun 2019 sebesar USD 883 juta dan ditargetkan mencapai USD 2,6 milyar pada tahun 2024. Saat ini, meski di tengah kondisi pandemi Covid 19, ekspor komoditas kopi ini cukup menggembirakan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor kopi meningkat 5,05% jika dibandingkan nilai ekspor pada periode Januari hingga Mei 2019. Pada periode Januari-Mei 2020 nilai ekspor kopi mencapai angka USD 311,95, meningkat dari USD 296,96 pada periode yang sama tahun lalu. Demikian pula dengan volume ekspornya yang meningkat sebesar 31,15%, dari 96,57 ribu ton menjadi 127 ribu ton.



"Kondisi ini jangan menjadikan kita berpuas diri, Ditjen Perkebunan terus mendorong petani untuk terus memperbaiki kualitas produk sesuai permintaan pasar. Yang terpenting adalah menjaga konsistensi kualitas, selain itu diperlukan penekanan pada prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan dalam penanaman sampai panen kopi, dan pascapanen," tegas Kasdi.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian Dedi Junaedi menambahkan, Jambi memiliki potensi untuk mengekspor komoditas hasil perkebunan. Selain kopi, ada komoditas kayu manis yang banyak dibutuhkan negara-negara di Eropa. Secara kekhasan, kopi dan kayu manis Kerinci sudah diakui melalui sertifikasi Indikasi Geografis (IG) di tahun 2017 dan 2016. "Tantangan pengembangan kopi ke depan tidak hanya persoalan produksi, produktivitas dan mutu, tetapi bagaimana bisa menciptakan produk bernilai tambah dan mengefisienkan rantai pasok," ucapnya.



Menurutnya, ekspor kali ini akan menjadi tonggak penting tentang efisiensi rantai produksi dan pemasaran dari produsen atau kelompok tani, langsung kepada pembeli. Ke depan, Dedi berharap para eksportir juga memperhatikan aspek-aspek lingkungan, Good Agricultural Practices (GAP), ketelusuran, standar organic product dan penerapan standar lainnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More