SKK Migas Usahakan Produksi Migas Tidak Turun di 2021
Rabu, 23 September 2020 - 14:57 WIB
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berupaya untuk mencapai target produksi minyak dan gas bumi (migas) jangka panjang di tahun 2030 dan persiapan strategi produksi di tahun 2021,
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan telah menggandeng 98 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan serta berkolaborasi untuk mengasilkan ide sebagai usaha mencapai target produksi yang ditetapkan dalam long term plan (LTP 1 juta BOPD ataupun pencapaian target produksi tahun 2021.
(Baca Juga: Ini Dia Enam Jurus SKK Migas Jaga Capaian Lifting Migas 2020)
"Dari diskusi yang ada, KKKS antara lain meminta dukungan pada proses perizinan yang masif, juga percepatan komersialisasi agar pengembangan lapangan dapat segera dilakukan, dan transformasi yang dilakukan dengan cepat. Untuk itu saya mengucap terima kasih karena pada akhir diskusi, SKK Migas dan KKKS dapat menghasilkan komitmen bersama untuk melaksanakan program kerja tersebut," ucapnya di Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Pada tahun 2021, Pemerintah telah menetapkan target lifting minyak sebesar 705 ribu BOPD dan gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik (MMSCFD). Dwi menambahkan SKK Migas dan KKKS sepakat mengusahakan produksi migas nasional tahun depan tidak mengalami penurunan sehingga dapat memenuhi target yang ditetapkan.
"Berdasarkan usulan KKKS dalam pre-WP&B (Work Program & Budget) 2021 kami mengidentifikasi perlunya langkah-langkah tambahan agar target lifting itu tercapai. Oleh karena itu SKK Migas tadi mempersilahkan KKKS segera mengajukan rencana tambahan, dan kami akan memproses lebih cepat. Harapannya mulai awal tahun 2021 semua kegiatan sudah bisa dilaksanakan sehingga target dapat dicapai," tambahnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial mewakili Menteri ESDM, dalam sambutannya meminta SKK Migas bersama KKKS untuk bekerja lebih keras mengingat saat ini kondisi masih belum kembali normal. “SKK Migas dan KKKS perlu memiliki pandangan yang sama dan melakukan effort yang lebih besar untuk dapat menjalankan kegiatan operasional migas yang baik,” katanya.
Di sisi lain, Pemerintah akan menjaga iklim investasi agar tetap kondusif. Hal ini ditunjukkan dengan kebijakan pemberian insentif dalam kegiatan usaha hulu migas yang akan terus diupayakan. "Dengan adanya insentif-insentif kami berharap agar para KKKS dapat fokus kepada aktivitas operasional untuk mengisi gap guna mencapai target yang ditetapkan Pemerintah," ujar Ego.
(Baca Juga: 10 Tragedi Tumpahan Minyak Terbesar di Dunia)
KKKS menyambut baik pelaksanaan CEO Forum 2020 yang menjadi sarana untuk berdiskusi dan mencari terobosan untuk merealisasikan target 2021 yang menjadi pondasi bagi pencapaian target jangka panjang 2030. CEO Exxon Mobil, Melanie Cook berharap event semacam dapat dilakukan secara berkala sehingga kedua belah pihak dapat melihat progress kemajuan kedua belah pihak dalam mencapai tujuan.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman juga menyampaikan hal senada yang mana Pertamina memiliki tantangan decline yang tinggi karena mengelola mature asset. "PHE telah mempersiapkan development well, workover, well service lebih baik, termasuk juga menyiapkan lokasi, rig dan kontrak-kontrak yang lebih baik sehingga di tahun 2021 sudah bisa melakukan pekeerjaan. Kami berharap kerja sama yang penuh, sehingga perlaksanaanya menjadi lancar," pungkasnya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan telah menggandeng 98 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan serta berkolaborasi untuk mengasilkan ide sebagai usaha mencapai target produksi yang ditetapkan dalam long term plan (LTP 1 juta BOPD ataupun pencapaian target produksi tahun 2021.
(Baca Juga: Ini Dia Enam Jurus SKK Migas Jaga Capaian Lifting Migas 2020)
"Dari diskusi yang ada, KKKS antara lain meminta dukungan pada proses perizinan yang masif, juga percepatan komersialisasi agar pengembangan lapangan dapat segera dilakukan, dan transformasi yang dilakukan dengan cepat. Untuk itu saya mengucap terima kasih karena pada akhir diskusi, SKK Migas dan KKKS dapat menghasilkan komitmen bersama untuk melaksanakan program kerja tersebut," ucapnya di Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Pada tahun 2021, Pemerintah telah menetapkan target lifting minyak sebesar 705 ribu BOPD dan gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik (MMSCFD). Dwi menambahkan SKK Migas dan KKKS sepakat mengusahakan produksi migas nasional tahun depan tidak mengalami penurunan sehingga dapat memenuhi target yang ditetapkan.
"Berdasarkan usulan KKKS dalam pre-WP&B (Work Program & Budget) 2021 kami mengidentifikasi perlunya langkah-langkah tambahan agar target lifting itu tercapai. Oleh karena itu SKK Migas tadi mempersilahkan KKKS segera mengajukan rencana tambahan, dan kami akan memproses lebih cepat. Harapannya mulai awal tahun 2021 semua kegiatan sudah bisa dilaksanakan sehingga target dapat dicapai," tambahnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial mewakili Menteri ESDM, dalam sambutannya meminta SKK Migas bersama KKKS untuk bekerja lebih keras mengingat saat ini kondisi masih belum kembali normal. “SKK Migas dan KKKS perlu memiliki pandangan yang sama dan melakukan effort yang lebih besar untuk dapat menjalankan kegiatan operasional migas yang baik,” katanya.
Di sisi lain, Pemerintah akan menjaga iklim investasi agar tetap kondusif. Hal ini ditunjukkan dengan kebijakan pemberian insentif dalam kegiatan usaha hulu migas yang akan terus diupayakan. "Dengan adanya insentif-insentif kami berharap agar para KKKS dapat fokus kepada aktivitas operasional untuk mengisi gap guna mencapai target yang ditetapkan Pemerintah," ujar Ego.
(Baca Juga: 10 Tragedi Tumpahan Minyak Terbesar di Dunia)
KKKS menyambut baik pelaksanaan CEO Forum 2020 yang menjadi sarana untuk berdiskusi dan mencari terobosan untuk merealisasikan target 2021 yang menjadi pondasi bagi pencapaian target jangka panjang 2030. CEO Exxon Mobil, Melanie Cook berharap event semacam dapat dilakukan secara berkala sehingga kedua belah pihak dapat melihat progress kemajuan kedua belah pihak dalam mencapai tujuan.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman juga menyampaikan hal senada yang mana Pertamina memiliki tantangan decline yang tinggi karena mengelola mature asset. "PHE telah mempersiapkan development well, workover, well service lebih baik, termasuk juga menyiapkan lokasi, rig dan kontrak-kontrak yang lebih baik sehingga di tahun 2021 sudah bisa melakukan pekeerjaan. Kami berharap kerja sama yang penuh, sehingga perlaksanaanya menjadi lancar," pungkasnya.
(fai)
tulis komentar anda