Tak Ada yang Selamat dari Badai Corona, Menkeu: Semua Negara Bakal Resesi
Selasa, 22 September 2020 - 11:50 WIB
JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan semua negara akan mengalami resesi. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan tekanan terhadap ekonomi semua negara. Dampak dari pandemi ini membuat ekonomi di seluruh negara mengalami penurunan.
"Seperti negara Eropa, Italia, Prancis sudah negatif. Jadi kalau kuartal ketiga forecast negatif mereka bisa tiga kuartal berturut-turut negatif. Spanyol, Inggris, dan juga negara ASEAN di sekitar kita seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand diperkirakan kuartal ketiga masih akan mengalami tekanan kontraksi yang cukup dalam," ujar Sri Mulyani dalam diskusi virtual, Selasa (22/9/2020). (Baca: RI Pasti Resesi, Menkeu Sri Sebut Ekonomi Kuartal III Tembus Minus 2,9% )
Dia mengungkapkan, lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan minus. Dana Moneter Internasional atau IMF meramal pertumbuhan ekonomi global berada di level -4,9%, Bank Dunia (World Bank) -5,2%, dan OECD memprediksi di level -4,5%. "Ini lebih baik dibandingkan proyeksi OECD di Juni yang sampaikan bisa minus 6 sampai minus 7,6%," katanya.
Sedangkan untuk tahun depan, lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia berada di kisaran 4-5%. Artinya, mulai ada perbaikan ekonomi di 2021. (Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, JK: Stok Darah PMI Hanya Cukup Dua Hari )
"Ini konsekuensi tahun ini yang menurun dan berasumsi kondisi Covid-19 bisa dijaga dan mulai tersedia vaksin yang membuat kondisi kegiatan ekonomi ditingkatkan. Lalu juga stimulus semua negara bisa memberikan dampak dari minimal penurunan ekonomi atau penguatan ekonomi tahun depan," tandasnya.
"Seperti negara Eropa, Italia, Prancis sudah negatif. Jadi kalau kuartal ketiga forecast negatif mereka bisa tiga kuartal berturut-turut negatif. Spanyol, Inggris, dan juga negara ASEAN di sekitar kita seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand diperkirakan kuartal ketiga masih akan mengalami tekanan kontraksi yang cukup dalam," ujar Sri Mulyani dalam diskusi virtual, Selasa (22/9/2020). (Baca: RI Pasti Resesi, Menkeu Sri Sebut Ekonomi Kuartal III Tembus Minus 2,9% )
Dia mengungkapkan, lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan minus. Dana Moneter Internasional atau IMF meramal pertumbuhan ekonomi global berada di level -4,9%, Bank Dunia (World Bank) -5,2%, dan OECD memprediksi di level -4,5%. "Ini lebih baik dibandingkan proyeksi OECD di Juni yang sampaikan bisa minus 6 sampai minus 7,6%," katanya.
Sedangkan untuk tahun depan, lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia berada di kisaran 4-5%. Artinya, mulai ada perbaikan ekonomi di 2021. (Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, JK: Stok Darah PMI Hanya Cukup Dua Hari )
"Ini konsekuensi tahun ini yang menurun dan berasumsi kondisi Covid-19 bisa dijaga dan mulai tersedia vaksin yang membuat kondisi kegiatan ekonomi ditingkatkan. Lalu juga stimulus semua negara bisa memberikan dampak dari minimal penurunan ekonomi atau penguatan ekonomi tahun depan," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda