Sri Mulyani Akui Permasalahan Ekonomi Saat Ini Cukup Ruwet
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan negara anggota Asian Development Bank (ADB) untuk bersama menangani dampak pandemi Covid-19 di bidang kesehatan dan perekonomian.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan situasi sekarang sangat ruwet dan menimbulkan ironi permasalahan di beberapa negara. Hal itu itu dialami juga sebagai permasalahan dunia yang buruk. "Sebelumnya ada isu perubahan iklim dan sekarang pandemi Covid-19 dan tidak ada perbedaan batas negara dari permasalahan ini," ujar Menkeu dalam siaran pers yang diterima, Minggu (20/9/2020).
Dia melanjutkan dibandingkan dengan global financial crisis yang terjadi pada tahun 2008-2009. Adapun, saat itu secara global negara-negara bersama-sama mencoba untuk menyelamatkan ekonomi di mana setiap negara mengalami permasalahan yang sama dengan tantangan yang sama dan dengan ancaman yang sama di bidang ekonomi mereka.
Namun demikian, saat ini dunia harus berhadapan dengan berbagai macam isu perubahan global. Sebelumnya, dunia sedang dihadapkan pada permasalahan perubahan iklim dunia, kemudian saat ini sekaligus harus berhadapan dengan pandemi Covid-19.
"Saya pikir semua negara mempunyai insting untuk menutup perbatasan dan mencoba melihat ke dalam negeri masing-masing. Dan karena itu saya katakan sekarang ini adalah situasi yang sangat menantang. Maka dari itu setiap pemimpin negara harus membutuhkan suatu kerja sama," kata dia.
Pihaknya optimistis bahwa setelah pandemi Covid-19 terlewati maka akan muncul suatu era globaliasasi baru yang merupakan wujud dari kerjasama antar negara."Pandemi ini mengajarkan banyak hal pada kita. Kita tidak bisa hanya bekerja sendiri meskipun kita adalah negara yang besar. Kita akan selalu membutuhkan kerjasama global. Jadi saya pikir dan saya harap setelah Covid-19 ini akan ada bentuk baru dari era globalisasi, yang lebih inklusif, lebih peduli, dan juga lebih melihat tidak hanya kepada pertumbuhan tetapi juga keberlanjutan sehingga kita bisa mendapatkan lebih baik dari kerjasama ini. Ini adalah salah satu bentuk pandangan optimistis saya," tandas dia.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan situasi sekarang sangat ruwet dan menimbulkan ironi permasalahan di beberapa negara. Hal itu itu dialami juga sebagai permasalahan dunia yang buruk. "Sebelumnya ada isu perubahan iklim dan sekarang pandemi Covid-19 dan tidak ada perbedaan batas negara dari permasalahan ini," ujar Menkeu dalam siaran pers yang diterima, Minggu (20/9/2020).
Dia melanjutkan dibandingkan dengan global financial crisis yang terjadi pada tahun 2008-2009. Adapun, saat itu secara global negara-negara bersama-sama mencoba untuk menyelamatkan ekonomi di mana setiap negara mengalami permasalahan yang sama dengan tantangan yang sama dan dengan ancaman yang sama di bidang ekonomi mereka.
Namun demikian, saat ini dunia harus berhadapan dengan berbagai macam isu perubahan global. Sebelumnya, dunia sedang dihadapkan pada permasalahan perubahan iklim dunia, kemudian saat ini sekaligus harus berhadapan dengan pandemi Covid-19.
"Saya pikir semua negara mempunyai insting untuk menutup perbatasan dan mencoba melihat ke dalam negeri masing-masing. Dan karena itu saya katakan sekarang ini adalah situasi yang sangat menantang. Maka dari itu setiap pemimpin negara harus membutuhkan suatu kerja sama," kata dia.
Pihaknya optimistis bahwa setelah pandemi Covid-19 terlewati maka akan muncul suatu era globaliasasi baru yang merupakan wujud dari kerjasama antar negara."Pandemi ini mengajarkan banyak hal pada kita. Kita tidak bisa hanya bekerja sendiri meskipun kita adalah negara yang besar. Kita akan selalu membutuhkan kerjasama global. Jadi saya pikir dan saya harap setelah Covid-19 ini akan ada bentuk baru dari era globalisasi, yang lebih inklusif, lebih peduli, dan juga lebih melihat tidak hanya kepada pertumbuhan tetapi juga keberlanjutan sehingga kita bisa mendapatkan lebih baik dari kerjasama ini. Ini adalah salah satu bentuk pandangan optimistis saya," tandas dia.
(nng)