Entitas BRPT Raih Peringkat Investment Grade untuk Green Bond

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 10:35 WIB
Foto/Koran SINDO/Yorri Farli
JAKARTA - Moody's Investor Service dan Fitch Ratings menyematkan rating Investment Grade, yakni Baa3 dan BBB- untuk senior secured bond yang akan diterbitkan oleh Star Energy Geothermal Drajat II Limited dan Star Energy Geothermal Salak, Ltd.

Melansir keterangan yang diterbitkan oleh Moody's dan Fitch, Jumat (2/10), menyatakan bahwa outlook kedua rating untuk obligasi berwawasan lingkungan atau green bond yang dijalankan oleh dua entitas usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berada di posisi stabil. (Baca: Amalan Ringan yang Bisa jadi Sebab Turunnya Rahmat Allah)

Rating investment grade ini menggambarkan kualitas dari surat utang yang dianggap baik dan minim risiko yang dikeluarkan oleh perusahaan yang reliable. Green bond global senilai USD1,11 miliar tersebut rencananya akan diterbitkan dalam waktu dekat.



Star Energy akan menggunakan dana obligasi global untuk melunasi sejumlah utang. Sebagian juga dananya akan dialokasikan untuk belanja modal, modal kerja, dan kebutuhan lain yang terkait dengan operasional geothermal.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada memandang pemberian rating dari Moody's dan Fitch merupakan berita positif bagi Star Energy, khususnya bagi BRPT yang merupakan induk usaha dari Start Energy. (Baca juga: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Jantung)

"Karena pemberian rating ini di posisi stabil, mereka melihat adanya kecukupan arus kas yang dimiliki BRPT. Jadi, akan memberikan dampak yang bagus pada penerbitan obligasi dari Star Energy," kata Reza, di Jakarta, kemarin.

Pelaku pasar, ujar Reza, juga akan menyambut positif penerbitan obligasi tersebut. Hal itu terlihat dari alokasi dana yang akan digunakan oleh entitas BRPT tersebut.

"Sudah terlihat dana alokasinya mau digunakan apa saja, maka akan terlihat dampaknya ke Star Energy, yang nantinya akan memengaruhi kinerja BRPT, karena BRPT merupakan induk usaha," tuturnya.

Dia mengatakan secara garis besar pemberian obligasi ini akan menunjang operasional Star Energy dalam membangun energi terbarukan di Indonesia. "Apalagi dapat eksklusif gitu obligasinya, jadi selling point atau nilai jual bagi pelaku pasar dan teman-teman analis," sebut Reza. (Lihat videonya: Janda Bolong jadi Primadona saat Pandemi Harganya Mencapai Ratusan Juta)

Saat ini, Star Energy memiliki kapasitas produksi listrik sebesar 875 MW yang terdiri atas kapasitas sebesar 227 MW dari PLTP Wayang Windu, kemudian 377 MW di Salak, dan sebesar 271 MW di Darajat. (Rakhmat Baihaqi)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More