Indeks Pekan Ini Dipengaruhi Adu Kuat Stimulus Amerika dan Peningkatan Kasus Covid
Senin, 21 September 2020 - 11:27 WIB
JAKARTA - Senior Research Analyst Infovesta, Praska Putrantyo, menyatakan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) akan menguat pada awal pekan ini. Namun demikian, dia menilai IHSG cenderung masih akan bergerak fluktuatif.
Praska menjelaskan, secara keseluruhan dirinya memprediksi IHSG akan berpeluang menguat di kisaran 5.050-5.140. Penguatan ini karena mengikuti pergerakan bursa regional Asia. ( Baca juga:Menag Positif Covid-19, Bagaimana dengan Mendag Agus? )
"Penguatan indeks relatif mudah karena mengikuti bursa regional Asia yang dipicu perkiraan suku bunga acuan di China yang tetap stabil dan tetap mendukung inflasi. Itu karena sudah mulai melambat dan kita lihat di sini juga pekan ini menunggu lebih ke arah paket stimulus Amerika Serikat ," ujar Praska dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (21/9/2020).
Dia menambahkan, selain dorongan menguat, desakan yang menekan indeks juga tetap ada. Salah satunya peningkatan kasus Covid yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang terhambat. Pada kuartal III-2020 dipastikan ekonomi akan tetap negatif, meskipun besarannya diperkirakan akan berkurang dibanding kuartal II-2020. ( Baca juga:Menag Fachrul Razi Positif Covid-19 )
"Meskipun PSBB dilakukan lebih moderat atau tidak sangat membatasi pergerakan ekonomi, namun tetap investor khawatir dengan semakin merebaknya kasus, ditambah masalah vaksin yang belum dapat jawaban pasti," ucapnya.
Praska menjelaskan, secara keseluruhan dirinya memprediksi IHSG akan berpeluang menguat di kisaran 5.050-5.140. Penguatan ini karena mengikuti pergerakan bursa regional Asia. ( Baca juga:Menag Positif Covid-19, Bagaimana dengan Mendag Agus? )
"Penguatan indeks relatif mudah karena mengikuti bursa regional Asia yang dipicu perkiraan suku bunga acuan di China yang tetap stabil dan tetap mendukung inflasi. Itu karena sudah mulai melambat dan kita lihat di sini juga pekan ini menunggu lebih ke arah paket stimulus Amerika Serikat ," ujar Praska dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (21/9/2020).
Dia menambahkan, selain dorongan menguat, desakan yang menekan indeks juga tetap ada. Salah satunya peningkatan kasus Covid yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang terhambat. Pada kuartal III-2020 dipastikan ekonomi akan tetap negatif, meskipun besarannya diperkirakan akan berkurang dibanding kuartal II-2020. ( Baca juga:Menag Fachrul Razi Positif Covid-19 )
"Meskipun PSBB dilakukan lebih moderat atau tidak sangat membatasi pergerakan ekonomi, namun tetap investor khawatir dengan semakin merebaknya kasus, ditambah masalah vaksin yang belum dapat jawaban pasti," ucapnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda