Tertinggal dari Negeri Jiran, RI Ranking 5 Produsen Produk Halal
Minggu, 25 Oktober 2020 - 07:07 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia saat ini berada di posisi 5 sebagai negara produsen produk halal di dunia. Peringkat ini masih tertinggal dari Malaysia, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrian, dan Arab Saudi.
Menurut dia, peringkat negara produsen produk halal ini merujuk pada laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, dengan mengukur kekuatan ekonomi syariah 73 negara.
"Jadi, dalam laporan itu Indonesia menempati peringkat kelima untuk 2019-2020. Ini di bawah Malaysia, Bahrain, UEA, dan Arab Saudi," ujar dia acara webinar strategis nasional 'Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia', Sabtu (24/10/2020).
( )
Dia juga merinci Malaysia berada di peringkat pertama dengan nilai 111, UEA peringkat kedua nilai 79, Bahrain peringkat ketiga nilai 60, dan Arab Saudi peringkat keempat nilai 50,2 dan Indonesia kelima nilai 49.
"Kita ketahui, industri tekstil cukup unggul. Kita di nomor kedua, di bawah Turki. Namun, di media dan rekreasi masih perlu kerja keras. Demikian juga farmasi dan kosmetik," ungkap dia.
Sedangkan untuk produk makanan dan minuman halal, Indonesia belum berada di peringkat 10 besar. Padahal, di dalam negeri dan ekspor, sumbangan terbesar ekonomi halal berasal dari sektor ini, khususnya minyak kelapa sawit (CPO).
(
)
"Kita masih terus mengejar top 10 halal food. Dan juga top muslim friendly travel, kita ranking tiga, di bawah UEA dan Turki," jelas Airlangga.
Maka itu, tutur dia, Indonesia perlu meningkatkan kinerja industri halal agar bisa menempatkan Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar pada 2024. "Target ini sejalan dengan besarnya potensi pasar produk halal di Indonesia maupun dunia," tandasnya.
Menurut dia, peringkat negara produsen produk halal ini merujuk pada laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, dengan mengukur kekuatan ekonomi syariah 73 negara.
"Jadi, dalam laporan itu Indonesia menempati peringkat kelima untuk 2019-2020. Ini di bawah Malaysia, Bahrain, UEA, dan Arab Saudi," ujar dia acara webinar strategis nasional 'Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia', Sabtu (24/10/2020).
( )
Dia juga merinci Malaysia berada di peringkat pertama dengan nilai 111, UEA peringkat kedua nilai 79, Bahrain peringkat ketiga nilai 60, dan Arab Saudi peringkat keempat nilai 50,2 dan Indonesia kelima nilai 49.
"Kita ketahui, industri tekstil cukup unggul. Kita di nomor kedua, di bawah Turki. Namun, di media dan rekreasi masih perlu kerja keras. Demikian juga farmasi dan kosmetik," ungkap dia.
Sedangkan untuk produk makanan dan minuman halal, Indonesia belum berada di peringkat 10 besar. Padahal, di dalam negeri dan ekspor, sumbangan terbesar ekonomi halal berasal dari sektor ini, khususnya minyak kelapa sawit (CPO).
(
Baca Juga
"Kita masih terus mengejar top 10 halal food. Dan juga top muslim friendly travel, kita ranking tiga, di bawah UEA dan Turki," jelas Airlangga.
Maka itu, tutur dia, Indonesia perlu meningkatkan kinerja industri halal agar bisa menempatkan Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar pada 2024. "Target ini sejalan dengan besarnya potensi pasar produk halal di Indonesia maupun dunia," tandasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda