Waduh, Jawa Barat Kecanduan Kapas Impor dari China
Kamis, 12 November 2020 - 14:24 WIB
BANDUNG - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto mengaku optimistis ekonomi Jawa Barat pada triwulan 4-2020 akan membaik, seiring mulai menggeliatnya industri di China . ( Baca juga:Sri Mulyani Ungkap Sektor-Sektor yang Menguat dan Melempem )
"Lini produksi Tiongkok yang sebelumnya produksinya terganggu, sekarang mulai produksi. Artinya, produksi bahan baku akan mulai berjalan. Bahan baku ini sangat penting bagi industri di Jawa Barat karena harganya murah," kata Herawanto pada diskusi Sinergi OJK dan BI di Hotel Hilton, Kota Bandung, Kamis (12/11/2020).
Diketahui, ketergantungan Jawa Barat terhadap produk bahan baku dari China sangat tinggi, terutama industri tekstil. Impor bahan baku kapas setiap tahunnya terus meningkat.
"Kalau produksi bahan baku mulai berjalan, ini akan menggerakkan industri kita. Beberapa indikator ekonomi lainnya juga terus menunjukan perbaikan pada triwulan IV-2020," katanya.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III-2020 sebesar 4% masih lebih terpuruk dibanding nasional karena ekonomi Jabar 40% ditopang industri manufaktur. Sementara, mayoritas industri masih tersendat akibat keterbatasan bahan baku.
Menurut Herawanto, ketersediaan suplai di Jawa Barat sangat penting bagi ekonomi kawasan ini. Dengan naiknya suplai, artinya industri mulai bergerak, pendapatan masyarakat juga naik. ( Baca juga:Gatot Nurmantyo Tak Datang ke Istana: Jaga Jarak atau Cari Simpati Publik? )
"Salah satu kunci pemulihan ekonomi Jawa Barat adalah menjaga keseimbangan pasar, dalam hal ini permintaan dan pasokan. Permintaan akan mendorong daya beli, sementara pasokan akan menggerakkan pariwisata, investasi, dan bangkitkan UMKM," imbuh dia.
"Lini produksi Tiongkok yang sebelumnya produksinya terganggu, sekarang mulai produksi. Artinya, produksi bahan baku akan mulai berjalan. Bahan baku ini sangat penting bagi industri di Jawa Barat karena harganya murah," kata Herawanto pada diskusi Sinergi OJK dan BI di Hotel Hilton, Kota Bandung, Kamis (12/11/2020).
Diketahui, ketergantungan Jawa Barat terhadap produk bahan baku dari China sangat tinggi, terutama industri tekstil. Impor bahan baku kapas setiap tahunnya terus meningkat.
"Kalau produksi bahan baku mulai berjalan, ini akan menggerakkan industri kita. Beberapa indikator ekonomi lainnya juga terus menunjukan perbaikan pada triwulan IV-2020," katanya.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III-2020 sebesar 4% masih lebih terpuruk dibanding nasional karena ekonomi Jabar 40% ditopang industri manufaktur. Sementara, mayoritas industri masih tersendat akibat keterbatasan bahan baku.
Menurut Herawanto, ketersediaan suplai di Jawa Barat sangat penting bagi ekonomi kawasan ini. Dengan naiknya suplai, artinya industri mulai bergerak, pendapatan masyarakat juga naik. ( Baca juga:Gatot Nurmantyo Tak Datang ke Istana: Jaga Jarak atau Cari Simpati Publik? )
"Salah satu kunci pemulihan ekonomi Jawa Barat adalah menjaga keseimbangan pasar, dalam hal ini permintaan dan pasokan. Permintaan akan mendorong daya beli, sementara pasokan akan menggerakkan pariwisata, investasi, dan bangkitkan UMKM," imbuh dia.
(uka)
tulis komentar anda