Realisasi Produksi Migas Capai 1,92 Juta Barel per Agustus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas ) mencatat realisasi produksi migas hingga akhir Agustus 2020 mencapai 1,92 juta barel setara minyak per hari (boepd).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi lifting gas hingga Agustus 2020 mencapai 5.516 MMSCFD atau 99,3% dari APBNP 2020. "Outlook lifting gas sampai akhir tahun kami perkirakan mencapai 5.506 MMSCFD atau 99% dari target APBNP 2020. Hal ini disebabkan menurunnya kegiatan di lapangan akibat pandemi Covid-19 sehingga kemampuan produksi kita tidak terserap," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/9/2020). (Baca juga: Ahli Wabah Sindir 'Kursi Kosong' dalam Penanganan Covid-19 )
Dwi melanjutkan, pihaknya akan berupaya melakukan optimasi penyerapan gas dengan berbagai cara. Diantaranya melalui peningkatan penyerapan gas dari lapangan gas di Kalimantan Timur yang diproduksi ENI dan Pertamina Hulu Mahakam sekitar 2,3 standar kargo atau sekitar 21 MMSCFD.
Kemudian penyerapan gas ekspor ke Singapura melalui pipa WNTS sekitar 17 MMSCFD pada kuartal IV/2020, ekspor gas dari lapangan Grissik ke Singapura sekitar 29 MMSCFD, serta penyerapan gas dari Medco Malaka juga diperkirakan bisa naik sekitar 3 MMSCFD per Agustus 2020. "Optimasi penyerapan dari offtaker kira-kira sekitar 70 MMSCFD," jelasnya. (Baca: Ini Dia Enam Jurus SKK Migas Jaga Capaian Lifting Migas 2020 )
Dia melanjutkan, untuk realisasi lifting minyak hingga Agustus 2020 mencapai 707.000 barel per hari (bph) atau mencapai 100,3% dari target APBNP 2020. Lifting minyak hingga akhir tahun masih sesuai dengan target dalam APBNP 2020 yang sebesar 705.000 bph. "Produksi minyak sampai dengan akhir Agustus mencapai 716,7 bph, dengan lifting 706,9 bph," tuturnya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi lifting gas hingga Agustus 2020 mencapai 5.516 MMSCFD atau 99,3% dari APBNP 2020. "Outlook lifting gas sampai akhir tahun kami perkirakan mencapai 5.506 MMSCFD atau 99% dari target APBNP 2020. Hal ini disebabkan menurunnya kegiatan di lapangan akibat pandemi Covid-19 sehingga kemampuan produksi kita tidak terserap," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/9/2020). (Baca juga: Ahli Wabah Sindir 'Kursi Kosong' dalam Penanganan Covid-19 )
Dwi melanjutkan, pihaknya akan berupaya melakukan optimasi penyerapan gas dengan berbagai cara. Diantaranya melalui peningkatan penyerapan gas dari lapangan gas di Kalimantan Timur yang diproduksi ENI dan Pertamina Hulu Mahakam sekitar 2,3 standar kargo atau sekitar 21 MMSCFD.
Kemudian penyerapan gas ekspor ke Singapura melalui pipa WNTS sekitar 17 MMSCFD pada kuartal IV/2020, ekspor gas dari lapangan Grissik ke Singapura sekitar 29 MMSCFD, serta penyerapan gas dari Medco Malaka juga diperkirakan bisa naik sekitar 3 MMSCFD per Agustus 2020. "Optimasi penyerapan dari offtaker kira-kira sekitar 70 MMSCFD," jelasnya. (Baca: Ini Dia Enam Jurus SKK Migas Jaga Capaian Lifting Migas 2020 )
Dia melanjutkan, untuk realisasi lifting minyak hingga Agustus 2020 mencapai 707.000 barel per hari (bph) atau mencapai 100,3% dari target APBNP 2020. Lifting minyak hingga akhir tahun masih sesuai dengan target dalam APBNP 2020 yang sebesar 705.000 bph. "Produksi minyak sampai dengan akhir Agustus mencapai 716,7 bph, dengan lifting 706,9 bph," tuturnya.
(ind)