Inggris Masih Resesi, Ekonominya Minus 9,6 Persen pada Kuartal III
Kamis, 12 November 2020 - 15:11 WIB
LONDON - Inggris ternyata masih belum lepas dari jeratan resesi akibat pandemi Covid-19 . Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) melaporkan ekonomi negara tersebut minus 9,6% pada kuartal III 2020 (Juli-September). ( Baca juga:Kisah Mobil Lincoln, Saksi Bisu Pemicu Hari Pahlawan )
Inggris resmi masuk jurang resesi sejak kuartal II tahun ini, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang terkontraksi 21,5%, menyusul kuartal I minus 2,1%. Meski begitu, dalam basis kuartalan ekonomi Inggris tercatat tumbuh positif 15,5% pada kuartal III tahun ini.
“Dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, ekonomi Inggris turun 9,6%. Ini lebih dari dua kali lipat penurunan kumulatif PDB yang diamati di Italia, Jerman, dan Prancis dan hampir tiga kali lipat ukuran penurunan tahunan di AS,” ujar juru bicara ONS dikutip dari Telegraph, Kamis (12/11/2020).
ONS mengatakan, telah terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada bulan Agustus dan September seiring naiknya angka kasus infeksi corona selama kuartal tersebut. Memang PDB Inggris meningkat sebesar 6,3% pada bulan Juli, karena lockdown yang sempat dilonggarkan sebelum akhirnya diperketat kembali.
Dalam laporannya, ONS menyebut sejak puncak pertumbuhan bulanan pada Juni, setelah itu pertumbuhan PDB dan sektor utamanya melambat, meski sektor jasa tumbuh 1,0%, produksi 0,5% dan konstruksi 2,9% pada akhir kuartal III 2020. ( Baca juga:Terungkap! Ini Alasan Australia Memberikan Utang Rp15 Triliun ke RI )
Komite Kebijakan Moneter Inggris (MPC) memperkirakan akan terjadi penurunan selama kuartal IV tahun ini, sebelum akhirnya pemulihan yang diprediksi stabil dari awal 2021 dan seterusnya. Pertumbuhan pada kuartal IV sedikit lebih rendah dari ekspektasi Bank Sentral Inggris (BoE).
Inggris resmi masuk jurang resesi sejak kuartal II tahun ini, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang terkontraksi 21,5%, menyusul kuartal I minus 2,1%. Meski begitu, dalam basis kuartalan ekonomi Inggris tercatat tumbuh positif 15,5% pada kuartal III tahun ini.
“Dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, ekonomi Inggris turun 9,6%. Ini lebih dari dua kali lipat penurunan kumulatif PDB yang diamati di Italia, Jerman, dan Prancis dan hampir tiga kali lipat ukuran penurunan tahunan di AS,” ujar juru bicara ONS dikutip dari Telegraph, Kamis (12/11/2020).
ONS mengatakan, telah terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada bulan Agustus dan September seiring naiknya angka kasus infeksi corona selama kuartal tersebut. Memang PDB Inggris meningkat sebesar 6,3% pada bulan Juli, karena lockdown yang sempat dilonggarkan sebelum akhirnya diperketat kembali.
Dalam laporannya, ONS menyebut sejak puncak pertumbuhan bulanan pada Juni, setelah itu pertumbuhan PDB dan sektor utamanya melambat, meski sektor jasa tumbuh 1,0%, produksi 0,5% dan konstruksi 2,9% pada akhir kuartal III 2020. ( Baca juga:Terungkap! Ini Alasan Australia Memberikan Utang Rp15 Triliun ke RI )
Komite Kebijakan Moneter Inggris (MPC) memperkirakan akan terjadi penurunan selama kuartal IV tahun ini, sebelum akhirnya pemulihan yang diprediksi stabil dari awal 2021 dan seterusnya. Pertumbuhan pada kuartal IV sedikit lebih rendah dari ekspektasi Bank Sentral Inggris (BoE).
(uka)
tulis komentar anda