Mentan SYL Pastikan Stok Beras Aman Sampai Akhir Tahun
Jum'at, 25 September 2020 - 19:15 WIB
BINTAN - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan ketersediaan stok beras masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai akhir tahun. Hal itu disampaikan saat Rapat Koordinasi Pimpinan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Kementerian Lembaga 2020 di Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9).
"Dengan stok yang ada, maka sampai akhir tahun kita memiliki stok beras yang cukup," jelasnya," ungkap SYL.
Menurut dia musim tanam pertama dari bulan Januari sampai Juni 2020 ada 23 juta ton beras carry over dengan konsumsi masyarakat sebanyak 15 juta ton lebih. Sedangkan stok Juli hingga Agustus 2020 ada sebanyak 7,83 juta ton beras.
Terkait dengan Musim Tanam II, SYL menjelaskan mengejar produksi pada lahan eksisting seluas 7,5 juta hektar, dengan keadaan lahan yang sudah tertanam 87 persen, dan perkiraan menghasilkan kurang lebih 15 juta ton. Sementara, proses produksi yang saat ini sedang berjalan membutuhkan penyerapan produksi beras secara masif untuk menjaga kestabilan harga saat panen.
"Musim panen biasanya harga turun dan kita harus intervensi. Kita harus mempersiapkan daya serap kita, tidak cukup hanya dengan Bulog, tapi dengan sinergi kementerian lain seperti BUMN," ucapnya.
Untuk perkembangan komoditas pertanian lain, seperti jagung, hortikultura, daging ayam dan telur telah sesuai target. Sedangkan dukungan pembiayaan bagi petani, selain dana APBN juga didukung pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp34,2 triliun.
Pihaknya optimistis KUR dapat meningkatkan inpur produksi, disamping mengurangi angka losses produksi, dari yang biasanya 9 -13 persen akan terminimalisir sampai di 3-4 persen.
"Saya harap Pak Menko (Airlangga) disiapkan dukungan KUR dengan insentif khusus untuk membeli alsintan satu provinsi Rp1 triliun. Traktor besar, penggilingan, RMU, penggilingan beras. Kami punya 186 penggilingan, 80% sudah ketinggalan zaman. Kalau ini diberikan dengan skala kredit dan ini berputar paling lambat setahun akan menghasilkan," ucapnya.
.
"Dengan stok yang ada, maka sampai akhir tahun kita memiliki stok beras yang cukup," jelasnya," ungkap SYL.
Menurut dia musim tanam pertama dari bulan Januari sampai Juni 2020 ada 23 juta ton beras carry over dengan konsumsi masyarakat sebanyak 15 juta ton lebih. Sedangkan stok Juli hingga Agustus 2020 ada sebanyak 7,83 juta ton beras.
Terkait dengan Musim Tanam II, SYL menjelaskan mengejar produksi pada lahan eksisting seluas 7,5 juta hektar, dengan keadaan lahan yang sudah tertanam 87 persen, dan perkiraan menghasilkan kurang lebih 15 juta ton. Sementara, proses produksi yang saat ini sedang berjalan membutuhkan penyerapan produksi beras secara masif untuk menjaga kestabilan harga saat panen.
"Musim panen biasanya harga turun dan kita harus intervensi. Kita harus mempersiapkan daya serap kita, tidak cukup hanya dengan Bulog, tapi dengan sinergi kementerian lain seperti BUMN," ucapnya.
Untuk perkembangan komoditas pertanian lain, seperti jagung, hortikultura, daging ayam dan telur telah sesuai target. Sedangkan dukungan pembiayaan bagi petani, selain dana APBN juga didukung pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp34,2 triliun.
Pihaknya optimistis KUR dapat meningkatkan inpur produksi, disamping mengurangi angka losses produksi, dari yang biasanya 9 -13 persen akan terminimalisir sampai di 3-4 persen.
"Saya harap Pak Menko (Airlangga) disiapkan dukungan KUR dengan insentif khusus untuk membeli alsintan satu provinsi Rp1 triliun. Traktor besar, penggilingan, RMU, penggilingan beras. Kami punya 186 penggilingan, 80% sudah ketinggalan zaman. Kalau ini diberikan dengan skala kredit dan ini berputar paling lambat setahun akan menghasilkan," ucapnya.
.
(nng)
tulis komentar anda