Siap-siap! Skema Subsidi BBM Bakal Diubah Jadi Uang Tunai
Jum'at, 27 September 2024 - 21:54 WIB
JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah menilai subsidi energi lebih baik diberikan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang berhak sehingga penyalurannya bisa lebih tepat sasaran.
"Kita ingin dengan data yang diperbaiki, data yang disempurnakan, supaya pada mereka itu diberi saja transfer tunai langsung ke mereka, bukan ke komoditinya. Akan tetapi kepada keluarganya yang berhak untuk terima itu yang akan kita lakukan," terangnya dalam acara UOB Economic Outlook 2025.
Sebab diakui Burhanuddin, subsidi energi sebesar Rp540 triliun yang dialokasikan pada tahun 2023 belum tepat sasaran. Mantan Gubernur Bank Indonesia itupun bercerita bahwa minggu lalu saat pergi ke Solo dirinya bertemu dengan salah satu pelanggan PLN yang paling bawah.
"Mereka bayar bulanan paling 30 ribu, lampunya hanya satu. Orang miskin tidak dapat keuntungan dari subsidi BBM , mereka tidak punya sepeda motor, mereka beli gas tapi 1 melon ini untuk 2 minggu. Jadi kecil sekali, kalau gitu siapa yang sebetulnya menikmati?" pungkas Burhanuddin.
Ia bahkan mengklaim dengan pemberian subsidi melalui BLT, maka negara akan menghemat anggaran hingga Rp200 triliun."Dengan cara itu, ternyata hitung-hitungan kita subsidi menjadi akan berkurang (somewhere around) Rp150 sampai Rp200 triliun dan itu akan bisa digunakan untuk hal yang sifatnya lebih produktif," terangnya.
"Kita kurangi subsidi yang diberikan secara langsung, tapi kita alihkan ke hal yang produktif. Itu artinya kita leverage pertumbuhan kita melalui pengurangan subsidi tersebut," pungkas Burhanuddin.
"Kita ingin dengan data yang diperbaiki, data yang disempurnakan, supaya pada mereka itu diberi saja transfer tunai langsung ke mereka, bukan ke komoditinya. Akan tetapi kepada keluarganya yang berhak untuk terima itu yang akan kita lakukan," terangnya dalam acara UOB Economic Outlook 2025.
Sebab diakui Burhanuddin, subsidi energi sebesar Rp540 triliun yang dialokasikan pada tahun 2023 belum tepat sasaran. Mantan Gubernur Bank Indonesia itupun bercerita bahwa minggu lalu saat pergi ke Solo dirinya bertemu dengan salah satu pelanggan PLN yang paling bawah.
"Mereka bayar bulanan paling 30 ribu, lampunya hanya satu. Orang miskin tidak dapat keuntungan dari subsidi BBM , mereka tidak punya sepeda motor, mereka beli gas tapi 1 melon ini untuk 2 minggu. Jadi kecil sekali, kalau gitu siapa yang sebetulnya menikmati?" pungkas Burhanuddin.
Ia bahkan mengklaim dengan pemberian subsidi melalui BLT, maka negara akan menghemat anggaran hingga Rp200 triliun."Dengan cara itu, ternyata hitung-hitungan kita subsidi menjadi akan berkurang (somewhere around) Rp150 sampai Rp200 triliun dan itu akan bisa digunakan untuk hal yang sifatnya lebih produktif," terangnya.
"Kita kurangi subsidi yang diberikan secara langsung, tapi kita alihkan ke hal yang produktif. Itu artinya kita leverage pertumbuhan kita melalui pengurangan subsidi tersebut," pungkas Burhanuddin.
(akr)
tulis komentar anda