Rusia Timbang Risiko Kripto Jadi Alat Pembayaran Internasional

Kamis, 18 Juli 2024 - 10:21 WIB
Rusia mempercepat pembuatan infrastruktur untuk pembayaran internasional dalam mata uang kripto dengan hati-hati karena penuh risiko. FOTO/Shutterstock
JAKARTA - Rusia mempercepat pembuatan infrastruktur untuk pembayaran internasional dalam mata uang kripto dengan hati-hati karena penuh risiko. Pengawas pencucian uang mengatakan pada hari Rabu (17/7) menjelang pemungutan suara di parlemen terkait undang-undang aset digital.

Rusia telah menghadapi penundaan dalam transaksi perdagangan internasional dengan mitra dagang utama seperti China, India, Uni Emirat Arab dan Turki, setelah bank-bank lokal di bawah tekanan sanksi menjadi lebih berhati-hati.

Undang-undang baru ini diharapkan akan ditinjau oleh parlemen pada 23 Juli akan memungkinkan penggunaan transaksi mata uang kripto dalam pembayaran internasional dalam upaya menjaga arus perdagangan.



"Ini adalah kebutuhan bisnis, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan mekanisme sanksi, ketika mereka harus memasuki pasar internasional, dan tidak selalu dapat diselesaikan melalui metode standar," ujar Kepala Pengawas Yuri Chekhanchin dilansir dari Reuters, Kamis (18/7/2024).



Negara-negara seperti Venezuela telah menggunakan transaksi dalam mata uang kripto untuk menghindari sanksi internasional, yang memicu kekhawatiran di antara anggota parlemen AS yang telah mengangkat masalah ini dengan pemerintahan Biden.

Chekhanchin menyoroti undang-undang mata uang kripto yang longgar di beberapa negara sebagai risiko utama dan mengatakan bahwa badan pengawasnya seharusnya memiliki hak untuk memblokir transaksi semacam itu ketika melanggar hukum Rusia. Ia tidak menyebutkan nama negara-negara yang ia maksud.

Mata uang kripto saat ini tidak diizinkan untuk pembayaran di Rusia, dan undang-undang baru ini sepertinya tidak akan mengubahnya. Sebelumnya, bank sentral mengakui bahwa masalah pembayaran adalah salah satu tantangan utama bagi perekonomian Rusia.

Presiden Vladimir Putin juga berbicara pada hari Rabu dalam sebuah pertemuan pemerintah tentang penggunaan mata uang digital. Terlepas dari pidato pembukaannya, pertemuan tersebut tertutup untuk umum.

Putin memuji pengenalan eksperimental rubel digital, sebuah aset berbasis blockchain yang didukung oleh bank sentral. Bank Sentral Rusia dan Iran sedang bekerja untuk menghubungkan sistem mata uang digital mereka, yang akan memungkinkan kedua negara yang terkena sanksi untuk melakukan transaksi bilateral. Negosiasi serupa juga sedang berlangsung dengan China dan Belarus.



Putin mengatakan bahwa konsumsi energi yang sangat besar dari pertambangan mata uang digital menimbulkan risiko terhadap pasokan energi di beberapa wilayah Siberia, di mana banyak pertambangan semacam itu bermunculan dengan mengeksploitasi harga listrik lokal yang rendah. Dia mengatakan bahwa peraturan pajak dan tarif listrik untuk pertambangan ini harus menjadi bagian dari undang-undang baru.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More