Gara-gara Sanksi AS, Eropa Bakal Hadapi Krisis Gas Baru
Minggu, 24 November 2024 - 12:20 WIB
JAKARTA - Eropa berada di ambang krisis energi baru akibat menipisnya cadangan gas di benua tersebut. Situasi diperkirakan bakal memburuk dengan cepat akibat potensi pemotongan pasokan gas dari Rusia akibat sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Gazprombank, bank utama Rusia untuk transaksi terkait energi.
Menurut laporan Bloomberg yang dilansir Russia Today, Minggu (24/11/2024), pasar Eropa masih dalam tahap pemulihan dari guncangan energi parah yang dialami dua tahun lalu, dengan konflik Ukraina yang berkontribusi pada lonjakan harga gas sebesar 45% tahun ini. Meskipun saat ini masih di bawah rekor tahun 2022, harga gas dilaporkan cukup tinggi untuk memperdalam krisis biaya hidup bagi rumah tangga dan meningkatkan tekanan pada produsen.
"Kami masih memiliki masalah dengan pasokan gas. Jika kami benar-benar ingin mandiri dari gas Rusia, kami perlu memiliki lebih banyak kapasitas impor," kata CEO RWE AG Markus Krebber. Ia memperingatkan bahwa musim dingin ini dapat menimbulkan tantangan yang signifikan karena fasilitas penyimpanan gas menipis dengan cepat.
Penyimpanan gas sangat penting selama bulan-bulan terdingin; namun, persediaan menurun dengan cepat karena meningkatnya permintaan untuk pemanas di tengah suhu rendah dan kurangnya tenaga angin untuk pembangkit listrik. Meskipun ada rencana untuk menghilangkan ketergantungannya pada energi Rusia, UE tetap menjadi salah satu importir utama bahan bakar fosil Rusia di dunia.
Minggu ini, AS menjatuhkan sanksi kepada Gazprombank, bank utama Rusia untuk transaksi terkait energi dan bank besar terakhir negara itu yang terhubung dengan sistem pengiriman pesan antarbank SWIFT. Analis di Energy Aspects mengatakan kepada Bloomberg bahwa kehilangan salah satu rute terakhir yang tersisa untuk gas pipa Rusia akan secara signifikan meningkatkan tekanan pasar dan mendorong harga global lebih tinggi.
Hongaria, yang menentang tindakan keras yang dikenakan pada Rusia karena konflik Ukraina, mengatakan bahwa dengan menjatuhkan sanksi kepada Gazprombank, Washington sengaja membahayakan keamanan pasokan energi ke beberapa negara Eropa.
Harga gas musim panas, yang biasanya diharapkan cukup rendah untuk mengisi kembali persediaan, saat ini lebih tinggi daripada yang diproyeksikan untuk musim dingin mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa biaya energi kemungkinan akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang panjang, dan seiring menurunnya tingkat persediaan pada musim dingin ini, akan semakin sulit untuk mengisi kembali cadangan.
Menurut laporan Bloomberg yang dilansir Russia Today, Minggu (24/11/2024), pasar Eropa masih dalam tahap pemulihan dari guncangan energi parah yang dialami dua tahun lalu, dengan konflik Ukraina yang berkontribusi pada lonjakan harga gas sebesar 45% tahun ini. Meskipun saat ini masih di bawah rekor tahun 2022, harga gas dilaporkan cukup tinggi untuk memperdalam krisis biaya hidup bagi rumah tangga dan meningkatkan tekanan pada produsen.
"Kami masih memiliki masalah dengan pasokan gas. Jika kami benar-benar ingin mandiri dari gas Rusia, kami perlu memiliki lebih banyak kapasitas impor," kata CEO RWE AG Markus Krebber. Ia memperingatkan bahwa musim dingin ini dapat menimbulkan tantangan yang signifikan karena fasilitas penyimpanan gas menipis dengan cepat.
Penyimpanan gas sangat penting selama bulan-bulan terdingin; namun, persediaan menurun dengan cepat karena meningkatnya permintaan untuk pemanas di tengah suhu rendah dan kurangnya tenaga angin untuk pembangkit listrik. Meskipun ada rencana untuk menghilangkan ketergantungannya pada energi Rusia, UE tetap menjadi salah satu importir utama bahan bakar fosil Rusia di dunia.
Minggu ini, AS menjatuhkan sanksi kepada Gazprombank, bank utama Rusia untuk transaksi terkait energi dan bank besar terakhir negara itu yang terhubung dengan sistem pengiriman pesan antarbank SWIFT. Analis di Energy Aspects mengatakan kepada Bloomberg bahwa kehilangan salah satu rute terakhir yang tersisa untuk gas pipa Rusia akan secara signifikan meningkatkan tekanan pasar dan mendorong harga global lebih tinggi.
Hongaria, yang menentang tindakan keras yang dikenakan pada Rusia karena konflik Ukraina, mengatakan bahwa dengan menjatuhkan sanksi kepada Gazprombank, Washington sengaja membahayakan keamanan pasokan energi ke beberapa negara Eropa.
Harga gas musim panas, yang biasanya diharapkan cukup rendah untuk mengisi kembali persediaan, saat ini lebih tinggi daripada yang diproyeksikan untuk musim dingin mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa biaya energi kemungkinan akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang panjang, dan seiring menurunnya tingkat persediaan pada musim dingin ini, akan semakin sulit untuk mengisi kembali cadangan.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda