Selama Pandemi Kicauan Dagang di Twitter Naik Tinggi

Kamis, 08 Oktober 2020 - 16:34 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Selama pandemi , jumlah percakapan terkait belanja online di Twitter meningkat. Berdasarkan data Twitter, percakapan mengenai belanja meningkat hingga 60% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy).

Country Industry Head Twitter Indonesia Dwi Adriansah mengatakan, Twitter bisa menjadi salah satu peluang untuk memasarkan brand. Apalagi jelang momen belanja yang biasanya terjadi pada akhir tahun.

Bukan tanpa alasan dirinya mengatakan hal tersebut. Karena Twitter mencatat pertumbuhan kuat di Indonesia dengan volume tweet sebesar 145,5% hingga Maret tahun ini. ( Baca juga:Uni Eropa Bakal Ekspansi Bisnis ke ASEAN, RI Salah Satu yang Dilirik )

Belum lagi, hasil survei Twitter terhadap konsumen di enam negara di Asia Tenggara cukup memberikan insight bermanfaat yang dapat dijadikan referensi bagi brand untuk mempersiapkan kampanye. Keenam negara tersebut yakni Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.



"Audiens memberikan pengaruh terhadap pembelian produk brand yang menggunakan platform Twitter," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (8/10/2020).

Secara rinci, percakapan belanja online sangatlah beragam. Menurut data Brandwatch, 44% pengguna Twitter di Indonesia berbicara mengenai belanja pakaian atau aksesoris dan makanan 40%. Kemudian untuk belanja mengenai peralatan rumah serta elektronik sekitar 35%. Lalu untuk perawatan diri 33% dan tentang ponsel atau gawai 27%.

"Sekarang UMKM banyak membuat produk-produk. Pembicaraan yang sangat besar adalah clothing, makanan snack, barang-barang elektronik, personal care termasuk gadget," jelasnya. ( Baca juga:Situs DPR Dibajak Jadi Dewan Pengkhianat Rakyat, Begini Modus Pelaku )

Menurut Dwi, banyaknya netizen yang mencari barang di Twitter cukup wajar. Karena kunci dari seseorang untuk belanja online ada beberapa hal, seperti misalnya gratis ongkos kirim, promo diskon, review, hingga komentar di sosial media seperti Twitter.

"Free ongkir besar. Jadi mereka mencari free ongkir. Paling penting adalah review, kita ingin tahu toko review-nya seperti apa barangnya seperti apa. Paling penting adalah komentar dari orang-orang di sosial media dan memiliki policy," jelasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More