Ini 5 Grand Plan Transportasi Udara, Bali Bakal Jadi Super Hub
Selasa, 22 September 2020 - 09:55 WIB
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat sejumlah grand plan atau kerangka rencana pembangunan infrastruktur transportasi udara di sejumlah wilayah di Indonesia. Grand plan itu baik untuk hub primer dan super hub, serta transportasi udara untuk pariwisata.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan, grand plan kemenhub terkait pembangunan infrastruktur transportasi udara tidak tidak terlepas dari posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki konektivitas nasional dan internasional di sektor udara.
Tercatat, ada tiga konektivitas yang dipunyai Indonesia yaitu konektivitas area, logistik, dan pariwisata. Karena itu, penggalakkan pembangunan infrastruktur transportasi udara merupakan suatu keharusan. (Baca juga: Masih Ada Celah Bertahan dan Berinovasi di Sektor Logistik Masa Pandemi )
"Kalau berbicara mengenai hub dan super hub di penerbangan tidak terlepas dari konektivitas nasional dan internasional. Setidaknya, kita memiliki tiga hal, pertama adalah konektivitas area, kedua konektivitas logistik, ketiga adalah konektivitas pariwisata. Jadi ini yang menjadi program Kemenhub untuk bisa menggunakan satu dengan yang lainnya," ujar Novie dalam Webinar, dikutip Selasa, (22/9/2020).
Dalam paparannya, Novie menguraikan lima proyek grand plan transportasi udara untuk hub primer dan super hub yang sudah dirancang dan akan direalisasikan dalam waktu dekat ini. Proyek itu antara lain program pembangunan 37 rute konektivitas udara di Papua.
Pembangunan ke-37 rute konektivitas ini bertujuan untuk mempermudah transaksi logistik yang menghubungkan satu kecamatan dengan kecamatan lainnya di pedalaman Papua. Dengan begitu, disparitas harga logistik dapat dipangkas atau dihilangkan.
Saat ini, Papua memiliki 109 rute penerbangan yang dikoneksikan menggunakan pesawat udara. Dari 109 itu, terbagi di beberapa daerah di Papua seperti, Timika ada 7 rute, Dikai 10 rute, Masamba 2 rute, Tarakan 3 rute, dan Tanah Merah 5 rute.
Kedua, pembangunan 21 bandar udara baru dalam hal untuk prioritas konektifitas bandar udara. Ketiga, rehabilitas dan pengembangana untuk 175 bandar udara.
"Mega proyek ini bertujuan untuk mendukung tiga kawasan prioritas di antaranya, Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)," urainya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan, grand plan kemenhub terkait pembangunan infrastruktur transportasi udara tidak tidak terlepas dari posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki konektivitas nasional dan internasional di sektor udara.
Tercatat, ada tiga konektivitas yang dipunyai Indonesia yaitu konektivitas area, logistik, dan pariwisata. Karena itu, penggalakkan pembangunan infrastruktur transportasi udara merupakan suatu keharusan. (Baca juga: Masih Ada Celah Bertahan dan Berinovasi di Sektor Logistik Masa Pandemi )
"Kalau berbicara mengenai hub dan super hub di penerbangan tidak terlepas dari konektivitas nasional dan internasional. Setidaknya, kita memiliki tiga hal, pertama adalah konektivitas area, kedua konektivitas logistik, ketiga adalah konektivitas pariwisata. Jadi ini yang menjadi program Kemenhub untuk bisa menggunakan satu dengan yang lainnya," ujar Novie dalam Webinar, dikutip Selasa, (22/9/2020).
Dalam paparannya, Novie menguraikan lima proyek grand plan transportasi udara untuk hub primer dan super hub yang sudah dirancang dan akan direalisasikan dalam waktu dekat ini. Proyek itu antara lain program pembangunan 37 rute konektivitas udara di Papua.
Pembangunan ke-37 rute konektivitas ini bertujuan untuk mempermudah transaksi logistik yang menghubungkan satu kecamatan dengan kecamatan lainnya di pedalaman Papua. Dengan begitu, disparitas harga logistik dapat dipangkas atau dihilangkan.
Saat ini, Papua memiliki 109 rute penerbangan yang dikoneksikan menggunakan pesawat udara. Dari 109 itu, terbagi di beberapa daerah di Papua seperti, Timika ada 7 rute, Dikai 10 rute, Masamba 2 rute, Tarakan 3 rute, dan Tanah Merah 5 rute.
Kedua, pembangunan 21 bandar udara baru dalam hal untuk prioritas konektifitas bandar udara. Ketiga, rehabilitas dan pengembangana untuk 175 bandar udara.
"Mega proyek ini bertujuan untuk mendukung tiga kawasan prioritas di antaranya, Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)," urainya.
tulis komentar anda