Perdana Sejak Februari, Ekspansif Bisnis Perusahaan Manufaktur Bergerak Cepat
Selasa, 01 September 2020 - 13:59 WIB
JAKARTA - IHS Markit mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia naik dari 46,9 pada bulan Juli menjadi 50,8 pada bulan Agustus. Naik di atas ambang netral 50,0 untuk pertama kalinya sejak bulan Februari.
Poin PMI di atas angka 50 menandakan bahwa sejumlah sektor manufaktur masih melakukan upaya perluasan usaha atau ekspansif. Data PMI rata-rata (48,8) sejauh ini untuk triwulan ketiga mengisyaratkan gambaran manufaktur yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan kedua.
(Baca Juga: Industri Manufaktur Torehkan Capaian Positif Selama Pandemi )
Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan, untuk pertama kalinya sejak bulan Februari, perusahaan manufaktur Indonesia melaporkan perbaikan kondisi bisnis pada bulan Agustus. Dengan pertumbuhan output pada tingkat tercepat selama lebih dari enam tahun karena bisnis terus menyesuaikan diri dengan melonggarnya pembatasan Covid-19.
"Permintaan juga menunjukkan tanda-tanda kebangkitan kembali, membantu mengurangi laju kehilangan pekerjaan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/9/2020).
Menurut dia, kepercayaan bisnis meningkat sejak bulan Juli. Oleh karena itu, data terbaru mengisyaratkan bahwa ekonomi akan bangkit lebih kuat setelah jatuh pada triwulan kedua. Namun, indikator survei lain seperti penumpukan pekerjaan dan ketenagakerjaan terus memperingatkan tentang risiko penurunan prospek.
Kekhawatirannya adalah bahwa pemulihan tersebut utamanya berasal dari permintaan yang tertahan oleh tindakan lockdown dan bisa goyah setelah kebangkitan awal.
"Oleh karena itu, permintaan harus terus membaik dalam beberapa bulan ke depan, tetapi hal yang ditakutkan adalah meningkatnya pengangguran dan kebutuhan berkelanjutan untuk mempertahankan social distancing dapat merusak pemulihan," tuturnya.
(Baca Juga: Indeks Manufaktur Merangkak Naik, Menperin: Bukti Ekonomi Membaik )
Poin PMI di atas angka 50 menandakan bahwa sejumlah sektor manufaktur masih melakukan upaya perluasan usaha atau ekspansif. Data PMI rata-rata (48,8) sejauh ini untuk triwulan ketiga mengisyaratkan gambaran manufaktur yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan kedua.
(Baca Juga: Industri Manufaktur Torehkan Capaian Positif Selama Pandemi )
Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan, untuk pertama kalinya sejak bulan Februari, perusahaan manufaktur Indonesia melaporkan perbaikan kondisi bisnis pada bulan Agustus. Dengan pertumbuhan output pada tingkat tercepat selama lebih dari enam tahun karena bisnis terus menyesuaikan diri dengan melonggarnya pembatasan Covid-19.
"Permintaan juga menunjukkan tanda-tanda kebangkitan kembali, membantu mengurangi laju kehilangan pekerjaan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/9/2020).
Menurut dia, kepercayaan bisnis meningkat sejak bulan Juli. Oleh karena itu, data terbaru mengisyaratkan bahwa ekonomi akan bangkit lebih kuat setelah jatuh pada triwulan kedua. Namun, indikator survei lain seperti penumpukan pekerjaan dan ketenagakerjaan terus memperingatkan tentang risiko penurunan prospek.
Kekhawatirannya adalah bahwa pemulihan tersebut utamanya berasal dari permintaan yang tertahan oleh tindakan lockdown dan bisa goyah setelah kebangkitan awal.
"Oleh karena itu, permintaan harus terus membaik dalam beberapa bulan ke depan, tetapi hal yang ditakutkan adalah meningkatnya pengangguran dan kebutuhan berkelanjutan untuk mempertahankan social distancing dapat merusak pemulihan," tuturnya.
(Baca Juga: Indeks Manufaktur Merangkak Naik, Menperin: Bukti Ekonomi Membaik )
Lihat Juga :
tulis komentar anda