Wow, Komposisi Kredit UMKM BRI Capai 80 Persen
Rabu, 11 November 2020 - 11:52 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menyalurkan kredit sebanyak Rp935,35 triliun di kuartal III (Q3) 2020. Jumlah ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit industri yang sebesar 0,12%, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di bulan September 2020. ( Baca juga:Omzet Turun 50%, UMKM Bakery Ini Pantang Menyerah di Tengah Pandemi )
"Penyokong utamanya adalah segmen kredit mikro yang tumbuh sebesar 8,91% year-on-year (yoy) dan kredit ritel menengah tumbuh 9,95% yoy," ujar Sunarso dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu(11/11/2020).
Bahkan, dia menyebutkan bahwa komposisi kredit, khususnya UMKM, tumbuh signifikan berkat refocusing segmen UMKM. Porsi kredit UMKM semula 78,1% pada 2019, dan saat ini porsinya mencapai 80,65%.
"Ini merupakan sebuah milestone bagi perseroan, pertama kali BRI mencatat pertumbuhan kredit UMKM hingga 80%, yang awalnya ditargetkan untuk tahun 2022. Ternyata bisa dicapai di kuartal III tahun ini," ucap Sunarso.
Dia juga menegaskan bahwa kredit usaha rakyat (KUR), KUR super mikro, dan kredit modal kerja (KMK) dijamin sedemikian rupa oleh tim KMK BRI yang tangguh. Sehingga, risiko kreditnya manageable dan yieldnya pun baik.
"Per September 2020, kami juga memberikan restrukturisasi sebesar Rp193,7 triliun kepada lebih dari 2,95 juta nasabah," tambahnya.
Gencarnya restrukturisasi dengan penyaluran kredit sehat membuat NPL BRI berada di level 3,12%. Level NPL ini berada dibawah level NPL rata-rata industri perbankan di 3,15% per September 2020. ( Baca juga:Gatot Nurmantyo Tak Hadiri Penganugerahan Tanda Jasa dan Kehormatan )
DPK BRI hingga kuartal III tercatat sebesar Rp1.131,93 triliun, atau naik 18% yoy. Angka itu lebih baik dari rata-rata industri perbankan di 12,88%.
"Dana murah atau CASA mendominasi 59,02% dari total DPK, yakni sebesar Rp668,1 triliun," tukas Sunarso.
"Penyokong utamanya adalah segmen kredit mikro yang tumbuh sebesar 8,91% year-on-year (yoy) dan kredit ritel menengah tumbuh 9,95% yoy," ujar Sunarso dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu(11/11/2020).
Bahkan, dia menyebutkan bahwa komposisi kredit, khususnya UMKM, tumbuh signifikan berkat refocusing segmen UMKM. Porsi kredit UMKM semula 78,1% pada 2019, dan saat ini porsinya mencapai 80,65%.
"Ini merupakan sebuah milestone bagi perseroan, pertama kali BRI mencatat pertumbuhan kredit UMKM hingga 80%, yang awalnya ditargetkan untuk tahun 2022. Ternyata bisa dicapai di kuartal III tahun ini," ucap Sunarso.
Dia juga menegaskan bahwa kredit usaha rakyat (KUR), KUR super mikro, dan kredit modal kerja (KMK) dijamin sedemikian rupa oleh tim KMK BRI yang tangguh. Sehingga, risiko kreditnya manageable dan yieldnya pun baik.
"Per September 2020, kami juga memberikan restrukturisasi sebesar Rp193,7 triliun kepada lebih dari 2,95 juta nasabah," tambahnya.
Gencarnya restrukturisasi dengan penyaluran kredit sehat membuat NPL BRI berada di level 3,12%. Level NPL ini berada dibawah level NPL rata-rata industri perbankan di 3,15% per September 2020. ( Baca juga:Gatot Nurmantyo Tak Hadiri Penganugerahan Tanda Jasa dan Kehormatan )
DPK BRI hingga kuartal III tercatat sebesar Rp1.131,93 triliun, atau naik 18% yoy. Angka itu lebih baik dari rata-rata industri perbankan di 12,88%.
"Dana murah atau CASA mendominasi 59,02% dari total DPK, yakni sebesar Rp668,1 triliun," tukas Sunarso.
(uka)
tulis komentar anda