Bengkak 98,4%, Waskita Karya Telan Kerugian Rp3,7 Triliun di 2023
Senin, 27 Mei 2024 - 07:32 WIB
JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan rugi bersih senilai Rp3,7 triliun pada akhir 2023. Capaian itu membengkak 98,46% year to year (YoY) dibandingkan rugi tahun 2022 sebesar Rp1,89 triliun.
Alhasil rugi per saham dasar WSKT kian tergerus menjadi Rp130,89 per saham, dari semula Rp65,85 per saham, demikian menurut laporan keuangan , diakses Senin (27/5/2024).
Kondisi ini berlangsung sejalan dengan penurunan pendapatan usaha 28,41% yoy menjadi Rp10,95 triliun. Segmen jasa kontstruksi dan properti menjadi penyumbang penurunan, sementara penjualan precast dan pendapatan jalan tol justru meningkat.
Pemberi kerja terbesar Waskita Karya datang dari pihak ketiga total mencapai Rp8,27 triliun. Dua kontrak terbesarnya berasal dari Kementerian PUPR dan Badan Pengelola Jalan Tol - PT Waskita Sriwijaya Tol masing-masing Rp3,39 triliun dan Rp1,49 triliun.
Sementara entitas relasi WSKT menyumbang pemasukan senilai Rp2,67 triliun. Dua pendapatan usaha terbesar datang dari PT Cimanggis Cibitung Tollways dan PT Jasamarga Japek Selatan.
Beban pokok perusahaan ikut melandai mengekor penurunan pendapatan usaha, sehingga tercipta laba kotor senilai Rp851,72 miliar. Sayangnya ini terpangkas habis oleh sederet beban administrasi hingga penjualan.
Namun WSKT masih tertolong berkat pendapatan lain-lain senilai Rp1,49 triliun. Ini adalah pendapatan non-operasional mencakup restrukturisasi utang, proyek yang selesai, hingga selisih estimasi akrual. Satu contohnya adalah keuntungan atas modifikasi utang yang memberi pemasukan Rp2,25 triliun.
Hal ini membuat entitas BUMN karya ini mencatatkan laba sebelum pajak senilai Rp924,56 miliar. Namun ini belum selesai, karena perusahaan masih menanggung biaya keuangan hingga kerugian atas entitas asosiasi dan ventura, sehingga tercipta rugi sebelum pajak senilai Rp3,77 triliun.
Dari sisi balance sheet, terlihat penurunan ekitas sebesar 18,55% yoy akibat peningkatan jumlah defisit rugi. Jumlah kewajiban pembayaran utang atau liabilitas tak banyak berubah di angka Rp83,9 triliun, sehingga nilai aset yang dicatatkan mencapai Rp95,59 triliun.
Kas yang digenggam pada akhir 2023 mencapai Rp1,34 triliun, terkuras Rp880 miliar dari awal tahun seiring pembayaran beban keuangan, hingga pengeluarna untuk aktivitas investasi.
Baca Juga
Alhasil rugi per saham dasar WSKT kian tergerus menjadi Rp130,89 per saham, dari semula Rp65,85 per saham, demikian menurut laporan keuangan , diakses Senin (27/5/2024).
Kondisi ini berlangsung sejalan dengan penurunan pendapatan usaha 28,41% yoy menjadi Rp10,95 triliun. Segmen jasa kontstruksi dan properti menjadi penyumbang penurunan, sementara penjualan precast dan pendapatan jalan tol justru meningkat.
Pemberi kerja terbesar Waskita Karya datang dari pihak ketiga total mencapai Rp8,27 triliun. Dua kontrak terbesarnya berasal dari Kementerian PUPR dan Badan Pengelola Jalan Tol - PT Waskita Sriwijaya Tol masing-masing Rp3,39 triliun dan Rp1,49 triliun.
Sementara entitas relasi WSKT menyumbang pemasukan senilai Rp2,67 triliun. Dua pendapatan usaha terbesar datang dari PT Cimanggis Cibitung Tollways dan PT Jasamarga Japek Selatan.
Beban pokok perusahaan ikut melandai mengekor penurunan pendapatan usaha, sehingga tercipta laba kotor senilai Rp851,72 miliar. Sayangnya ini terpangkas habis oleh sederet beban administrasi hingga penjualan.
Namun WSKT masih tertolong berkat pendapatan lain-lain senilai Rp1,49 triliun. Ini adalah pendapatan non-operasional mencakup restrukturisasi utang, proyek yang selesai, hingga selisih estimasi akrual. Satu contohnya adalah keuntungan atas modifikasi utang yang memberi pemasukan Rp2,25 triliun.
Hal ini membuat entitas BUMN karya ini mencatatkan laba sebelum pajak senilai Rp924,56 miliar. Namun ini belum selesai, karena perusahaan masih menanggung biaya keuangan hingga kerugian atas entitas asosiasi dan ventura, sehingga tercipta rugi sebelum pajak senilai Rp3,77 triliun.
Dari sisi balance sheet, terlihat penurunan ekitas sebesar 18,55% yoy akibat peningkatan jumlah defisit rugi. Jumlah kewajiban pembayaran utang atau liabilitas tak banyak berubah di angka Rp83,9 triliun, sehingga nilai aset yang dicatatkan mencapai Rp95,59 triliun.
Kas yang digenggam pada akhir 2023 mencapai Rp1,34 triliun, terkuras Rp880 miliar dari awal tahun seiring pembayaran beban keuangan, hingga pengeluarna untuk aktivitas investasi.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda