GM PHM: Tantangan Kian Berat, Kami Tetap Optimistis

Senin, 05 Oktober 2020 - 09:49 WIB
General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Agus Amperianto. Foto/Dok. PHM
JAKARTA - Industri minyak dan gas (migas) saat ini tengah menghadapi tantangan berat akibat penyebaran wabah Covid-19, penurunan harga minyak sejak awal 2020, dan penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara global. Hal ini tak pelak memengaruhi aktivitas produksi, baik penundaan atau pembatalan proyek-proyek (belanja modal/capex), dan eksplorasi.

Menghadapi situasi ini, General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Agus Amperianto menegaskan bahwa bersama manajemen dan pekerja PHM tetap optimistis dengan bekerja keras, cost effective, serta kerja sama tim yang mengedepankan aspek kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (HSSE). Agus meyakini masih ada harapan untuk meningkatkan produksi dan cadangan.

(Baca Juga: Realisasi Produksi Migas Capai 1,92 Juta Barel per Agustus)

"Kami akan fokus pada target perusahaan dengan zero LTI (loss time incident) dan memitigasi semua potensi hazard di area operasi sesuai arahan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Pahursip dan Direktur PT Pertamina Hulu Indonesia Chalid Said Salim," ujar Agus di Jakarta, Senin (5/10/2020).



Agus dikukuhkan sebagai GM PHM secara virtual oleh Dirut PHE (upstream subholding) Budiman Parhusip pada Jumat (2/10). Mantan GM Pertamina EP Asset 4 itu menggantikan John Anis yang sejak akhir Juni 2020 menjabat Direktur PT Pertamina Internasional EP.

Lebih lanjut, guna menghadapi tantangan yang tak mudah saat ini, Agus telah menyiapkan strategi jangka pendek hingga akhir 2020 dan jangka menengah (2021-2024). Strategi tersebut adalah financial commercial & portfolio dengan dengan cara cost efficiency peningkatan ekspor LNG dan sinergi dengan kilang pengolahan (refinery unit) untuk mengurangi impor LPG. Di luar itu, Agus juga menyiapkan skenario peningkatan keekonomian blok.

Strategi berikutnya adalah resources & reserve management. Strategi peningkatan cadangan dan sumber daya dilakukan dengan cara meningkatkan Reserve Replacement Ratio (RRR) dan memperpanjang Reserve to Production (R to P). Dalam jangka panjang PHM juga menyiapkan pembentukan subsurface portfolio. "Skenario itu dilakukan melalui Operation Excellence dengan prinsip On Target on Budget On Schedule On Return (OTOBOSOR)," paparnya.

Agus berharap, dengan skenario jangka pendek kinerja PHM bisa mencapai target dalam RKAP. "Alhamdulillah, sepanjang Januari- September 2020, secara umum PHM dapat menjaga level produksi sesuai proyeksi," ujarnya.

Hingga kuartal III/2020, PHM membukukan produksi gas 606 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 101% terhadap RKAP 2020 maupun RKAP Revisi 2020. Sedangkan produksi minyak tercatat 29.600 barel per hari (BOPD) atau 104% dari target dalam RKAP 2020 dan 102% terhadap RKAP Revisi 2020. "Kami berharap pada kuartal IV nanti produksi akan bertambah sehingga secara keseluruhan diharapkan menjadi lebih baik," imbuhnya.

(Baca Juga: Lampaui Target, Penerimaan Negara Sektor Hulu Migas Bisa Capai USD6,74 M)

Sedangkan lifting gas hingga akhir September 2020 tercatat 585 MMSCFD atau 119% dari RKAP 2020 atau 103% dari RKAP revisi 2020. Sedangkan lifting minyak 28.300 BOPD atau 98% dari target dalam RKAP 2020 dan 97% RKAP Revisi 2020. Realisasi lifting gas PHM tersebut sejalan dengan target RKAP reivisi berkat penambahan spot kargo pada Juni. Selain itu, peningkatan alokasi domestik setelah penundaan aliran Marakesh hingga 2021.

"Untuk lifting minyak memang masih lebih rendah dari target RKAP karena masih ada carry over lifting yang rencananya dilakukan setelah permintaan minyak dari kilang yang rendah pada Mei," ujarnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More