India Berburu Utang Rp59 Triliun, Ekspansi Minyak Besar-besaran
Selasa, 03 September 2024 - 18:14 WIB
JAKARTA - Perusahaan penyulingan minyak milik negara India, Bharat Petroleum Corporation Ltd (BPCL), sedang mencari pinjaman sebesar USD3,8 miliar atau setara Rp59 triliun untuk memperluas kapasitas produksi.
Perusahaan minyak terkemuka ini sedang dalam pembicaraan dengan bank-bank lokal utama untuk mengumpulkan dana bagi upaya ekspansi yang ambisius ini. Jika bank-bank menyetujui pinjaman BPCL, ini akan menjadi pinjaman terbesar yang diterima dalam mata uang rupee India di negara ini.
Baca Juga: Moskow Sebut 50 Negara Bersatu Mengeroyok Rusia
BPCL mengumumkan rencana untuk meningkatkan kapasitas penyulingannya menjadi 1,12 juta barel per hari (bph) hingga tahun 2028. Ini merupakan peningkatan 22% dari hasil produksi minyak saat ini.
Perusahaan minyak ini sedang dalam pembicaraan dengan Bank of India, Punjab National Bank, dan Bank of Baroda untuk mendapatkan pinjaman sebesar USD3,8 miliar, demikian dilaporkan Bloomberg, dikutip dari WatcherGuru, Selasa (3/9/2024).
Ekspansi Minyak
Selain BPCL, perusahaan-perusahaan penyulingan minyak terkemuka lainnya seperti Nayara Energy dan Reliance Industries juga memiliki rencana ambisius yang serupa. Perusahaan-perusahaan raksasa ini sekarang menandatangani kesepakatan jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan minyak Rusia untuk impor.
Rusia saat ini merupakan importir minyak terbesar ke India. Namun, sanksi AS terhadap Rusia karena menginvasi Ukraina telah memungkinkan negara-negara berkembang untuk membeli minyak Rusia dengan harga diskon.
Perusahaan minyak terkemuka ini sedang dalam pembicaraan dengan bank-bank lokal utama untuk mengumpulkan dana bagi upaya ekspansi yang ambisius ini. Jika bank-bank menyetujui pinjaman BPCL, ini akan menjadi pinjaman terbesar yang diterima dalam mata uang rupee India di negara ini.
Baca Juga: Moskow Sebut 50 Negara Bersatu Mengeroyok Rusia
BPCL mengumumkan rencana untuk meningkatkan kapasitas penyulingannya menjadi 1,12 juta barel per hari (bph) hingga tahun 2028. Ini merupakan peningkatan 22% dari hasil produksi minyak saat ini.
Perusahaan minyak ini sedang dalam pembicaraan dengan Bank of India, Punjab National Bank, dan Bank of Baroda untuk mendapatkan pinjaman sebesar USD3,8 miliar, demikian dilaporkan Bloomberg, dikutip dari WatcherGuru, Selasa (3/9/2024).
Ekspansi Minyak
Selain BPCL, perusahaan-perusahaan penyulingan minyak terkemuka lainnya seperti Nayara Energy dan Reliance Industries juga memiliki rencana ambisius yang serupa. Perusahaan-perusahaan raksasa ini sekarang menandatangani kesepakatan jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan minyak Rusia untuk impor.
Rusia saat ini merupakan importir minyak terbesar ke India. Namun, sanksi AS terhadap Rusia karena menginvasi Ukraina telah memungkinkan negara-negara berkembang untuk membeli minyak Rusia dengan harga diskon.
tulis komentar anda