Kabar Biden hingga Pfizer, IHSG Pekan Ini Diramal Ijo Royo-royo
Senin, 16 November 2020 - 10:54 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan mengalami penguatan pekan ini. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen yang didominasi dari eksternal atau luar negeri.
Head of Research PT Panin Sekuritas, Nico Laurens mengatakan, peningkatan yang terjadi pada IHSG di minggu lalu didorong dari bursa regional. Selain itu, unggulnya Joe Biden di pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) juga masih mempengaruhi kinerja indeks global.
"Kalau kita lihat sentimen dengan masih memimpinnya Biden dari sisi Pemilu AS itu yang menjadi harapan atau optimisme dari sisi investor, karena kalau kita lihat bahwa tren ini kita lihat bakal mengurangi tensi antara AS dengan negara lain, seperti China, Eropa, itu yang ibaratnya sentimen positif tensinya agak turun, itu bakalan positif sebenarnya itu karena mereka trading pasar buat Indonesia, China, AS, Eropa dan akan jadi positif," ujar Nico dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (16/11/2020).
Nico menambahkan, indikator positif terkait keunggulan Joe Biden juga terkait dengan sisi kebijakan yang akan dia lakukan, dimana mantan wakil presiden AS itu akan menerapkan stimulus tetap tinggi. "Kalau stimulus tetap tinggi salah satunya adalah dr sisi uang beredar otomatis akan tinggi juga dan itu bakal akan ada pressure untuk dolar indeks. Jadi, foreign investor bisa masuk ke Indonesia juga didorong oleh volatilitas rupiah sebenarnya engga terlalu kenceng. Jadi, ini yang sebenarnya jadi katalis positif," katanya.
Selain keunggulan Joe Biden, dia menyampaikan bahwa dari sisi development vaksin Covid-19 juga turut mempengaruhi kinerja indeks, dimana pengembangan vaksin milik Pfizer asal Amerika Serikat yang berkolaborasi dengan BioNTech (Jerman) yang diklaim efektif menangkal Covid-19 hingga lebih dari 90 persen tanpa adanya efek samping berbahaya.
"Dari sisi development vacsin, jadi kalau kita lihat dari statement Pfizer secara acticity rate itu bisa sampai 90 persen, itu sebenarnya jadi sedikit unexpected karena dr sisi market ekspektasinya at least di kuartal I-2021, cuma kalau kita lihat sekarang kan ibaratnya directorynya di bulan November jadi itu seperti lebih cepat dibanding ekspektasi awal," ucapnya.
Head of Research PT Panin Sekuritas, Nico Laurens mengatakan, peningkatan yang terjadi pada IHSG di minggu lalu didorong dari bursa regional. Selain itu, unggulnya Joe Biden di pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) juga masih mempengaruhi kinerja indeks global.
"Kalau kita lihat sentimen dengan masih memimpinnya Biden dari sisi Pemilu AS itu yang menjadi harapan atau optimisme dari sisi investor, karena kalau kita lihat bahwa tren ini kita lihat bakal mengurangi tensi antara AS dengan negara lain, seperti China, Eropa, itu yang ibaratnya sentimen positif tensinya agak turun, itu bakalan positif sebenarnya itu karena mereka trading pasar buat Indonesia, China, AS, Eropa dan akan jadi positif," ujar Nico dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (16/11/2020).
Nico menambahkan, indikator positif terkait keunggulan Joe Biden juga terkait dengan sisi kebijakan yang akan dia lakukan, dimana mantan wakil presiden AS itu akan menerapkan stimulus tetap tinggi. "Kalau stimulus tetap tinggi salah satunya adalah dr sisi uang beredar otomatis akan tinggi juga dan itu bakal akan ada pressure untuk dolar indeks. Jadi, foreign investor bisa masuk ke Indonesia juga didorong oleh volatilitas rupiah sebenarnya engga terlalu kenceng. Jadi, ini yang sebenarnya jadi katalis positif," katanya.
Selain keunggulan Joe Biden, dia menyampaikan bahwa dari sisi development vaksin Covid-19 juga turut mempengaruhi kinerja indeks, dimana pengembangan vaksin milik Pfizer asal Amerika Serikat yang berkolaborasi dengan BioNTech (Jerman) yang diklaim efektif menangkal Covid-19 hingga lebih dari 90 persen tanpa adanya efek samping berbahaya.
"Dari sisi development vacsin, jadi kalau kita lihat dari statement Pfizer secara acticity rate itu bisa sampai 90 persen, itu sebenarnya jadi sedikit unexpected karena dr sisi market ekspektasinya at least di kuartal I-2021, cuma kalau kita lihat sekarang kan ibaratnya directorynya di bulan November jadi itu seperti lebih cepat dibanding ekspektasi awal," ucapnya.
(nng)
tulis komentar anda