Luhut Dorong Mobil Listrik, Pede RI Bisa Jadi Pemain Masa Depan
Selasa, 20 Oktober 2020 - 07:33 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut B. Pandjaitan menekankan, pentingnya transformasi ekonomi dalam era Making Indonesia 4.0 di Indonesia. Khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini. Menurutnya salah satu sektor yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan adalah sektor otomotif, terutama electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik .
“Salah satu sektor yang dikembangkan dalam Making Indonesia 4.0 di Indonesia adalah sektor otomotif, terutama Electric Vehicle (EV). Indonesia memiliki sumber daya melimpah dalam pembuatan EV yakni nikel, aluminium, dan tembaga. Ketiga jenis sumber daya ini dapat diintegrasikan agar membuat industri hilirasi yang kompetitif di ranah persaingan global,” kata Menko Luhut di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
(Baca Juga: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Capai USD 133 Miliar )
Saat ini produsen mobil dan baterai dunia berlomba mencari destinasi investasi untuk fasilitas produksi mereka. Peningkatan produksi kendaraan listrik dapat menghasilkan penciptaan 10 juta pekerjaan, dan nilai ekonomi sekitar USD150 miliar karena berkontribusi pada kemajuan terkait dengan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim, menurut Global Battery Alliance.
“Apabila semua atau sebagian besar supply chain yang terkait bisa diproduksi di Indonesia, maka Indonesia bisa menjadi pemain kunci secara global di industri masa depan ini,” kata Menko Luhut.
(Baca Juga: Infrastruktur Kendaraan Listrik Harus Jadi Perhatian Pemerintah )
Luhut juga mengingatkan, bahwa Making Indonesia 4.0 ini mampu berjalan jika pihak industri mampu berkolaborasi dengan perguruan tinggi dalam mengembangkan SDM yang handal.
“Pihak yang berada dalam ekosistem industri yang ingin kita bangun ini, seperti asosiasi tenaga kerja, asosiasi industri, NGO, perusahaan, bersama dengan institusi pendidikan perlu bekerjasama dengan baik. Kerjasama ini nantinya mampu mewujudkan sesuatu yang kita cita-citakan, berupa pengembangan pada sektor otomotif tadi untuk mewujudkankan Making Indonesia 4.0 di Indonesia,” katanya.
“Salah satu sektor yang dikembangkan dalam Making Indonesia 4.0 di Indonesia adalah sektor otomotif, terutama Electric Vehicle (EV). Indonesia memiliki sumber daya melimpah dalam pembuatan EV yakni nikel, aluminium, dan tembaga. Ketiga jenis sumber daya ini dapat diintegrasikan agar membuat industri hilirasi yang kompetitif di ranah persaingan global,” kata Menko Luhut di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
(Baca Juga: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Capai USD 133 Miliar )
Saat ini produsen mobil dan baterai dunia berlomba mencari destinasi investasi untuk fasilitas produksi mereka. Peningkatan produksi kendaraan listrik dapat menghasilkan penciptaan 10 juta pekerjaan, dan nilai ekonomi sekitar USD150 miliar karena berkontribusi pada kemajuan terkait dengan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim, menurut Global Battery Alliance.
“Apabila semua atau sebagian besar supply chain yang terkait bisa diproduksi di Indonesia, maka Indonesia bisa menjadi pemain kunci secara global di industri masa depan ini,” kata Menko Luhut.
(Baca Juga: Infrastruktur Kendaraan Listrik Harus Jadi Perhatian Pemerintah )
Luhut juga mengingatkan, bahwa Making Indonesia 4.0 ini mampu berjalan jika pihak industri mampu berkolaborasi dengan perguruan tinggi dalam mengembangkan SDM yang handal.
“Pihak yang berada dalam ekosistem industri yang ingin kita bangun ini, seperti asosiasi tenaga kerja, asosiasi industri, NGO, perusahaan, bersama dengan institusi pendidikan perlu bekerjasama dengan baik. Kerjasama ini nantinya mampu mewujudkan sesuatu yang kita cita-citakan, berupa pengembangan pada sektor otomotif tadi untuk mewujudkankan Making Indonesia 4.0 di Indonesia,” katanya.
(akr)
tulis komentar anda