Mentan Sebut Stok Beras Berlebih dan Bisa Diekspor
Selasa, 10 November 2020 - 06:26 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan beras aman hingga tahun depan. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, stok beras bahkan berlebih hingga 7 juta ton.
Menurut dia, pada dua musim tanam di tahun ini, produksi beras dalam negeri mencapai lebih dari 30 juta ton. Dengan stok yang surplus 7 juta ton, dia mengatakan cadangan beras akan aman hingga di awal 2021.
“Saat ini, 11 bahan pokok dasar dalam kondisi penuh dan terkendali hingga akhir 2020. Untuk musim tanam 1 dan 2, sektor pertanian telah menghasilkan kurang lebih 31 juta ton lebih beras. Stok beras ini akan bertahan hingga 2021 dan bahkan ada overstock di 6,7 juta ton untuk kita ekspor,” jelas Syahrul dalam video virtual, Senin (9/11/2020).
( )
Selain memastikan ketahanan pangan, Syahrul juga mengungkapkan langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah untuk mempertahankan pangan di tengah ancaman curah hujan tinggi dan bencana. Menurutnya, Kementan telah melakukan pemetaan lahan-lahan produktif dengan potensi risiko bencana yang berbeda-beda.
“Daerah yang langgaran banjir dan kontur tanahnya berbahaya, tidak lebih dari 4% dari lahan produktif yang ada. Pada lahan-lahan merah, kami fokuskan ke varietas yang tahan air sesuai mapping yang dipersiapkan,” jelasnya.
Lebih jauh, Mentan mengungkapkan bahwa diversifikasi komoditas dapat meningkatkan ketahanan pangan, serta membuka peluang ekspor. Untun itu, lanjut dia, masyarakat dapat melakukan efisiensi lahan dengan mengembangkan komoditas-komoditas yang diminati dunia.
( )
“Kami berharap ada diversifikasi komoditas dapat menjawab tantangan ketahanan pangan. Kita bisa kembangkan produk ekspor, seperti buah dan herbal. Ini harus kita harus tingkatkan dan kembangkan,” tandasnya.
Menurut dia, pada dua musim tanam di tahun ini, produksi beras dalam negeri mencapai lebih dari 30 juta ton. Dengan stok yang surplus 7 juta ton, dia mengatakan cadangan beras akan aman hingga di awal 2021.
“Saat ini, 11 bahan pokok dasar dalam kondisi penuh dan terkendali hingga akhir 2020. Untuk musim tanam 1 dan 2, sektor pertanian telah menghasilkan kurang lebih 31 juta ton lebih beras. Stok beras ini akan bertahan hingga 2021 dan bahkan ada overstock di 6,7 juta ton untuk kita ekspor,” jelas Syahrul dalam video virtual, Senin (9/11/2020).
( )
Selain memastikan ketahanan pangan, Syahrul juga mengungkapkan langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah untuk mempertahankan pangan di tengah ancaman curah hujan tinggi dan bencana. Menurutnya, Kementan telah melakukan pemetaan lahan-lahan produktif dengan potensi risiko bencana yang berbeda-beda.
“Daerah yang langgaran banjir dan kontur tanahnya berbahaya, tidak lebih dari 4% dari lahan produktif yang ada. Pada lahan-lahan merah, kami fokuskan ke varietas yang tahan air sesuai mapping yang dipersiapkan,” jelasnya.
Lebih jauh, Mentan mengungkapkan bahwa diversifikasi komoditas dapat meningkatkan ketahanan pangan, serta membuka peluang ekspor. Untun itu, lanjut dia, masyarakat dapat melakukan efisiensi lahan dengan mengembangkan komoditas-komoditas yang diminati dunia.
( )
“Kami berharap ada diversifikasi komoditas dapat menjawab tantangan ketahanan pangan. Kita bisa kembangkan produk ekspor, seperti buah dan herbal. Ini harus kita harus tingkatkan dan kembangkan,” tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda