Potensi Ekonomi Digital Indonesia Capai USD 133 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia memiliki perkembangan ekonomi internet terbesar dan tercepat di kawasan. Sementara e-commerce memiliki nilai dan pertumbuhan terbesar di antara negara kawasan seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.
Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan SDM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mira Tayyiba mengungkapkan, ekonomi digital Indonesia pada 2025 bisa mencapai USD133 miliar dengan potensi ecommerce sebesar USD82 miliar, online travel sebesar USD25 miliar, online media sebesar USD9 miliar dan ride hailing sebesar USD18 miliar.
Menurut dia, kegiatan ekonomi berbasis sharing atau platform economy, khususnya e-commerce marketplace, fintech, dan ride sharing, telah menjadi penggerak dan showcase bagi ekonomi digital di Indonesia. ( Baca juga:Airlangga Sebut Ekonomi RI Sudah Mulai Siuman di Kuartal III )
"Ride sharing/on demand services menjadi solusi permasalahan perkotaan macet dan menciptakan peluang ekonomi. Sedangkan ecomerce market place membantu mengurangi asymmetric information, menciptakan peluang ekonomi, dan mendorong inovasi," kata Mira saat diskusi virtual di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Sementara fintech, sebagai enabler bagi e-commerce dan berkontribusi kepada peningkatan inklusi keuangan. Dia membeberkan, populasi pengguna internet pada tahun 2019 sudah 180 juta orang atau 67% di mana pengguna internet aktif sebanyak 150 juta atau 56%.
Adapun transaksi e-commerce selama masa PSBB mengalami perubahan dengan trafik internet di area perkantoran bergeser ke perumahan. Sedangkan kenaikan trafik internet meningkat sekitar 15-20%.
"Aktivitas e-commerce selama PSBB mengalami deepening dan widening (variasi produk ke arah sembako)," ungkapnya.
Menurut Mira, e-commerce membantu sektor terdampak berat oleh pandemi, seperti UMKM. Tercatat pada periode 14 Mei-9 Juni 2020 adanya kenaikan UMKM online baru menjadi 301.115.
"Target 2 juta UMKM sudah terpenuhi pada September. Adapun jumlah transaksi di Januari-Juni 2020 meningkat 1,5 kali hingga 2,2 kali dibandingkan periode yang sama tahun 2019, namun rata-rata nilai pembeliannya lebih kecil," katanya.
Namun sayang, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ada sekitar 88,4 juta serangan siber yang berlangsung dari 1 Januari hingga 12 April 2020. Jenis serangan terbanyak adalah trojan activity (56%), information gathering (43%), dan web application attack (1%), sedangkan serangan siber terkait Covid-19. BSSN menyebutkan ada 25 serangan.
Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan SDM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mira Tayyiba mengungkapkan, ekonomi digital Indonesia pada 2025 bisa mencapai USD133 miliar dengan potensi ecommerce sebesar USD82 miliar, online travel sebesar USD25 miliar, online media sebesar USD9 miliar dan ride hailing sebesar USD18 miliar.
Menurut dia, kegiatan ekonomi berbasis sharing atau platform economy, khususnya e-commerce marketplace, fintech, dan ride sharing, telah menjadi penggerak dan showcase bagi ekonomi digital di Indonesia. ( Baca juga:Airlangga Sebut Ekonomi RI Sudah Mulai Siuman di Kuartal III )
"Ride sharing/on demand services menjadi solusi permasalahan perkotaan macet dan menciptakan peluang ekonomi. Sedangkan ecomerce market place membantu mengurangi asymmetric information, menciptakan peluang ekonomi, dan mendorong inovasi," kata Mira saat diskusi virtual di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Sementara fintech, sebagai enabler bagi e-commerce dan berkontribusi kepada peningkatan inklusi keuangan. Dia membeberkan, populasi pengguna internet pada tahun 2019 sudah 180 juta orang atau 67% di mana pengguna internet aktif sebanyak 150 juta atau 56%.
Adapun transaksi e-commerce selama masa PSBB mengalami perubahan dengan trafik internet di area perkantoran bergeser ke perumahan. Sedangkan kenaikan trafik internet meningkat sekitar 15-20%.
"Aktivitas e-commerce selama PSBB mengalami deepening dan widening (variasi produk ke arah sembako)," ungkapnya.
Menurut Mira, e-commerce membantu sektor terdampak berat oleh pandemi, seperti UMKM. Tercatat pada periode 14 Mei-9 Juni 2020 adanya kenaikan UMKM online baru menjadi 301.115.
"Target 2 juta UMKM sudah terpenuhi pada September. Adapun jumlah transaksi di Januari-Juni 2020 meningkat 1,5 kali hingga 2,2 kali dibandingkan periode yang sama tahun 2019, namun rata-rata nilai pembeliannya lebih kecil," katanya.
Namun sayang, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ada sekitar 88,4 juta serangan siber yang berlangsung dari 1 Januari hingga 12 April 2020. Jenis serangan terbanyak adalah trojan activity (56%), information gathering (43%), dan web application attack (1%), sedangkan serangan siber terkait Covid-19. BSSN menyebutkan ada 25 serangan.