Sektor Pangan Masih Amburadul, Pengamat: Tugas Bapanas Tak Hanya Mengurusi Beras
Senin, 22 Juli 2024 - 10:19 WIB
JAKARTA - Kinerja Badan Pangan Nasional (Bapanas) dipertanyakan ketika ketersediaan pangan dan harga masih sering terjadi gejolak. Pemerhati Kebijakan Publik, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyatakan, Bapanas memiliki fungsi untuk memastikan ketersediaan pangan, bukan hanya beras, untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Disampaikan tugas Bapanas adalah Memperkuat sistem logistik pangan; Menurunkan daerah rentan rawan pangan dan masyarakat yang tidak berkecukupan pangan dan gizi; Meningkatkan konsumsi pangan masyarakat yang beragam dan bergizi seimbang berbasis potensi sumberdaya lokal; dan Meningkatkan jaminan keamanan dan mutu pangan segar.
"Bapanas ini tidak hanya mengurusi beras, tapi semua komoditas pokok yang harus dikelola. Bagaimana mereka mengusahakan, bagaimana produksi pangan dari hulu hingga hilir bisa memenuhi kebutuhan nasional. Bagaimana semua lahan itu bisa menghasilkan secara maksimal, sehingga produksi bisa maksimal juga. Kalau setelah 3 tahun dibentuk, Bapanas tidak mampu membangun kemandirian pangan, bubarkan saja," kata Bambang Haryo Soekartono, Minggu (21/7).
Ia juga menyatakan, seharusnya Bapanas ini menjadi badan yang bisa menjembatani antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) serta stakeholder pangan lainnya.
"Dalam arti, antara suplai dan demand pangan itu bisa seimbang, dengan hadirnya Bapanas. Bagaimana pertanian dan perdagangan bisa sejalan, kebutuhan pangan terpenuhi. Lalu, koordinasi kebutuhan, seperti pupuk, bisa dengan mudah dikoordinasikan melalui Bapanas kepada PT Pupuk, kebutuhan pengairan bisa dikoordinasikan Bapanas dengan PUPR, atau dalam pengentasan hama bisa dengan Kementan atau lembaga peneliti," ujarnya.
BHS menyatakan, Bapanas seharusnya mengetahui jumlah lahan kita, yaitu sekitar 7 juta hektar, bisa menghasilkan produksi yang bisa memenuhi kebutuhan pangan dan ada yang bisa disisihkan sebagai cadangan pangan.
"Kalau misalnya kita punya 7 juta hektar lahan yang ditanami padi, harusnya, itu bisa menghasilkan 8 juta ton gabah per tahun. Artinya, akan ada 56 juta ton gabah yang diproduksi. Yang kalau diproses menjadi beras, akan menjadi 39,200,000 ton, atau 70 persen dari produksi gabah," ujarnya lagi.
Disampaikan tugas Bapanas adalah Memperkuat sistem logistik pangan; Menurunkan daerah rentan rawan pangan dan masyarakat yang tidak berkecukupan pangan dan gizi; Meningkatkan konsumsi pangan masyarakat yang beragam dan bergizi seimbang berbasis potensi sumberdaya lokal; dan Meningkatkan jaminan keamanan dan mutu pangan segar.
"Bapanas ini tidak hanya mengurusi beras, tapi semua komoditas pokok yang harus dikelola. Bagaimana mereka mengusahakan, bagaimana produksi pangan dari hulu hingga hilir bisa memenuhi kebutuhan nasional. Bagaimana semua lahan itu bisa menghasilkan secara maksimal, sehingga produksi bisa maksimal juga. Kalau setelah 3 tahun dibentuk, Bapanas tidak mampu membangun kemandirian pangan, bubarkan saja," kata Bambang Haryo Soekartono, Minggu (21/7).
Ia juga menyatakan, seharusnya Bapanas ini menjadi badan yang bisa menjembatani antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) serta stakeholder pangan lainnya.
"Dalam arti, antara suplai dan demand pangan itu bisa seimbang, dengan hadirnya Bapanas. Bagaimana pertanian dan perdagangan bisa sejalan, kebutuhan pangan terpenuhi. Lalu, koordinasi kebutuhan, seperti pupuk, bisa dengan mudah dikoordinasikan melalui Bapanas kepada PT Pupuk, kebutuhan pengairan bisa dikoordinasikan Bapanas dengan PUPR, atau dalam pengentasan hama bisa dengan Kementan atau lembaga peneliti," ujarnya.
BHS menyatakan, Bapanas seharusnya mengetahui jumlah lahan kita, yaitu sekitar 7 juta hektar, bisa menghasilkan produksi yang bisa memenuhi kebutuhan pangan dan ada yang bisa disisihkan sebagai cadangan pangan.
"Kalau misalnya kita punya 7 juta hektar lahan yang ditanami padi, harusnya, itu bisa menghasilkan 8 juta ton gabah per tahun. Artinya, akan ada 56 juta ton gabah yang diproduksi. Yang kalau diproses menjadi beras, akan menjadi 39,200,000 ton, atau 70 persen dari produksi gabah," ujarnya lagi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda