Resesi Sudah Berlangsung Lama, BPS Hanya Pemberi Stempel
Kamis, 05 November 2020 - 22:08 WIB
JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah mengungkapkan bahwa pada dasarnya resesi ekonomi yang terjadi di RI sudah berlangsung lama sejak wabah corona mulai menyerang dengan cepat jauh sebelum pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kita pada triwulan II negatif dilanjut ke triwulan III juga negatif. Artinya kita sudah resesi. Pengumuman BPS ini mengonfirmasi saja kalau kita sudah mengalami resesi," ujar dia saat dihubungi SINDOnews, di Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Menurutnya resesi ekonomi hanya bisa bangkit dengan membendung dengan cepat penularan virus corona. Setelah berhasil, baru perekonomian bisa kembali pulih secara bertahap. Pasalnya selama wabah masih terus menyebar maka masyarakat takut untuk bepergian keluar rumah sehingga menyebabkan konsumsi menurun.
Belum lagi, imbuhnya, dibarengi dengan pemotongan gaji oleh para pekerja akibat perusahaan terpuruk. Permasalahan tersebut sudah pasti membua ekonomi terpuruk karena daya beli turun signifikan. "Fokus pemerintah sebaiknya lebih kepada penanggulangan pandemi. Perekonomian akan membaik ketika pandemi berakhir," kata Piter.
Dia menandaskan bahwa resesi memang tidak bisa dielakkan di tengah pandemi utamanya bagi negara yang masih terus mencetak rekor angka positif. Namun bagi negara yang berhasil keluar dari pandemi maka ekonominya juga akan pulih dengana cepat. Dia memberikan contoh seperti di China, dengan penanganann yang cepat maka negara tersebut tidak mengalami resesi. Pasalnya negara tersebut gigih bersama-sama mengakhiri pandemi. Namun demikian, ekonomi RI relatif lebih baik. Pasalnya kontraski pada triwulan III tidak seburuk kuartal II 2020. "Perbaikan ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan keempat," kata dia.
"Kita pada triwulan II negatif dilanjut ke triwulan III juga negatif. Artinya kita sudah resesi. Pengumuman BPS ini mengonfirmasi saja kalau kita sudah mengalami resesi," ujar dia saat dihubungi SINDOnews, di Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Menurutnya resesi ekonomi hanya bisa bangkit dengan membendung dengan cepat penularan virus corona. Setelah berhasil, baru perekonomian bisa kembali pulih secara bertahap. Pasalnya selama wabah masih terus menyebar maka masyarakat takut untuk bepergian keluar rumah sehingga menyebabkan konsumsi menurun.
Belum lagi, imbuhnya, dibarengi dengan pemotongan gaji oleh para pekerja akibat perusahaan terpuruk. Permasalahan tersebut sudah pasti membua ekonomi terpuruk karena daya beli turun signifikan. "Fokus pemerintah sebaiknya lebih kepada penanggulangan pandemi. Perekonomian akan membaik ketika pandemi berakhir," kata Piter.
Dia menandaskan bahwa resesi memang tidak bisa dielakkan di tengah pandemi utamanya bagi negara yang masih terus mencetak rekor angka positif. Namun bagi negara yang berhasil keluar dari pandemi maka ekonominya juga akan pulih dengana cepat. Dia memberikan contoh seperti di China, dengan penanganann yang cepat maka negara tersebut tidak mengalami resesi. Pasalnya negara tersebut gigih bersama-sama mengakhiri pandemi. Namun demikian, ekonomi RI relatif lebih baik. Pasalnya kontraski pada triwulan III tidak seburuk kuartal II 2020. "Perbaikan ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan keempat," kata dia.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda