Beri Pendampingan Disabilitas, PNM Boyong Tiga Penghargaan BBMA 2024
Kamis, 14 November 2024 - 20:46 WIB
JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sukses meraih tiga penghargaan bergengsi dalam ajang BUMN Branding and Marketing Award (BBMA) ke-12 tahun 2024.
Acara yang didukung WIR Group dan DMID ini mengusung tema Empowering Brands, Building Nations: Optimizing BUMN’s Potential Through Exceptional Talents & Advanced Technological Support.
Sebagai anak perusahaan BUMN, PNM meraih penghargaan Platinum untuk dua kategori, yaitu Brand Strategy Relevance dan Brand Creative & Activation. Selain itu, PNM dianugerahi gelar The Best Brand Strategy Excellence untuk kategori Anak Perusahaan BUMN.
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, branding dan marketing jadi elemen penting untuk memperkuat posisi strategis BUMN, terutama dalam menghadapi tantangan pasar global.
Karena itu, pengembangan merek yang kuat dan didukung strategi pemasaran yang inovatif serta adaptif menjadi kunci agar BUMN dapat tetap bersaing di era teknologi yang berkembang pesat.
"Branding itu sangat penting, terutama bagi perusahaan seperti PNM yang memiliki program-program unggulan. Dengan branding kuat dan sosial value yang tinggi, ini akan meningkatkan nilai tambah bagi para stakeholder dan memperkuat peran PNM di masyarakat. Dengan dukungan teknologi industri 5.0, dampaknya bisa lebih luas lagi," ujar Direktur Operasional PNM Sunar Basuki setelah menerima penghargaan BBMA 2024, di Jakarta, Kamis (14/11).
Dalam ajang BBMA kali ini, PNM juga mempresentasikan program PR Campaign Peduli Disabilitas. Sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk memberdayakan perempuan prasejahtera dengan potensi usaha, PNM memberikan akses pembiayaan bagi mereka yang terkendala keterbatasan modal, termasuk penyandang disabilitas.
Saat ini, PNM melayani lebih dari 20,1 juta nasabah ultra mikro melalui program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera). Untuk menjangkau penyandang disabilitas, PNM menjalin kemitraan dengan berbagai pihak strategis, termasuk Komisi Nasional Disabilitas (Komnas).
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi penyandang disabilitas, PNM aktif menjalankan berbagai kampanye, salah satunya melalui pemberdayaan nasabah disabilitas dalam Klasterisasi Batik Tuli Berdaya. Program ini bertujuan meningkatkan keterampilan pembatik tunarungu, memberi akses keuangan, serta memperkenalkan mereka pada dunia bisnis dan pasar yang lebih luas.
"Pembatik tunarungu justru memiliki kualitas produk yang sangat baik, bahkan lebih fokus saat membatik. Mereka tidak terganggu dengan suara di sekitar, sehingga lebih berkonsentrasi pada karya mereka," tambah Sunar Basuki.
PNM juga memberikan pendampingan usaha dan kesempatan bagi para disabilitas untuk memamerkan karya mereka melalui showcase yang diliput media, guna membangun kepercayaan diri dan memperlihatkan dampak sosial ekonomi yang mereka ciptakan.
"Penghargaan ini adalah kebanggaan bagi seluruh insan PNM. Dengan prestasi ini, semangat kami semakin besar untuk terus memberdayakan masyarakat, bahkan di pelosok negeri. Dengan penghargaan ini, PNM semakin menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan ekonomi kerakyatan di Indonesia," tutup Sunar.
Acara yang didukung WIR Group dan DMID ini mengusung tema Empowering Brands, Building Nations: Optimizing BUMN’s Potential Through Exceptional Talents & Advanced Technological Support.
Sebagai anak perusahaan BUMN, PNM meraih penghargaan Platinum untuk dua kategori, yaitu Brand Strategy Relevance dan Brand Creative & Activation. Selain itu, PNM dianugerahi gelar The Best Brand Strategy Excellence untuk kategori Anak Perusahaan BUMN.
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, branding dan marketing jadi elemen penting untuk memperkuat posisi strategis BUMN, terutama dalam menghadapi tantangan pasar global.
Karena itu, pengembangan merek yang kuat dan didukung strategi pemasaran yang inovatif serta adaptif menjadi kunci agar BUMN dapat tetap bersaing di era teknologi yang berkembang pesat.
"Branding itu sangat penting, terutama bagi perusahaan seperti PNM yang memiliki program-program unggulan. Dengan branding kuat dan sosial value yang tinggi, ini akan meningkatkan nilai tambah bagi para stakeholder dan memperkuat peran PNM di masyarakat. Dengan dukungan teknologi industri 5.0, dampaknya bisa lebih luas lagi," ujar Direktur Operasional PNM Sunar Basuki setelah menerima penghargaan BBMA 2024, di Jakarta, Kamis (14/11).
Dalam ajang BBMA kali ini, PNM juga mempresentasikan program PR Campaign Peduli Disabilitas. Sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk memberdayakan perempuan prasejahtera dengan potensi usaha, PNM memberikan akses pembiayaan bagi mereka yang terkendala keterbatasan modal, termasuk penyandang disabilitas.
Saat ini, PNM melayani lebih dari 20,1 juta nasabah ultra mikro melalui program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera). Untuk menjangkau penyandang disabilitas, PNM menjalin kemitraan dengan berbagai pihak strategis, termasuk Komisi Nasional Disabilitas (Komnas).
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi penyandang disabilitas, PNM aktif menjalankan berbagai kampanye, salah satunya melalui pemberdayaan nasabah disabilitas dalam Klasterisasi Batik Tuli Berdaya. Program ini bertujuan meningkatkan keterampilan pembatik tunarungu, memberi akses keuangan, serta memperkenalkan mereka pada dunia bisnis dan pasar yang lebih luas.
"Pembatik tunarungu justru memiliki kualitas produk yang sangat baik, bahkan lebih fokus saat membatik. Mereka tidak terganggu dengan suara di sekitar, sehingga lebih berkonsentrasi pada karya mereka," tambah Sunar Basuki.
PNM juga memberikan pendampingan usaha dan kesempatan bagi para disabilitas untuk memamerkan karya mereka melalui showcase yang diliput media, guna membangun kepercayaan diri dan memperlihatkan dampak sosial ekonomi yang mereka ciptakan.
"Penghargaan ini adalah kebanggaan bagi seluruh insan PNM. Dengan prestasi ini, semangat kami semakin besar untuk terus memberdayakan masyarakat, bahkan di pelosok negeri. Dengan penghargaan ini, PNM semakin menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan ekonomi kerakyatan di Indonesia," tutup Sunar.
(tar)
tulis komentar anda