Bos Indodax: Industri Kripto Didorong Lebih Terbuka dan Transparan
Jum'at, 27 September 2024 - 09:21 WIB
JAKARTA - Indodax, salah satu platform perdagangan aset kripto mencatatkan cadangan aset kripto senilai Rp11,5 triliun dari total 6,8 juta pengguna. Cadangan ini mencakup 4.806,34 Bitcoin dengan nilai Rp4,288 triliun, 36.915,47 Ethereum senilai Rp1,334 triliun, serta berbagai aset kripto lainnya yang berjumlah sekitar Rp5,907 triliun.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, meski sempat mengalami kerugian sekitar Rp300 miliar akibat serangan siber, kerugian tersebut hanya sekitar 3% dari total cadangan aset.
"Transparansi adalah fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik. Dengan Proof of Reserve, kami memastikan pengguna dapat memantau aset mereka secara langsung, sebagai wujud tanggung jawab kami," ujar Oscar dalam acara Talk Show di Jakarta, dikutip Jumat (27/9/2024).
Baca Juga: Ganti Rugi Pencurian Kripto, Indodax Punya Dana Cadangan Rp11,5 Triliun
Indodax usai terjadinya serangan siber berhasil memulihkan kepercayaan pengguna dengan mencatatkan total volume transaksi lebih dari Rp2,3 triliun selama periode 14-25 September 2024, menunjukkan kepercayaan masyarakat yang tetap tinggi terhadap platform tersebut.
Oscar juga menyampaikan bahwa selama dua tahun terakhir, Indodax telah mendorong bursa kripto lainnya di Indonesia untuk lebih terbuka dan transparan. Namun, hingga saat ini, belum ada bursa lain yang mengikuti langkah tersebut. Oscar optimistis bahwa transparansi akan menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem kripto yang lebih aman dan terpercaya.
Analis kripto, Angga Andinata, mengatakan langkah Indodax yang tidak hanya menyajikan laporan cadangan aset, tetapi juga menyediakan verifikasi data cadangan secara real-time. Menurut Angga, langkah ini patut diikuti oleh bursa kripto lainnya di Indonesia.
Baca Juga: Nilai Transaksi Aset Kripto di Indonesia Naik 353,94% Tembus Rp344,09 Triliun
Angga juga menyoroti rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperketat pengawasan terhadap aset kripto di Indonesia, termasuk dengan mewajibkan penyimpanan cadangan aset di perusahaan kustodian. Dia berharap perusahaan kustodian nantinya juga menerapkan transparansi dalam mempublikasikan cadangan mereka.
Oscar menambahkan, transparansi yang diterapkan Indodax bukan hanya untuk mematuhi regulasi, tetapi juga mencerminkan integritas perusahaan. Langkah ini dapat menjadi standar baru di industri kripto Indonesia dan global, dengan lebih banyak bursa yang mengikuti jejak Indodax untuk menciptakan ekosistem kripto yang lebih aman, transparan, dan terpercaya.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, meski sempat mengalami kerugian sekitar Rp300 miliar akibat serangan siber, kerugian tersebut hanya sekitar 3% dari total cadangan aset.
"Transparansi adalah fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik. Dengan Proof of Reserve, kami memastikan pengguna dapat memantau aset mereka secara langsung, sebagai wujud tanggung jawab kami," ujar Oscar dalam acara Talk Show di Jakarta, dikutip Jumat (27/9/2024).
Baca Juga: Ganti Rugi Pencurian Kripto, Indodax Punya Dana Cadangan Rp11,5 Triliun
Indodax usai terjadinya serangan siber berhasil memulihkan kepercayaan pengguna dengan mencatatkan total volume transaksi lebih dari Rp2,3 triliun selama periode 14-25 September 2024, menunjukkan kepercayaan masyarakat yang tetap tinggi terhadap platform tersebut.
Oscar juga menyampaikan bahwa selama dua tahun terakhir, Indodax telah mendorong bursa kripto lainnya di Indonesia untuk lebih terbuka dan transparan. Namun, hingga saat ini, belum ada bursa lain yang mengikuti langkah tersebut. Oscar optimistis bahwa transparansi akan menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem kripto yang lebih aman dan terpercaya.
Analis kripto, Angga Andinata, mengatakan langkah Indodax yang tidak hanya menyajikan laporan cadangan aset, tetapi juga menyediakan verifikasi data cadangan secara real-time. Menurut Angga, langkah ini patut diikuti oleh bursa kripto lainnya di Indonesia.
Baca Juga: Nilai Transaksi Aset Kripto di Indonesia Naik 353,94% Tembus Rp344,09 Triliun
Angga juga menyoroti rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperketat pengawasan terhadap aset kripto di Indonesia, termasuk dengan mewajibkan penyimpanan cadangan aset di perusahaan kustodian. Dia berharap perusahaan kustodian nantinya juga menerapkan transparansi dalam mempublikasikan cadangan mereka.
Oscar menambahkan, transparansi yang diterapkan Indodax bukan hanya untuk mematuhi regulasi, tetapi juga mencerminkan integritas perusahaan. Langkah ini dapat menjadi standar baru di industri kripto Indonesia dan global, dengan lebih banyak bursa yang mengikuti jejak Indodax untuk menciptakan ekosistem kripto yang lebih aman, transparan, dan terpercaya.
(nng)
tulis komentar anda