APG Optimistis Akhir Tahun Ini Industri Properti Melesat
Jum'at, 18 September 2020 - 19:40 WIB
JAKARTA - Agung Podomoro Group (APG), pengembang Kota Podomoro Tenjo--kota mandiri dan satelit baru--optimistis industri properti di Tanah Air akan melesat di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi.
Assistant Vice President Kota Podomoro Tenjo, Zaldy Wihardja, mengungkapkan minat masyarakat untuk memiliki hunian masih tinggi. Dia mencontohkan, dalam kurun waktu sebulan sejak diperkenalkan ke masyarakat, minat konsumen untuk memiliki hunian di kawasan Kota Podomoro Tenjo mencapai lebih dari 1.000 orang. ( Baca juga:Kurangi Pakai Energi Fosil, Saatnya Pembangkit Listrik Pakai Bahan Bakar Sampah )
“Besarnya minat konsumen ini menjadi indikator bahwa kebutuhan properti tetap tinggi di tengah situasi ekonomi yang dinamis akibat pandemi,” tegas Zaldy dalam keterangannya, Jumat (18/9/2020).
Zaldy menambahkan, kebutuhan masyarakat terhadap hunian di segmen menengah juga masih tinggi. Hal itulah, lanjut dia, yang melatarbelakangi pengembangan kota baru Podomoro Tenjo.
“Ini juga merupakan inisiatif dan inovasi APG untuk menghadirkan hunian yang berkualitas, dengan fasilitas yang mendukung gaya hidup masyarakat kekinian, khususnya aspek kesehatan lingkungan, infrastruktur dan akses transportasi," paparnya.
Dipilihnya kawasan barat Ibu Kota karena kawasan ini didukung oleh infrastruktur yang lengkap. Contohnya proyek tol Serpong-Balaraja. Dari sisi perekonomian, kawasan ini merupakan pertemuan tiga kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan. Daerah tersebut termasuk wilayah dengan pertumbuhan industri yang cukup tinggi.
Kota Podomoro Tenjo, kata Zaldy, telah direncanakan sejak lama sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas penduduk ke kawasan barat Jakarta. “APG sengaja merilis proyek ini saat pandemi karena dalam situasi sulit ini harus ada yang berani mengambil inisiatif agar industri dan ekonomi tetap bergerak maju. Kami bersyukur dukungan masyarakat dan para stakeholders lainnya sangat baik," jelasnya.
Hasil riset Indonesia Property Watch (IPW) menyebutkan, kawasan Banten memiliki pertumbuhan permintaan properti dua kali lipat dibandingkan daerah penyangga ibu kota lainnya.
Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengungkapkan, pasar properti di Jabodetabek dan Banten masih mampu tumbuh pada masa pandemi. Setidaknya, sampai dua kali lipat.
“Itu menjadi gambaran tentang permintaan properti yang tidak serta-merta redup,” paparnya. ( Baca juga:18 Jet Tempur China Acak-acak Wilayah Perbatasan Taiwan )
Menurut dia, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, konsumen akan menjadi lebih jeli dalam memilih produk properti yang diinginkan. Mereka akan memperhitungkan track record serta diversifikasi strategi pemasaran.
Kenaikan harga properti residensial di pasar primer memang terpantau melambat. Hal itu berdasar hasil survei harga properti residensial Bank Indonesia (BI). Tercatat, kenaikan indeks harga properti residensial (IHPR) triwulan II 2020 hanya 1,59% year-on-year (YoY).
Assistant Vice President Kota Podomoro Tenjo, Zaldy Wihardja, mengungkapkan minat masyarakat untuk memiliki hunian masih tinggi. Dia mencontohkan, dalam kurun waktu sebulan sejak diperkenalkan ke masyarakat, minat konsumen untuk memiliki hunian di kawasan Kota Podomoro Tenjo mencapai lebih dari 1.000 orang. ( Baca juga:Kurangi Pakai Energi Fosil, Saatnya Pembangkit Listrik Pakai Bahan Bakar Sampah )
“Besarnya minat konsumen ini menjadi indikator bahwa kebutuhan properti tetap tinggi di tengah situasi ekonomi yang dinamis akibat pandemi,” tegas Zaldy dalam keterangannya, Jumat (18/9/2020).
Zaldy menambahkan, kebutuhan masyarakat terhadap hunian di segmen menengah juga masih tinggi. Hal itulah, lanjut dia, yang melatarbelakangi pengembangan kota baru Podomoro Tenjo.
“Ini juga merupakan inisiatif dan inovasi APG untuk menghadirkan hunian yang berkualitas, dengan fasilitas yang mendukung gaya hidup masyarakat kekinian, khususnya aspek kesehatan lingkungan, infrastruktur dan akses transportasi," paparnya.
Dipilihnya kawasan barat Ibu Kota karena kawasan ini didukung oleh infrastruktur yang lengkap. Contohnya proyek tol Serpong-Balaraja. Dari sisi perekonomian, kawasan ini merupakan pertemuan tiga kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan. Daerah tersebut termasuk wilayah dengan pertumbuhan industri yang cukup tinggi.
Kota Podomoro Tenjo, kata Zaldy, telah direncanakan sejak lama sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas penduduk ke kawasan barat Jakarta. “APG sengaja merilis proyek ini saat pandemi karena dalam situasi sulit ini harus ada yang berani mengambil inisiatif agar industri dan ekonomi tetap bergerak maju. Kami bersyukur dukungan masyarakat dan para stakeholders lainnya sangat baik," jelasnya.
Hasil riset Indonesia Property Watch (IPW) menyebutkan, kawasan Banten memiliki pertumbuhan permintaan properti dua kali lipat dibandingkan daerah penyangga ibu kota lainnya.
Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengungkapkan, pasar properti di Jabodetabek dan Banten masih mampu tumbuh pada masa pandemi. Setidaknya, sampai dua kali lipat.
“Itu menjadi gambaran tentang permintaan properti yang tidak serta-merta redup,” paparnya. ( Baca juga:18 Jet Tempur China Acak-acak Wilayah Perbatasan Taiwan )
Menurut dia, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, konsumen akan menjadi lebih jeli dalam memilih produk properti yang diinginkan. Mereka akan memperhitungkan track record serta diversifikasi strategi pemasaran.
Kenaikan harga properti residensial di pasar primer memang terpantau melambat. Hal itu berdasar hasil survei harga properti residensial Bank Indonesia (BI). Tercatat, kenaikan indeks harga properti residensial (IHPR) triwulan II 2020 hanya 1,59% year-on-year (YoY).
(uka)
tulis komentar anda