Mentan Yasin Limpo Antisipasi Kemungkinan Terburuk Dampak La Nina
Senin, 09 November 2020 - 18:58 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan langkah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari dampak perubahan iklim ekstrem atau La Nina . Dalam beberapa minggu terakhir telah terjadi peningkatan curah hujan yang diproyeksi hingga Februari 2021, dimana berpeluang menganggu masa tanam sektor pertanian .
(Baca Juga: Jumlah Penduduk Bertambah, Sektor Pertanian Kian Penting )
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kemungkinan buruk yang terjadi dari dampak La Nina jika musim tanam terganggu. Salah satunya akibat curah hujan tinggi mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah.
"Daerah langganan banjir dan kemungkinan kontur tanah, yang mana daerah hijau. Kami sudah menghitung tidak kurang dari 4 persen dari lahan (yang terganggu)," ujar Mentan Yasin Limpo dalam video virtual di Jakarta, Senin (9/11/2020).
Selain itu, cara mengantisipasi dan memitigasi dampak badai La Nina terhadap produksi pertanian yaitu dengan melakukan mapping di seluruh wilayah rawan banjir. "Kita memetakan zona merah atau rawan banjir, untuk kemudian akan diupayakan kesiapan sarana pendukungnya untuk menekan potensi terjadinya banjir," paparnya.
(Baca Juga: Stok 11 Pangan Pokok Aman Sampai Akhir Tahun, Ini Rinciannya )
Serta menggunakan aplikasi early warning system dan memantau semua informasi yang ada di BMKG. Lalu, membentuk gerakkan yang terdiri dari brigade La Nina (satgas OPT-DPI), brigade alsin dan tanam, serta brigade panen dan serap gabah kostraling.
"Ada brigade yang jaga, brigade untuk mempersiapkan khusus persiapkan panen," tandasnya.
(Baca Juga: Jumlah Penduduk Bertambah, Sektor Pertanian Kian Penting )
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kemungkinan buruk yang terjadi dari dampak La Nina jika musim tanam terganggu. Salah satunya akibat curah hujan tinggi mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah.
"Daerah langganan banjir dan kemungkinan kontur tanah, yang mana daerah hijau. Kami sudah menghitung tidak kurang dari 4 persen dari lahan (yang terganggu)," ujar Mentan Yasin Limpo dalam video virtual di Jakarta, Senin (9/11/2020).
Selain itu, cara mengantisipasi dan memitigasi dampak badai La Nina terhadap produksi pertanian yaitu dengan melakukan mapping di seluruh wilayah rawan banjir. "Kita memetakan zona merah atau rawan banjir, untuk kemudian akan diupayakan kesiapan sarana pendukungnya untuk menekan potensi terjadinya banjir," paparnya.
(Baca Juga: Stok 11 Pangan Pokok Aman Sampai Akhir Tahun, Ini Rinciannya )
Serta menggunakan aplikasi early warning system dan memantau semua informasi yang ada di BMKG. Lalu, membentuk gerakkan yang terdiri dari brigade La Nina (satgas OPT-DPI), brigade alsin dan tanam, serta brigade panen dan serap gabah kostraling.
"Ada brigade yang jaga, brigade untuk mempersiapkan khusus persiapkan panen," tandasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda