Rupiah Menangis Gara-gara Biden, Merosot ke Rp16.220 Sore Ini

Senin, 22 Juli 2024 - 16:28 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah pada perdagangan Senin (22/7/2024). FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 29 poin atau 0,18 persen ke level Rp16.220 per USD setelah sebelumnya di Rp16.191 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.231 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi Presiden Joe Biden mengatakan dia tidak akan lagi mencalonkan diri untuk dipilih kembali. Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, yang kini kemungkinan akan berhadapan dengan kandidat terdepan dari Partai Republik Donald Trump dalam pemilihan presiden.

"Langkah Biden meningkatkan ketidakpastian mengenai pemilihan presiden mendatang, yang pada gilirannya memperburuk sentimen terhadap pasar yang didorong oleh risiko. Hal ini, ditambah dengan kekhawatiran bahwa potensi kepresidenan Trump juga dapat menyebabkan lebih banyak konflik dengan Tiongkok, membebani mata uang regional," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (22/7/2024).





Adapun Trump terlihat unggul dalam jajak pendapat dibandingkan Biden dan Harris, menurut data CBS pekan lalu. Para analis memperkirakan kepresidenan Trump berpotensi menghasilkan inflasi yang lebih tinggi, terutama jika ia melanjutkan dengan pembatasan perdagangan yang lebih ketat dan tarif impor yang lebih tinggi terhadap Tiongkok.

Namun Harris kini diperkirakan akan memberikan tantangan yang lebih besar kepada Trump, terutama karena laporan menunjukkan semua ketua partai Demokrat di negara bagian tersebut mendukung Harris. Penggalangan dana Partai Demokrat juga mencapai $50 juta setelah Biden mendukung Harris.

Selain itu, Bank Rakyat Tiongkok secara tak terduga memangkas suku bunga acuan pinjamannya untuk lebih melonggarkan kebijakan moneter dan mendukung perekonomian. Pemotongan ini terjadi ketika Tiongkok berjuang mengatasi perlambatan pemulihan ekonomi kekhawatiran mengenai hal tersebut telah menambah tekanan pada yuan.

Dari sentimen domestik, pasar terus memantau nasib Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 milik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming berada dalam dilema. Di satu isi, pasangan tersebut harus merealisasikan janji politik kepada masyarakat. Di sisi lain, anggaran terbatas akibat menggunungnya warisan utang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Belanja yang semakin jor-joran, mulai dari makan siang gratis atau makan bergizi gratis (MBG) yang direncanakan pada tahun depan senilai Rp71 triliun, kenaikan gaji PNS, food estate, Ibu Kota Nusantara (IKN), serta program-program prioritas lainnya membutuhkan dana jumbo.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More