Terungkap! Pedasnya Harga Cabai Jadi Biang Kerok Inflasi November
Jum'at, 06 November 2020 - 15:41 WIB
JAKARTA - Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu pertama November 2020, perkembangan harga pada bulan November 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,18% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2020 secara tahun kalender sebesar 1,14% (year to date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,5% (year on year/yoy).
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjarnako mengatakan penyumbang utama inflasi, yaitu daging ayam ras sebesar 0,08% (month to month/mtm), cabai merah sebesar 0,03% (mtm), telur ayam ras dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta cabai rawit dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
"Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas tarif angkutan udara sebesar -0.02% (mtm) dan emas perhiasan sebesar -0,01% (mtm)," kata Onny di Jakarta, Jumat (6/11/2020).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. "Ada langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tandasnya.
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjarnako mengatakan penyumbang utama inflasi, yaitu daging ayam ras sebesar 0,08% (month to month/mtm), cabai merah sebesar 0,03% (mtm), telur ayam ras dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta cabai rawit dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
"Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas tarif angkutan udara sebesar -0.02% (mtm) dan emas perhiasan sebesar -0,01% (mtm)," kata Onny di Jakarta, Jumat (6/11/2020).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. "Ada langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda