Bangun Pusat Riset Energi, Pertamina-PLN Dirikan Indonesia Energy and Electricity Institute
Selasa, 01 Desember 2020 - 17:28 WIB
JAKARTA - Pertamina bersinergi dengan PLN sepakat untuk membangun pusat riset energi untuk membang ketahanan, kemandirian dan kedaulatan energi nasional. Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembentukan Indonesia Energy and Electricity Institute (IEEI) oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini serta disaksikan Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat (13/11/2020).
IEEI akan menjadi pusat riset energi mengenai tren teknologi dan perkembangannya, membangun database untuk kegiatan riset dan kajian di bidang kebijakan dengan memperhatikan sumber daya alam Indonesia. Serta berperan aktif dalam advokasi di bidang energi hingga level global dari perspektif Indonesia dalam penyusunan regulasi.
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pembentukan IEEI ini merupakan bentuk sinergi BUMN di Indonesia dalam hal joint research yang pertama di Indonesia dalam sektor energi dan ketenagalistrikan. "IEEI diharapkan dapat menjadi national thought leader dan regional thought leader yang dapat menjadi basis dan rujukan riset-riset di sektor energi dan ketenagalistrikan dalam hal technical research, policy research serta menjadi Global Platform Energy,” ujar Budi.
Menurut Budi, energi memberikan dampak yang sangat besar dalam peradaban manusia, sehingga transisi energi juga akan memberikan dampak yang masif pada peradaban manusia.
“Dalam transisi ini tentunya ada negara atau perusahaan yang survive dan kalah, harapan saya Pertamina dan PLN menjadi perusahaan yang survive dalam transisi energi ini,” imbuh Budi.
Budi berharap, Pertamina dan PLN dapat melaksanakan studi bersama serta mempertajam organisasi yang dibentuk dengan memperhatikan isu-isu terkini di transisi energi dan transformasi serta digitalisasi energi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan IEEI diharapkan dapat memberikan lebih banyak pemikiran untuk transisi energi kedepan. “Pandemi Covid-19 telah mengakselerasi transisi energi global sedemikian cepatnya sehingga Pertamina dan PLN sebagai garda terdepan dalam energi harus bergerak bersama untuk menjawab tantangan ini demi mencapai Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability, dan Sustainability untuk memenuhi kedaulatan energi nasional,” ujar Nicke seusai penandatanganan MoU, Jumat (13/11/2020).
Nicke manambahkan, Pertamina dan PLN adalah penggerak roda besar perekonomian Indonesia. Di tahap awal, Pertamina dan PLN akan masuk dalam riset dan teknologi, mengingat saat ini kita memiliki sunber daya alam yang melimpah namun terbatas dalam teknologi. “Diharapkan IEEI ini dapat memberikan advokasi untuk pemerintahan kita dan kedepannya dapat menjadi advokasi di dunia internasional,” imbuh Nicke
Menurut Nicke, Pertamina dan PLN dapat melanjutkan dan meningkatkan kerjasama yang selama ini telah berlangsung dengan baik demi kemandirian dan ketahanan energi nasional dan keberhasilan transisi dan transformasi energi agar Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang kokoh dan maju.
IEEI akan menjadi pusat riset energi mengenai tren teknologi dan perkembangannya, membangun database untuk kegiatan riset dan kajian di bidang kebijakan dengan memperhatikan sumber daya alam Indonesia. Serta berperan aktif dalam advokasi di bidang energi hingga level global dari perspektif Indonesia dalam penyusunan regulasi.
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pembentukan IEEI ini merupakan bentuk sinergi BUMN di Indonesia dalam hal joint research yang pertama di Indonesia dalam sektor energi dan ketenagalistrikan. "IEEI diharapkan dapat menjadi national thought leader dan regional thought leader yang dapat menjadi basis dan rujukan riset-riset di sektor energi dan ketenagalistrikan dalam hal technical research, policy research serta menjadi Global Platform Energy,” ujar Budi.
Menurut Budi, energi memberikan dampak yang sangat besar dalam peradaban manusia, sehingga transisi energi juga akan memberikan dampak yang masif pada peradaban manusia.
“Dalam transisi ini tentunya ada negara atau perusahaan yang survive dan kalah, harapan saya Pertamina dan PLN menjadi perusahaan yang survive dalam transisi energi ini,” imbuh Budi.
Budi berharap, Pertamina dan PLN dapat melaksanakan studi bersama serta mempertajam organisasi yang dibentuk dengan memperhatikan isu-isu terkini di transisi energi dan transformasi serta digitalisasi energi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan IEEI diharapkan dapat memberikan lebih banyak pemikiran untuk transisi energi kedepan. “Pandemi Covid-19 telah mengakselerasi transisi energi global sedemikian cepatnya sehingga Pertamina dan PLN sebagai garda terdepan dalam energi harus bergerak bersama untuk menjawab tantangan ini demi mencapai Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability, dan Sustainability untuk memenuhi kedaulatan energi nasional,” ujar Nicke seusai penandatanganan MoU, Jumat (13/11/2020).
Nicke manambahkan, Pertamina dan PLN adalah penggerak roda besar perekonomian Indonesia. Di tahap awal, Pertamina dan PLN akan masuk dalam riset dan teknologi, mengingat saat ini kita memiliki sunber daya alam yang melimpah namun terbatas dalam teknologi. “Diharapkan IEEI ini dapat memberikan advokasi untuk pemerintahan kita dan kedepannya dapat menjadi advokasi di dunia internasional,” imbuh Nicke
Menurut Nicke, Pertamina dan PLN dapat melanjutkan dan meningkatkan kerjasama yang selama ini telah berlangsung dengan baik demi kemandirian dan ketahanan energi nasional dan keberhasilan transisi dan transformasi energi agar Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang kokoh dan maju.
tulis komentar anda