Ekonomi Indonesia 2021 Tumbuh 5,5% Memungkinkan Tercapai
Rabu, 15 April 2020 - 10:04 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 berada pada kisaran 4,5-5,5%. Dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2021, pertumbuhan ekonomi diperkirakan di range 4,5-5,5% dan inflasi 2-4%.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, proyeksi pertumbuhan tersebut sangat mungkin bisa tercapai. Bahkan dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bisa tumbuh di atas 6%, tergantung bagaimana pemerintah menangani wabah Covid-19 pada tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi tahun depan sangat ditentukan oleh seberapa cepat kita menangani wabah, seberapa cepat proses recovery bisa kita lakukan," ujarnya di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Piter melanjutkan, apabila wabah Covid-19 diasumsikan bisa selesai pada akhir kuartal III/2020 maka proses recovery akan dimulai sejak awal kuartal IV/2020. Menurut dia, ada dua faktor yang akan menentukan seberapa besar pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
Pertama, sejauh mana pemerintah mampu mengurangi kerusakan di dunia usaha yang diakibatkan oleh wabah Covid-19. "Dunia usaha menyebutkan mereka hanya bisa bertahan hingga Juni. Tanpa bantuan pemerintah mereka akan collapse. Kalau dunia usaha dibiarkan collapse di tengah wabah, maka proses recovery akan berjalan lambat, pertumbuhan ekonomi pada tahun depan dipastikan tetap lambat. Dengan demikian sangat penting adanya bantuan pemerintah untuk meningkatkan daya tahan dunia usaha," jelasnya.
Kedua, seberapa besar dan cepat pemerintah menyalurkan dana stimulus untuk percepatan recovery economy. Saat ini pemerintah sudah mempersiapkan Rp150 triliun.
"Kalau dana ini nilainya cukup dan juga dengan cepat disalurkan untuk membantu proses recovery maka dampaknya proses recovery itu akan bisa V shaped. Pertumbuhan ekonomi tahun depan di atas 6%," kata Piter.
Sebaliknya, jika ternyata dana tersebut terlalu kecil dan jsangat lambat disalurkan, maka proses recovery juga akan berjalan lambat. "Kita akan mengalami U shaped atau bahkan L shaped recovery," imbuhnya.
Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5-5,5% di tahun 2021 terlalu optimis. Menurut dia, recovery diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2021.
"Itu terlalu optimis saya kira, karena kita sedang menghadapi krisis kesehatan dan krisis ekonomi sekaligus. Belum tentu ketika Covid-19 selesai, maka recovery berjalan seperti V shape. Yang dikhawatirkan adalah masalah struktural seperti perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang belum selesai, dan fluktuasi harga komoditas," tuturnya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, proyeksi pertumbuhan tersebut sangat mungkin bisa tercapai. Bahkan dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bisa tumbuh di atas 6%, tergantung bagaimana pemerintah menangani wabah Covid-19 pada tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi tahun depan sangat ditentukan oleh seberapa cepat kita menangani wabah, seberapa cepat proses recovery bisa kita lakukan," ujarnya di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Piter melanjutkan, apabila wabah Covid-19 diasumsikan bisa selesai pada akhir kuartal III/2020 maka proses recovery akan dimulai sejak awal kuartal IV/2020. Menurut dia, ada dua faktor yang akan menentukan seberapa besar pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
Pertama, sejauh mana pemerintah mampu mengurangi kerusakan di dunia usaha yang diakibatkan oleh wabah Covid-19. "Dunia usaha menyebutkan mereka hanya bisa bertahan hingga Juni. Tanpa bantuan pemerintah mereka akan collapse. Kalau dunia usaha dibiarkan collapse di tengah wabah, maka proses recovery akan berjalan lambat, pertumbuhan ekonomi pada tahun depan dipastikan tetap lambat. Dengan demikian sangat penting adanya bantuan pemerintah untuk meningkatkan daya tahan dunia usaha," jelasnya.
Kedua, seberapa besar dan cepat pemerintah menyalurkan dana stimulus untuk percepatan recovery economy. Saat ini pemerintah sudah mempersiapkan Rp150 triliun.
"Kalau dana ini nilainya cukup dan juga dengan cepat disalurkan untuk membantu proses recovery maka dampaknya proses recovery itu akan bisa V shaped. Pertumbuhan ekonomi tahun depan di atas 6%," kata Piter.
Sebaliknya, jika ternyata dana tersebut terlalu kecil dan jsangat lambat disalurkan, maka proses recovery juga akan berjalan lambat. "Kita akan mengalami U shaped atau bahkan L shaped recovery," imbuhnya.
Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5-5,5% di tahun 2021 terlalu optimis. Menurut dia, recovery diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2021.
"Itu terlalu optimis saya kira, karena kita sedang menghadapi krisis kesehatan dan krisis ekonomi sekaligus. Belum tentu ketika Covid-19 selesai, maka recovery berjalan seperti V shape. Yang dikhawatirkan adalah masalah struktural seperti perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang belum selesai, dan fluktuasi harga komoditas," tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda