Dinilai Gagal, Kepala Bapanas Perlu Ganti Orang yang Tepat dan Mumpuni
Jum'at, 27 September 2024 - 14:38 WIB
JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto diharapkan dapat mencari orang yang tepat dan mumpuni menggantikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Pasalnya, selama menjabat dinilai gagal mengurus beras di Indonesia.
Hal itu disampaikan ekonom Ferry Latuhihin menanggapi rentetan panjang tidak mumpuninya Kepala Bapanas dalam mengurusi beras. Teranyar, Bank Dunia membeberkan hasil survei yang menyebut harga beras di Indonesia tertinggi di Asean namun kesejahteraan petani jeblok.
"(Kepala Bapanas perlu diisi) sosok yang mumpuni. Penggantinya juga harus sosok profesional," ujar Ferry, Jumat (27/9/2024).
Baca Juga: Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Paling Mahal di ASEAN
Ferry mengingatkan pentingnya orang yang tepat dan memiliki kemampuan untuk mengisi pos sebagai Kepala Bapanas. Ferry tak menampik masalah terbesar dari mahalnya harga beras saat ini lantaran kegagalan Kepala Bapanas untuk membuat Indonesia terbebas dari jeratan impor. Persoalan jeratan impor itu, kata Ferry, membuat importir dengan leluasa menentukan harga beras di Indonesia.
"Importir yang menentukan harganya. Makanya jadi mahal. Kedua, supply beras dalam negeri juga dikuasai pemain dan tengkulak besar. Ini masalah institusional yang harus dibenahi oleh pemerintah baru nanti," kata dia.
Baca Juga: 3 Penyebab Harga Beras Indonesia Termahal di ASEAN, tapi Penghasilan Petani Paling Kecil
Country Director for Indonesia and Timor-Leste, Bank Dunia, Carolyn Turk sebelumnya membeberkan hasil survei yang menyebut harga beras di Indonesia tertinggi di ASEAN. Sedangkan kesejahteraan petani Indonesia paling jeblok.
"Konsumen Indonesia telah membayar harga tinggi untuk beras. Harga eceran beras di Indonesia secara konsisten lebih tinggi daripada di negara-negara ASEAN," ungkap Turk dalam Indonesia International Rice Conference (IIRC), baru-baru ini.
Hal itu disampaikan ekonom Ferry Latuhihin menanggapi rentetan panjang tidak mumpuninya Kepala Bapanas dalam mengurusi beras. Teranyar, Bank Dunia membeberkan hasil survei yang menyebut harga beras di Indonesia tertinggi di Asean namun kesejahteraan petani jeblok.
"(Kepala Bapanas perlu diisi) sosok yang mumpuni. Penggantinya juga harus sosok profesional," ujar Ferry, Jumat (27/9/2024).
Baca Juga: Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Paling Mahal di ASEAN
Ferry mengingatkan pentingnya orang yang tepat dan memiliki kemampuan untuk mengisi pos sebagai Kepala Bapanas. Ferry tak menampik masalah terbesar dari mahalnya harga beras saat ini lantaran kegagalan Kepala Bapanas untuk membuat Indonesia terbebas dari jeratan impor. Persoalan jeratan impor itu, kata Ferry, membuat importir dengan leluasa menentukan harga beras di Indonesia.
"Importir yang menentukan harganya. Makanya jadi mahal. Kedua, supply beras dalam negeri juga dikuasai pemain dan tengkulak besar. Ini masalah institusional yang harus dibenahi oleh pemerintah baru nanti," kata dia.
Baca Juga: 3 Penyebab Harga Beras Indonesia Termahal di ASEAN, tapi Penghasilan Petani Paling Kecil
Country Director for Indonesia and Timor-Leste, Bank Dunia, Carolyn Turk sebelumnya membeberkan hasil survei yang menyebut harga beras di Indonesia tertinggi di ASEAN. Sedangkan kesejahteraan petani Indonesia paling jeblok.
"Konsumen Indonesia telah membayar harga tinggi untuk beras. Harga eceran beras di Indonesia secara konsisten lebih tinggi daripada di negara-negara ASEAN," ungkap Turk dalam Indonesia International Rice Conference (IIRC), baru-baru ini.
(nng)
tulis komentar anda