Mobil Listrik Massal: Masih Jauh Colokan dari Setrum
Kamis, 05 November 2020 - 22:21 WIB
JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyampaikan kesiapannya untuk meluncurkan mobil listrik di Tanah Air. Namun, Gaikindo juga masih menanti persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menyambutnya. ( Baca juga:GAIKINDO Akui Corona Masih Gerogoti Penjualan Mobil di Indonesia )
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyatakan, persiapan yang dimaksud di antaranya terkait Perpres No. 55 Tahun 2019 tentang percepatan program mobil listrik berbasis baterai yang masih membutuhkan peraturan turunannya dan kesiapan infrastruktur seperti charging station.
"Secara garis besar kita industri sebetulnya sudah siap juga untuk meluncurkan mobil-mobil listrik karena hampir semua merek di dunia sudah punya produk mobil listrik yang kita sebut BEV (battery electric vehicle). Masalahnya, cuma kita tinggal menunggu dari pihak pemerintah adalah kesiapan-kesiapan lainnya," ujar Jongkie dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (5/11/2020).
Jongkie menambahkan, pihaknya juga akan mempelajari dan melakukan penjajakan terkait merek dan produk mobil listrik apa saja yang besar kemungkinan untuk masuk ke Tanah Air.
"Selain itu mereka (produsen mobil listrik) tentunya akan melakukan yang namanya market survei atau menjajaki pasar. Setelah itu tentunya mereka akan mengimpor dulu untuk tahap pertama secara utuh mobil-mobilnya. Lalu mungkin akan ditentukan barangkali bagian mana yang akan diproduksi di dalam negeri," katanya.
Tidak hanya itu, dia menyebut bahwa Gaikindo juga sangat memperhatikan terkait harga mobil listrik karena harganya tidak murah. Pasalnya, 60% dari total penjualan mobil di Indonesia per tahunnya adalah mobil di kisaran harga di bawah Rp200-250 juta.
"Nah, sedangkan mobil listrik umumnya rata-rata harganya masih di atas Rp500 juta. Inilah yang perlu nanti kita sesuaikan dalam arti kata bisa engga merek-merek ini memproduksi mobil yang harganya di bawah itu," ucapnya. ( Baca juga:Bukan Cuma Gatot Nurmantyo, Ini Daftar Mantan Panglima TNI yang Dianugerahi Bintang Mahaputera )
"Karena kalau tidak, pasarnya tentu tidak bisa sebesar yang hari ini ada. Dengan adanya income per kapita masyarakat Indonesia, maka otomatis daya beli masyarakat kita itu ada di mobil-mobil dengan harga Rp250 juta ke bawah. Ini nanti kita carikan jalan keluar," sambungnya.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyatakan, persiapan yang dimaksud di antaranya terkait Perpres No. 55 Tahun 2019 tentang percepatan program mobil listrik berbasis baterai yang masih membutuhkan peraturan turunannya dan kesiapan infrastruktur seperti charging station.
"Secara garis besar kita industri sebetulnya sudah siap juga untuk meluncurkan mobil-mobil listrik karena hampir semua merek di dunia sudah punya produk mobil listrik yang kita sebut BEV (battery electric vehicle). Masalahnya, cuma kita tinggal menunggu dari pihak pemerintah adalah kesiapan-kesiapan lainnya," ujar Jongkie dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (5/11/2020).
Jongkie menambahkan, pihaknya juga akan mempelajari dan melakukan penjajakan terkait merek dan produk mobil listrik apa saja yang besar kemungkinan untuk masuk ke Tanah Air.
"Selain itu mereka (produsen mobil listrik) tentunya akan melakukan yang namanya market survei atau menjajaki pasar. Setelah itu tentunya mereka akan mengimpor dulu untuk tahap pertama secara utuh mobil-mobilnya. Lalu mungkin akan ditentukan barangkali bagian mana yang akan diproduksi di dalam negeri," katanya.
Tidak hanya itu, dia menyebut bahwa Gaikindo juga sangat memperhatikan terkait harga mobil listrik karena harganya tidak murah. Pasalnya, 60% dari total penjualan mobil di Indonesia per tahunnya adalah mobil di kisaran harga di bawah Rp200-250 juta.
"Nah, sedangkan mobil listrik umumnya rata-rata harganya masih di atas Rp500 juta. Inilah yang perlu nanti kita sesuaikan dalam arti kata bisa engga merek-merek ini memproduksi mobil yang harganya di bawah itu," ucapnya. ( Baca juga:Bukan Cuma Gatot Nurmantyo, Ini Daftar Mantan Panglima TNI yang Dianugerahi Bintang Mahaputera )
"Karena kalau tidak, pasarnya tentu tidak bisa sebesar yang hari ini ada. Dengan adanya income per kapita masyarakat Indonesia, maka otomatis daya beli masyarakat kita itu ada di mobil-mobil dengan harga Rp250 juta ke bawah. Ini nanti kita carikan jalan keluar," sambungnya.
(uka)
tulis komentar anda