BLT UMKM Memacu Pelaku Usaha Mandiri
Rabu, 23 September 2020 - 07:35 WIB
JAKARTA - Penyaluran Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah menjangkau 5,9 juta orang. Ke depan pemerintah ingin mereka bisa mengakses kredit perbankan untuk mengembangkan usahanya.
Seperti diceritakan Narsih, penjual jamu di Cipulir, Jakarta Selatan. Akhir Agustus lalu, Narsih baru kembali dari kampung halamannya untuk berjualan jamu lagi di kawasan Cipulir. Baru beberapa hari berada di Jakarta, Narsih mendapatkan telepon dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Cipulir. BRI memberi tahu bahwa Narsih merupakan penerima Banpres Produktif atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk pelaku UMKM sebesar Rp2,4 juta. (Baca: Umur, Sebuah Nikmat yang Akan Ditanya Tentangnya)
BRI merupakan satu di antara bank penyalur BLT ini sekaligus penghimpun data calon penerima bantuan. Narsih mengaku sudah sepuluh tahun menjadi nasabah BRI. Perempuan berjilbab itu menuturkan pihak BRI sangat membantu dalam pengurusan BLT ini seperti pengisian formulir dan kelengkapan dokumen lainnya. “Enggak susah (mengurusnya). Ngisi formulir, tahu-tahu sudah masuk rekening,” ujarnya dalam diskusi daring dengan tema “Mendorong Usaha Mikro Bertahan di Masa Pandemi” di Jakarta kemarin.
Dana bantuan itu, menurutnya, digunakan untuk membeli gerobak jamu yang dipasang di sepeda dan mengganti jok yang sudah rusak. Total dana yang digunakan sekitar Rp770.000. Sisanya Narsih menggunakan untuk membeli bahan-bahan ramuan jamu dan ditabung. “Alhamdulillah berkat Yang Maha Kuasa ngasih rezeki ke saya. Mudah-mudahan yang memberikan Banpres, rezekinya diganti sama Allah,” tuturnya sambil menangis.
Kementerian Koperasi dan Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (Kemenkop dan UMKM) menargetkan 12 juta orang yang menerima BLT UMKM ini. Staf Khusus Kemenkop dan UMKM Riza Damanik menerangkan, saat ini sudah ada 5,9 juta atau 64,5% pelaku UMKM yang menerima bantuan. Total dana yang sudah mengalir mencapai Rp14 triliun.
Pada September ini, Kemenkop dan UMKM menargetkan menyalurkan BLT ke 9,1 juta orang. Dalam sembilan hari ke depan akan ada 3,2 juta pelaku usaha yang menerima bantuan dengan total dana Rp7,7 triliun. Sisanya atau sekitar 3 juta pelaku usaha akan masuk dalam tahap kedua yang akan dilaksanakan pada Oktober nanti.
Riza mengatakan, pihaknya melakukan survei untuk mengetahui perilaku pelaku UMKM selama pandemi Covid-19. Ada tiga hal yang dilakukan mereka, yakni mengurangi jam kerja, mengurangi jumlah produksi, dan digitalisasi marketing. Tiga langkah itu dilakukan sebagai adaptasi dan berusaha untuk bertahan di tengah situasi ekonomi yang sedang sulit. Yang paling diharapkan UMKM, lebih dari 90% butuh pembiayaan.
Solusi pembiayaan untuk menjawab krisis dan bisa bangkit. Sebanyak 91,8% ingin mendapatkan pembiayaan yang tidak ada bunganya. “Pinjaman, tapi nol persen. Di bawah itu, 89 persen ingin ada hibah yang diberikan pemerintah. Apa yang dilakukan pemerintah dan Kemenkop ingin membekali usaha mikro bertahan di tengah pandemi,” tuturnya. (Baca juga: Kasus Corona Capai 4.000 per Hari, IDI Berikan Dua Solusi)
Riza menjelaskan, dalam rangka mengangkat kembali UMKM ada dua langkah yang dilakukan. Pertama, memperkuat pelaku UMKM yang sudah mempunyai akses ke perbankan (bankable). Bentuknya, restrukturisasi pinjaman dan insentif pajak. Kedua, memberikan bantuan kepada pelaku UMKM yang belum pernah meminjam atau tidak pernah mengakses perbankan.
Seperti diceritakan Narsih, penjual jamu di Cipulir, Jakarta Selatan. Akhir Agustus lalu, Narsih baru kembali dari kampung halamannya untuk berjualan jamu lagi di kawasan Cipulir. Baru beberapa hari berada di Jakarta, Narsih mendapatkan telepon dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Cipulir. BRI memberi tahu bahwa Narsih merupakan penerima Banpres Produktif atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk pelaku UMKM sebesar Rp2,4 juta. (Baca: Umur, Sebuah Nikmat yang Akan Ditanya Tentangnya)
BRI merupakan satu di antara bank penyalur BLT ini sekaligus penghimpun data calon penerima bantuan. Narsih mengaku sudah sepuluh tahun menjadi nasabah BRI. Perempuan berjilbab itu menuturkan pihak BRI sangat membantu dalam pengurusan BLT ini seperti pengisian formulir dan kelengkapan dokumen lainnya. “Enggak susah (mengurusnya). Ngisi formulir, tahu-tahu sudah masuk rekening,” ujarnya dalam diskusi daring dengan tema “Mendorong Usaha Mikro Bertahan di Masa Pandemi” di Jakarta kemarin.
Dana bantuan itu, menurutnya, digunakan untuk membeli gerobak jamu yang dipasang di sepeda dan mengganti jok yang sudah rusak. Total dana yang digunakan sekitar Rp770.000. Sisanya Narsih menggunakan untuk membeli bahan-bahan ramuan jamu dan ditabung. “Alhamdulillah berkat Yang Maha Kuasa ngasih rezeki ke saya. Mudah-mudahan yang memberikan Banpres, rezekinya diganti sama Allah,” tuturnya sambil menangis.
Kementerian Koperasi dan Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (Kemenkop dan UMKM) menargetkan 12 juta orang yang menerima BLT UMKM ini. Staf Khusus Kemenkop dan UMKM Riza Damanik menerangkan, saat ini sudah ada 5,9 juta atau 64,5% pelaku UMKM yang menerima bantuan. Total dana yang sudah mengalir mencapai Rp14 triliun.
Pada September ini, Kemenkop dan UMKM menargetkan menyalurkan BLT ke 9,1 juta orang. Dalam sembilan hari ke depan akan ada 3,2 juta pelaku usaha yang menerima bantuan dengan total dana Rp7,7 triliun. Sisanya atau sekitar 3 juta pelaku usaha akan masuk dalam tahap kedua yang akan dilaksanakan pada Oktober nanti.
Riza mengatakan, pihaknya melakukan survei untuk mengetahui perilaku pelaku UMKM selama pandemi Covid-19. Ada tiga hal yang dilakukan mereka, yakni mengurangi jam kerja, mengurangi jumlah produksi, dan digitalisasi marketing. Tiga langkah itu dilakukan sebagai adaptasi dan berusaha untuk bertahan di tengah situasi ekonomi yang sedang sulit. Yang paling diharapkan UMKM, lebih dari 90% butuh pembiayaan.
Solusi pembiayaan untuk menjawab krisis dan bisa bangkit. Sebanyak 91,8% ingin mendapatkan pembiayaan yang tidak ada bunganya. “Pinjaman, tapi nol persen. Di bawah itu, 89 persen ingin ada hibah yang diberikan pemerintah. Apa yang dilakukan pemerintah dan Kemenkop ingin membekali usaha mikro bertahan di tengah pandemi,” tuturnya. (Baca juga: Kasus Corona Capai 4.000 per Hari, IDI Berikan Dua Solusi)
Riza menjelaskan, dalam rangka mengangkat kembali UMKM ada dua langkah yang dilakukan. Pertama, memperkuat pelaku UMKM yang sudah mempunyai akses ke perbankan (bankable). Bentuknya, restrukturisasi pinjaman dan insentif pajak. Kedua, memberikan bantuan kepada pelaku UMKM yang belum pernah meminjam atau tidak pernah mengakses perbankan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda