Impor Naik di September 2020, Semoga Tanda Menggeliatnya Industri Dalam Negeri
Kamis, 15 Oktober 2020 - 13:58 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang September 2020, nilai impor Indonesia tercatat sebesar USD11,57 miliar. Raihan tersebut naik 7,71% (mtm), namun turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 18,88% (yoy).
(Baca Juga: Neraca Dagang Surplus 5 Bulan Beruntun, September Capai USD2,44 M )
Kepala BPS Suhariyanto menerangkan, Impor migas mencapai USD1,17 miliar atau naik 23,50% dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 26,31%. Sedangkan impor nonmigas sebesar USD10,40 miliar yang setara menanjak 6,18% dari bulan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 lebih rendah 17,94%.
"Kalau kita bandingkan, pertumbuhan impor ini memgalami negatif," ujar Suhariyanto dalam video virtual di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Berdasarkan penggunaan barangnya, impor konsumsi mencapai USD 1,12 miliar, turun 6,12% (mtm) dan turun 20,38 persen (yoy). Sedangkan impor bahan baku naik 7,23%. Meskipun yoy masih negatif 18,96%.
(Baca Juga: Neraca Dagang Surplus Bantu Ketahanan Ekonomi dan Rupiah )
Adapun, impor barang modal naik tinggi 19,01%. Kenaikan impor bahan baku dan barang modal diharapkan berpengaruh positif pada geliat industri dalam negeri dan berpengaruh pada Pembentukan Modal Tetap Bruto atau investasi dalam pertumbuhan ekonomi.
"Ini cukup dominan peningkatannya. menyebabkan bahan baku meningkat," tandasnya.
(Baca Juga: Neraca Dagang Surplus 5 Bulan Beruntun, September Capai USD2,44 M )
Kepala BPS Suhariyanto menerangkan, Impor migas mencapai USD1,17 miliar atau naik 23,50% dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 26,31%. Sedangkan impor nonmigas sebesar USD10,40 miliar yang setara menanjak 6,18% dari bulan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 lebih rendah 17,94%.
"Kalau kita bandingkan, pertumbuhan impor ini memgalami negatif," ujar Suhariyanto dalam video virtual di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Berdasarkan penggunaan barangnya, impor konsumsi mencapai USD 1,12 miliar, turun 6,12% (mtm) dan turun 20,38 persen (yoy). Sedangkan impor bahan baku naik 7,23%. Meskipun yoy masih negatif 18,96%.
(Baca Juga: Neraca Dagang Surplus Bantu Ketahanan Ekonomi dan Rupiah )
Adapun, impor barang modal naik tinggi 19,01%. Kenaikan impor bahan baku dan barang modal diharapkan berpengaruh positif pada geliat industri dalam negeri dan berpengaruh pada Pembentukan Modal Tetap Bruto atau investasi dalam pertumbuhan ekonomi.
"Ini cukup dominan peningkatannya. menyebabkan bahan baku meningkat," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda