Resesi! (Maaf) yang Susah, Belanja yang Urgen Saja, yang Tajir Bebas
Kamis, 05 November 2020 - 16:02 WIB
JAKARTA - Masyarakat diminta tenang dan mengantisipasi dampak saat Indonesia mengalami resesi . Indonesia masuk jurang resesi pada kuartal III-2020 karena data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi minus 3,49% . Sebelumnya pada kuartal II-2020, ekonomi Indonesia juga minus 5,32%.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho memberi tips kelola keuangan kepada setiap orang yang mengalami imbas akibat adanya resesi tersebut. Salah satu contoh yang terkena dampak, seperti pekerja yang gajinya disunat oleh perusahaan dan pengusaha yang pemasukannya menurun. ( Baca juga:Resesi, Masyarakat Diminta Stop Belanja Kebutuhan Tak Penting )
Dia mengimbau kepada mereka yang bernasib sial karena adanya resesi agar lebih memperhatikan pengeluaran. Di antaranya mengurangi konsumsi yang tak penting dan lebih bijak dalam membelanjakan uangnya.
“Kita belanjakan hanya untuk kebutuhan yang urgen. Penting belum tentu urgen karena masih bisa ditunda dulu,” kata Andy, Kamis (5/11/2020).
Sementara itu, bagi mereka yang tidak terkena dampak, alangkah baiknya tetap melakukan belanja seperti biasa. Karena dengan begitu akan tetap mempertahankan daya beli yang sedang menurun. ( Baca juga:Resesi Datang, Istana: Pemulihan Ekonomi Indonesia Berada di Trek yang Tepat )
“Ada beberapa orang yang memang resisten, tidak ada isu financial sama sekali pada resesi ini. Artinya mereka menjalani hidup seperti biasa aja,” ujarnya.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho memberi tips kelola keuangan kepada setiap orang yang mengalami imbas akibat adanya resesi tersebut. Salah satu contoh yang terkena dampak, seperti pekerja yang gajinya disunat oleh perusahaan dan pengusaha yang pemasukannya menurun. ( Baca juga:Resesi, Masyarakat Diminta Stop Belanja Kebutuhan Tak Penting )
Dia mengimbau kepada mereka yang bernasib sial karena adanya resesi agar lebih memperhatikan pengeluaran. Di antaranya mengurangi konsumsi yang tak penting dan lebih bijak dalam membelanjakan uangnya.
“Kita belanjakan hanya untuk kebutuhan yang urgen. Penting belum tentu urgen karena masih bisa ditunda dulu,” kata Andy, Kamis (5/11/2020).
Sementara itu, bagi mereka yang tidak terkena dampak, alangkah baiknya tetap melakukan belanja seperti biasa. Karena dengan begitu akan tetap mempertahankan daya beli yang sedang menurun. ( Baca juga:Resesi Datang, Istana: Pemulihan Ekonomi Indonesia Berada di Trek yang Tepat )
“Ada beberapa orang yang memang resisten, tidak ada isu financial sama sekali pada resesi ini. Artinya mereka menjalani hidup seperti biasa aja,” ujarnya.
(uka)
tulis komentar anda