Sri Mulyani: Negara G-20 Kompak Pulihkan Ekonomi dari Covid-19
Minggu, 20 September 2020 - 14:35 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menghadiri rangkaian pertemuan internasional mulai dari Pertemuan Menteri Keuangan (Menkeu) dan Menteri Kesehatan G20, Pertemuan Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral ASEAN+3, dan Sidang Tahunan Asian Development Bank (ADB) pada 16-18 September 2020.
Adapun, negara-negara G20 menyepakati untuk terus melakukan aksi global bersama dalam menghadapi pandemi Covid-19 serta dampaknya terhadap kesehatan, sosial dan ekonomi.
(Baca Juga: Sri Mulyani Akui Permasalahan Ekonomi Saat Ini Cukup Ruwet)
"Pandemi Covid-19 merupakan wake-up call bagi dunia tentang pentingnya investasi dalam pengembangan kapasitas kesiapan dan respons menghadapi pandemi," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Minggu (20/9/2020).
Dia mengatakan, pemerintah terus melakukan penguatan sektor kesehatan dalam rangka memastikan akses bagi setiap orang terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Di sisi lain, Indonesia juga melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap masyarakat yang terdampak, termasuk UMKM dan dunia usaha.
"Langkah-langkah penanganan tersebut tentunya membutuhkan alokasi anggaran yang besar, yang menuntut dilakukannya penajaman prioritas anggaran serta tetap menjaga keberlangsungan fiskal," katanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak ada negara yang telah sepenuhnya siap untuk menghadapi pandemi yang menyebar secara cepat dan berdampak besar pada kehidupan. Masih terdapat ketimpangan atas kapasitas kesiapan menghadapi pandemi baik pada level nasional maupun level global.
Pada level nasional, kesenjangan kapasitas tersebut pada umumnya terletak pada kapasitas sistem pemantauan pandemi yang belum kuat, sistem kesehatan yang terbatas, koordinasi antarlembaga yang belum efektif, dan komunikasi publik yang belum optimal.
Sedangkan pada level global, kesenjangan kapasitas mencakup pada kemampuan untuk melakukan proses pemantauan dan pencegahan yang terbatas, kapasitas sistem kesehatan dan rantai suplai yang masih lemah, koordinasi global leadership yang belum optimal dan koordinasi riset dan pengembangan yang belum kuat.
Adapun, negara-negara G20 menyepakati untuk terus melakukan aksi global bersama dalam menghadapi pandemi Covid-19 serta dampaknya terhadap kesehatan, sosial dan ekonomi.
(Baca Juga: Sri Mulyani Akui Permasalahan Ekonomi Saat Ini Cukup Ruwet)
"Pandemi Covid-19 merupakan wake-up call bagi dunia tentang pentingnya investasi dalam pengembangan kapasitas kesiapan dan respons menghadapi pandemi," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Minggu (20/9/2020).
Dia mengatakan, pemerintah terus melakukan penguatan sektor kesehatan dalam rangka memastikan akses bagi setiap orang terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Di sisi lain, Indonesia juga melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap masyarakat yang terdampak, termasuk UMKM dan dunia usaha.
"Langkah-langkah penanganan tersebut tentunya membutuhkan alokasi anggaran yang besar, yang menuntut dilakukannya penajaman prioritas anggaran serta tetap menjaga keberlangsungan fiskal," katanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak ada negara yang telah sepenuhnya siap untuk menghadapi pandemi yang menyebar secara cepat dan berdampak besar pada kehidupan. Masih terdapat ketimpangan atas kapasitas kesiapan menghadapi pandemi baik pada level nasional maupun level global.
Pada level nasional, kesenjangan kapasitas tersebut pada umumnya terletak pada kapasitas sistem pemantauan pandemi yang belum kuat, sistem kesehatan yang terbatas, koordinasi antarlembaga yang belum efektif, dan komunikasi publik yang belum optimal.
Sedangkan pada level global, kesenjangan kapasitas mencakup pada kemampuan untuk melakukan proses pemantauan dan pencegahan yang terbatas, kapasitas sistem kesehatan dan rantai suplai yang masih lemah, koordinasi global leadership yang belum optimal dan koordinasi riset dan pengembangan yang belum kuat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda