Resesi, Masyarakat Diminta Stop Belanja Kebutuhan Tak Penting
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2020 minus 3,49%. Dengan begitu, ekonomi Indonesia masuk zona resesi karena dua kuartal berturut-turut ekonominya tumbuh minus.
Financial Planner Safir Senduk menilai saat resesi seperti sekarang masyarakat sebaiknya berhenti belanja yang tidak mendesak dan penting. Seharusnya masyarakat bisa memprioritaskan belanja pada hal-hal yang memang mendesak saja.
(Baca Juga:Covid-19 Nanjak Terus, Resesi Ekonomi RI Bisa Lanjut ke Depresi)
Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa mempertahankan uang tunai jika kemungkinan berjaga jaga kalau resesi ini berkepanjangan. "Tetap lakukan investasi. Namun harus fokus pada produk Reksa Dana Pasar Uang dan juga (jenis investasi) pendapatan tetap," kata Safir saat dihubungi di Jakarta Kamis (5/11/2020.
(Baca juga:Aplikasi IPOT Permudah Investasi Reksa Dana)
Dia juga meminta agar masyarakat bisa fokus untuk mencari sumber penghasilan baru. "Kembangkan semua yang bisa didayagunakan untuk dapat penghasilan," ujar dia.
Menurut Safir, jika masyarakat sudah terlanjur belanja di sektor saham, maka bisa segera dipindahkan atau alihkan ke reksadana Pasar Uang atau pendapatan tetap. "Tapi kalau itu uang lebih, diamkan saja di saham tidak apa apa," tandasnya.
Financial Planner Safir Senduk menilai saat resesi seperti sekarang masyarakat sebaiknya berhenti belanja yang tidak mendesak dan penting. Seharusnya masyarakat bisa memprioritaskan belanja pada hal-hal yang memang mendesak saja.
(Baca Juga:Covid-19 Nanjak Terus, Resesi Ekonomi RI Bisa Lanjut ke Depresi)
Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa mempertahankan uang tunai jika kemungkinan berjaga jaga kalau resesi ini berkepanjangan. "Tetap lakukan investasi. Namun harus fokus pada produk Reksa Dana Pasar Uang dan juga (jenis investasi) pendapatan tetap," kata Safir saat dihubungi di Jakarta Kamis (5/11/2020.
(Baca juga:Aplikasi IPOT Permudah Investasi Reksa Dana)
Dia juga meminta agar masyarakat bisa fokus untuk mencari sumber penghasilan baru. "Kembangkan semua yang bisa didayagunakan untuk dapat penghasilan," ujar dia.
Menurut Safir, jika masyarakat sudah terlanjur belanja di sektor saham, maka bisa segera dipindahkan atau alihkan ke reksadana Pasar Uang atau pendapatan tetap. "Tapi kalau itu uang lebih, diamkan saja di saham tidak apa apa," tandasnya.
(dar)